"Jika kita hanyalah kedua insan yang dipertemukan dalam suatu ketidaksengajaan maka aku harap kita tidak dipisahkan hanya karena kekecewaan."
-Aurel___________________________________________
Pagi yang sangat cerah dengan udara yang begitu segar dan menyejukkan. Suara kicauan burung saling bersahutan bernyanyi dengan indah. Embun pagi yang begitu segar mampu memperlengkap sejuknya suasana pagi.
Tapi, pagi cerah ini adalah hari yang sangat menyebalkan. Karena apa? Ini hari senin. Terlalu malas bagi Aurel jika harus berdiri kurang lebih 1 sampai 2 jam untuk mengikuti upacara. Memang upacara adalah suatu kewajiban, tapi berdiri beberapa jam sungguh melelahkan. Apalagi jika matahari pagi yang mengeluarkan jurus panasnya, membuat Aurel tidak tahan untuk berlama-lama berdiri.
Aurel berharap ada keajaiban yang bisa merubah panas menjadi mendung tapi bukan hujan. Aurel memang malas mengikuti upacara tapi akan lebih malas jika harus berdebat dengan pelajaran dikelas. Tentunya bukan cuma Aurel saja yang seperti ini bahkan teman-temannya pun banyak yang merasakan hal yang sama dengan Aurel. Mungkin kalian juga begitu.
Hari ini Rega tidak bisa menjemputnya, dengan terpaksa dia harus menuju ke halte untuk menunggu bis.
"Mana sih bis nya, dari tadi ngga ada yang lewat. Ck! Udah jam 6.40," monolog Aurel.
Aurel nampak sebal, dia sudah bosan sedari tadi menunggu bis yang tak kunjung lewat.
Hingga akhirnya, ada bis yang lewat dan berhenti tepat di depannya.
*****
Sampai di sekolah, Aurel segera menuju ke kelasnya dan bersiap untuk upacara.
"Tumben lo ngga dijemput Rega?" Tanya Agatha penasaran.
"Katanya dia ada urusan kuliahan, yaudah deh gue berangkat naik bis."
"Oh gitu, kirain lagi marahan."
"Pala lo! Yaudah deh ayo ke lapangan, bentar lagi dimulai upacaranya tuh."
Agatha mengangguk-anggukan kepalanya menuruti perintah sahabatnya. Mereka tidak bareng dengan Citra, karena Citra mendapat tugas untuk petugas upacara.
Upacara pun dimulai. Semua siswa mengikuti upacara dengan khidmat pada awalnya. Namun setelah upacara berjalan lumayan lama, nampak siswa mulai grusak-grusuk sendiri karena sudah lelah dan bosan.
Matahari begitu terik pagi ini. Membuat keringat menetes deras membasahi muka Aurel. Untung saja Aurel sudah sarapan sebelum berangkat sekolah, jika seandainya Aurel belum sarapan mungkin bisa saja dia pingsan ditengah upacara.
Setelah mengikuti upacara yang berjalan dalam waktu yang cukup lama itu, akhirnya upacara tersebut selesai. Semua siswa berhamburan menuju kelasnya masing-masing untuk mengistirahatkan badannya.
Belum lama mereka sampai di kelas, tiba-tiba guru fisika yang mengajar dikelas Aurel pun masuk ke kelasnya. Memberikan suatu pengumuman yang mengejutkan bagi teman sekelas Aurel.
"Selamat pagi anak-anak. Sekarang waktunya ulangan matematika. Silahkan siapkan buku tulis dan bolpoin kalian, semua buku dimasukkan kecuali yang dibutuhkan untuk ulangan," ucap guru mata perlajaran fisika tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
A U R E G A [HIATUS]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "Bertemu denganmu adalah takdir terindah dalam hidupku, aku harap selamanya ini bisa aku rasain bareng sama kamu." -Rega "Menjadi salah satu orang paling spesial dalam hidup kamu adalah suatu ketidakpercayaan bagiku, tapi menci...