10. Salah Paham

231 192 94
                                    


"Bukan masalah rela atau tidak, yang jelas ini sungguh skenario yang tidak bisa ku jelaskan." -Rega


"Jika dia milikku aku tidak akan pernah mau terbagi maupun dibagi." -Aurel

______________________________________

Dirasa tubuhnya sangat lelah hari ini mulai dari upacara, ulangan matematika dan perlakuan Rega yang tidak seperti biasanya. Apa yang dilakukan Rega kepadanya tadi masih jelas teringat di pikirannya. Aurel dibuat salah tingkah bahkan heran dengan kelakuan kekasihnya. Rega yang misterius, mendadak dingin dan sorot matanya yang begitu tajam membuat suasana menjadi menegangkan.

Tak cukup sampai disitu, ini pertama kalinya Rega membawa Aurel ke apartemennya. Sungguh Aurel masih terngiang-ngiang tentang Rega.

"Astaga, ngga ngga. Ihh nyebelin emang tuh anak. Mungkin setan di tubuhnya lagi rewel kali ya? Makanya jadi aneh kayak tadi." Aurel masih merasa kesal dengan perlakuan Rega. Namun disisi lain, kekesalannya itu tidak mengurangi rasa sayang nya kepada Rega sedikit pun.

"Huhh capek banget! Senin memang membosankan. Semoga yang baca hari nya selalu senin."

Aurel merebahkan tubuhnya dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya. Tak butuh waktu lama, Aurel terlelap. Aurel benar-benar kelelahan kali ini.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Aurel yang masih tertidur sedari sore tadi pun gelagapan. Aurel membuka matanya perlahan-lahan menyadari bahwa matahari sudah bersembunyi dan hanya menyisakan bintang yang sudah bermunculan ditemani dengan bulan yang membulat sempurna.

"Astagaaa! Udah jam segini. Mana gue masih pakai seragam."

Aurel mondar mandir kesana kemari entah apa yang sedang dia cari yang jelas dia harus segera mandi saat ini.

Setelah menemukan barang yang dia cari-cari yang tak lain adalah handuk, sabun dan shampoo. Dia segera menuju ke kamar mandi untuk bersih diri.

15 menit berlalu. Aurel sudah nampak segar dengan harum khas yang menempel pada tubuhnya. Aurel menghadap cermin dengan menyisir rambutnya yang masih lumayan basah.

"Besok pelajaran apa ya?" Aurel menggaruk kepalanya yang tidak gatal berusaha mengingat sesuatu.

"oh astaga! gue ada PR buat besok. Duh mampus nih gue mana udah larut banget sekarang ih males banget deh. Ini kalau bukan karena gurunya nyeremin bahkan lebih serem dari setan gue nggak bakalan mau ngerjain di posisi badan pegel-pegel semua kayak gini. Mending rebahan."

Namun keadaan menolak rebahan. Dia memiliki tugas yang bisa dibilang guru ini terlalu killer? Tentunya Aurel tidak bisa hanya dengan bersantai-santai rebahan saja. Mau tidak mau dia harus mengerjakan tugas yang diberikan gurunya.

Penasaran siapa gurunya sampai Aurel benar-benar takut dengannya? Masih ingat dengan adegan dimana Aurel dihukum karena ngelamunin Rega? Siapa gurunya saat itu? Ya, Bu Riska. Murid SMA Nusantara mana yang tidak kenal dengannya? Guru killer yang terkenal dikalangan SMA Nusantara.

23.10

"eughh, capek banget. Ini kalau bukan karena gurunya Bu Riska gue mah ogah ngerjain mending lanjut tidur!"

Akhirnya tugas Aurel pun selesai. Badannya tidak bisa berbohong dan mulai bersuara. Aurel benar-benar sangat lelah kali ini. Sebelum kembali melanjutkan tidur yang terjeda, Aurel mengambil handphone dan menyalakannya. Dia lupa bahwa dia belum memberi kabar kepada Rega sedari tadi dia pulang.

A U R E G A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang