Hariku begitu indah, namun jika bukan denganmu, itu akan terasa sangat suram.
~Aurellia Cantika~______________________________________
Minggu, hari dimana kebebasan bagi seorang pelajar seperti Aurel. Hari dimana seorang pelajar bisa mengistirahatkan otak nya selama satu hari setelah enam hari selalu di teror dengan materi-materi yang harus dikerjakan.
Tentunya Aurel merasa sangat bosan jika dia cuma berdiam diri dirumah, tapi rasa bosen itu lenyap ketika Rega mengajaknya keluar.
Aurel sedikit kecewa, karena Rega tidak datang sesuai janjinya. Rega sudah membuat Aurel menunggu lama, tapi bisa dipungkiri ini bukan sepenuhnya salah Rega, karena Rega juga tidak mau dan tidak tau kalau akan ada peristiwa seperti ini yang menimpa dirinya dan keluarganya.
Tidak butuh waktu lama, rasa kecewa itu padam. Aurel mendengar suara motor Rega dari depan rumahnya. Dengan sigap, Aurel keluar rumah dan menemui Rega.
Aurel menghampiri Rega dan memeluknya. "kok kamu lama sih?" tinggi badan Rega yang jauh lebih tinggi dibanding Aurel membuat Aurel mendongak untuk melihat wajah Rega, merengek seperti anak kecil yang minta di belikan es krim oleh orang tuanya.
"Maaf ya sayang." Rega mengusap kepala Aurel dengan cinta yang tulus di dalam hatinya.
Mereka langsung berangkat jogging, berlari mengelilingi kompleks. Namun aneh, sedari tadi Rega cuma diam tanpa mengajak Aurel berbicara sepatah kata pun. Rega menjadi kurang fokus dan sering melamun. Jika dilihat-lihat, sepertinya Rega sedang banyak pikiran.
Sedikit aneh memang, bagaimana tidak, seorang Rega yang biasanya cengengesan dan petakilan di depan Aurel, sekarang dia cuman diam sambil berlari-lari kecil. Apa Aurel ada salah dengan Rega? Namun apa salah dia? Bahkan dia saja tidak tau apa yang telah dilakukan hingga membuat Rega terdiam seperti ini.
"Ga?" Aurel memecahkan keheningan. Merasa tidak ingin di acuhkan, Aurel memanggil Rega. Namun, si empu yang dipanggil hanya diam saja. Aurel tidak menyerah, dia terus memanggil Rega.
"REGANTARA PUTRA!!" Aurel berteriak, namun tetap saja Rega tidak mendengarnya. Dia memang tidak dengar atau hanya pura-pura tidak dengar saja? Lantas apa kesalahan yang dibuat Aurel hingga Rega harus mendiami dia dari tadi?
"REGA SAYANG?!"
"Hah apa? Manggil apa tadi?"
"Ngelamun aja lo ya, giliran dipanggil sayang noleh kan lo."
"Iya sayang maafin ya, kenapa?"
"Gue mau nanya sama lo." mendengar Aurel memanggil dia dengan sebutan "lo" membuat Rega geram.
"Pake aku-kamu gabisa hm?"
"Iya iya, kamu tadi ngelamun mulu aku panggil aja ngga noleh sama sekali, ngelamunin apa sih?" Aurel penasaran dengan sikap Rega. Rega hanya diam dan tidak berbicara sepatah kata pun.
"Masalah keluarga. Biasa, kamu tau sendiri kan keluarga aku kayak gimana?"
"Ya ngga tau lah, orang kamu aja nggak pernah cerita."
"Oke aku ceritain, kita cari tempat istirahat dulu ya, capek kalau ngomong sambil lari kayak gini."
Rega menggandeng tangan Aurel, Aurel pun hanya menurut saja mengekori Rega dari belakang seperti anak kecil yang digandeng oleh orang tuanya
KAMU SEDANG MEMBACA
A U R E G A [HIATUS]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "Bertemu denganmu adalah takdir terindah dalam hidupku, aku harap selamanya ini bisa aku rasain bareng sama kamu." -Rega "Menjadi salah satu orang paling spesial dalam hidup kamu adalah suatu ketidakpercayaan bagiku, tapi menci...