11. Sakit

225 184 123
                                    

"Sebesar apapun masalahmu, berjanjilah untuk tidak saling meninggalkan. Buang ego mu lalu tumbuhkan lah keyakinan untuk bisa saling menyempurnakan." -Aurel.

"Tingginya ego adalah cara paling ampuh untuk merobohkan hubungan bahkan hanya dengan sebatas omongan." -Rega.

__________________________________________

"M-maaf aku.."

"Aku apa? Lo siapa? Gue ngga ada waktu buat bersaing sama siapapun dan kalau lo mau ambil aja. Lagian juga bekas gue."

Amarah Aurel sudah sangat besar. Bahkan untuk sekedar memberi penjelasan saja rasanya sangat tidak berguna baginya.

"Oke gue cuman mau berdamai sama lo, gue ngga ada hubungan apa-apa sama cowok lo, dan asal lo tau gue disini cuman mau ngerjain tugas kelompok sama dia. So, kenalin, nama gue Dara." Menjabat tangan Aurel. Dengan sigap Aurel menarik tangannya yang sempat digenggam oleh Dara.

"Tugas kelompok berdua doang? Emang harus banget ngerjain berduaan di taman pula."

"Oke gue jelasin! Gue sama Rega lagi bahas rencana bimbingan kemah di SMA kalau nggak salah namanya SMA Nusantara and gue sama Rega terpilih sebagai pembina sekaligus pengajar. So, lo bisa pahamin ucapan gue?"

Deg!

Seketika jantung Aurel berhenti berdetak, jantungnya seperti tak berfungsi memompa darah lagi, bagaimana tidak? Apa Aurel akan bisa mengikuti kemah dengan menyaksikan mereka berdua bersama terus menerus sebagai pembina? Sedangkan dia tau kalau Universitas Rega yang akan menjadi pembina sekaligus pengajar di sekolahnya ketika kemah.

Rega hanya diam menyaksikan mereka berdua, dia tidak bisa berkata apa-apa bagaikan mulutnya telah di bekap dengan kenyataan. Dia merasa kalau dirinya menjadi laki-laki tidak berguna di mata Aurel.

Aurel tidak kuasa menahan air matanya. Sungguh hatinya sangat sakit untuk sekedar menerima kenyataan. Sebisa mungkin Aurel menahan air matanya agar tidak jatuh ketika berhadapan dengan Rega dan Dara. Dia hanya tidak ingin terlihat lemah.

"Oh gitu ya. Kalau gitu silahkan dilanjut diskusinya. Maaf kalau kehadiran gue mengganggu kerja kelompok kalian. Gue pergi dulu, permisi."

Aurel kini pergi meninggalkan mereka berdua dengan perasaan kecewa serta hati nya yang dibuat retak oleh Rega. Cewek mana yang kuat melihat pacarnya berduaan dengan cewe lain selain dia tanpa sepengetahuannya?

Setelah di rasa cukup jauh dari tempat Rega berada, air mata Aurel menetes membasahi pipi nya. Bagaikan matahari yang menyinari seketika menjadi awan gelap mendung disertai hujan yang turun membasahi bumi

Aurel terbatuk disela tangisnya. Dengan spontan Aurel menutup mulutnya dengan tangannya. Saat dirasa batuknya sudah selesai Aurel membuka tangannya dan terpampang jelas darah berada di telapak tangannya.

Aurel nampak lemas hingga akhirnya jatuh pingsan dipinggir jalan. Tak lama setelahnya Aurel pun tak terlihat karena di kerubungi oleh warga sekitar. Disisi lain Rega yang berusaha mengejar Aurel kini hanya sia-sia. Rega tidak bertemu Aurel karena Rega tidak menyadari adanya kerumunan warga, dia menganggap kalau itu bukan lah Aurel. Hingga akhirnya Rega pun pulang dengan perasaan yang bimbang dan penuh rasa bersalah.

Aurel kini pun dirawat di rumah sakit. Pihak rumah sakit juga sudah menghubungi keluarga Aurel, namun Rega belum tau tentang kondisi Aurel yang sekarang.

Disebuah lorong berwarna putih dengan ruangan-ruangan berisikan pasien tersebut nampak Elisya dan Andrian sedang mondar-mandir didepan salah satu ruangan yang tak lain adalah ruangan dimana Aurel di rawat.

A U R E G A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang