14. Kisah Yang Singkat

146 104 191
                                    

"Siap tidak siap setiap keputusan harus di terima meski kamu yang harus mengalah. Tapi yang jelas mengalah bukan berarti kalah." -Aurel

___________________________________________

Mereka sampai disekolah dan sebentar lagi pemberangkatan kemah akan segera dimulai.

Skip

Mereka berangkat menggunakan bus sekolah. Sesampainya di tempat kemah, siswa ditugaskan untuk membuat tenda setiap regu.

Rega kali ini menjadi pembina regu Aurel itupun karena permintaannya sendiri. Namun, Aurel belum melihat Rega sampai saat ini bahkan membantu mendirikan tenda saja tidak.

"Cit, lihat Rega?" Aurel bertanya kepada Citra mungkin saja dia melihat keberadaan kekasihnya.

"Ya ngga lah kan lo pacarnya kenapa malah nanya ke gue."

"Ya kali aja lo lihat gitu kek." Aurel kini menghampiri Agatha untuk mencoba menanyakan keberadaan Rega. "Tha, lu tau ngga Rega dimana?"

"Ngga."

Aurel memanyunkan bibirnya karena merasa kesal dia belum bertemu dengan Rega dari awal dia sampai di tempat perkemahan. Namun tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. "Hai sayangg." Orang itu mendekap tubuh Aurel. Tubuh mungil Aurel mampu di dekap habis oleh Rega bahkan sampai tidak terlihat. Kini yang dirasakan Aurel hanyalah kehangatan dan tentunya hal itu sangat membuatnya merasa nyaman.

"Darimana aja?" Aurel terlihat sedikit posesif kali ini. Mengingat kejadian Dara waktu itu membuat Aurel negative thingking takut jika miliknya akan direbut oleh orang lain.

"Astaga bantuin Pak Alex tadi."

"Ohh.."

"Jangan ngambek cantik, lagian aku ngga dari mana-mana kok."

"Dih yang ngambek juga siapa?"

"Kirain. Kamu sudah selesai bikin tenda?"

"Udah kok."

"Pinter. Nih aku bawain kamu es krim. Aku yakin pasti mau kan? Kamu mah kalau dikasih es krim ngga akan nolak." Rega menyodorkan es krim yang sengaja tadi dia beli di Alfamart dekat tempat perkemahan.

"Tau aja." Aurel mengambil es krim pemberian Rega dan membuka bungkusnya kemudian melahap es krim tersebut sampai habis.

"Rel.."

"Apa?" Aurel masih asik dengan es krimnya.

Aurel sontak memberhentikan makan es krimnya ketika melihat Rega yang wajahnya semakin mendekat bahkan sangat dekat dengan wajahnya.

Melihat Aurel yang makan es krim seperti anak kecil sehingga meninggalkan bekas makanan di tepi bibirnya. Tentunya hal tersebut mampu membuat Rega gemas. Rega membersihkan bekas es krim di tepi bibir Aurel namun bukan menggunakan tangannya melainkan menggunakan lidahnya.

Aurel hanya mematung melihat perlakuan kekasihnya.

"Makan es krim aja belepotan. Kek anak kecil." Ucap Rega dengan mencolek hidung Aurel.

Aurel terbangun dari lamunannya. "Ishh apaan sih, Ga. Ngga gitu juga kali kalau mau bersihin."

"Tapi suka kan digituin?" Rega menatap Aurel dengan tatapan menggoda. Senyum smirk khas nya pun terpampang jelas di wajahnya. Sementara Aurel kini pipinya memerah karena ulah Rega.

"Ngga ya enak aja!"

"Terus itu kenapa pipinya merah?"

Aurel tertangkap basah, pipinya yang merah terlihat oleh Rega. "Tau ahh."

A U R E G A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang