2. Minta Maaf

294 238 113
                                    

#Rega POV

Ngga tau kenapa baru kali ini gue sangat merasa bersalah pada seseorang padahal gue cuma hampir nabrak itu pun cuma hampir dan belum terjadi, ga mampus juga kan.

"Gue harus minta maaf sama tuh cewe, secepatnya. Iya secepatnya, sekarang aja kali ya? Toh juga sekarang jamkos kan? Gue trabas ajalah" Ucap Gua.

Gue ingin masalah gua dengan tuh cewek kelar. Bukan masalah besar ya sebenarnya cuma gue ngga tenang aja gitu. Mumpung jamkos nih gue keluar dari kelas eh malah tuh duo rempong ngikutin gue, tangan gue gatel banget dah pengen nonjok tuh muka mereka.

"Boss, lo mau kemana si?" Tanya Aleo.

"Bukan urusan lo!" Ucap gua singkat.

"Aelah boss lagian kita kan cuman nanya." Jawab Aleo.

"Kita? Lo aja kali gua mah ogah sama lo." Ucap Virgo.

"Gue juga ogah kali sama lo." Jawab Aleo tak mau kalah.

Emang dasar ya mereka berdua duo rempong dimana-mana kalau ada mereka ngga pernah yang namanya akur ada aja yang dipermasalahkan. Karena gue udah muak tuh sama mereka tanpa sekata apapun gua tinggalin mereka berdua dari pada gue harus dengerin ocehan mereka.

"Loh bos kok main pergi aja si, kan gue tadi nanya mau kemana ngga dijawab." Tanya Aleo.

"Gara-gara lo sih." Ucap Virgo menyalahkan Aleo.

"Kok gue sih, bodo ah gue mau ngejar bos."

Mereka terus membuntuti gua yaudah lah gua biarin aja.

"Bos lo mau bolos? Abis ini pelajarannya Pak Hendra bos, bisa di skors lo kalau bolos." Kata Aleo.

"Ijinin sakit." Jawab gua singkat.

"Tapi lo mau kemana?" Tanya Aleo.

"Bukan urusan lo!"

Gua segera menuju ke SMA Nusantara untuk segera menemui gadis tadi pagi. Kalau ngga salah sih SMA Nusantara, gue tadi lihat logo dilengan nya.

#Aurel POV

Gila parah gue dihukum dong? Cuman gara-gara ngelamun doang? Eh ngga juga ya siapa suruh tadi gue ngebantah Bu Riska.

Gue ngga tahu gue bakalan kuat apa engga. Ya doain aja moga aja ada pangeran kerajaan datang menjemputku pulang ke istana nan megah dan indah, atau ngga anak tunggal kaya raya pewaris harta kekayaan. Halu teruss sampai mampus.

Gila panas banget udah ngga kuat lagi gue. Kepala gue udah mulai pusing karena hormat terus nih, tangan gue juga pegel banget dah bisa parah nih tangan. Mata gue udah mulai sayu ditambah lagi kepala gue yang pusing serta keringat yang menetes dengan derasnya bagai air mata pas ditinggal sayang-sayangnya, lah kok gua jadi curhat si? Masabodo lahh. Sejak saat itu mata gue sedikit demi sedikit mulai terpejam. Dan BRUKK! Gue jatuh dan setelah gue jatuh semua gelap dan gue ngga bisa merasakan apa lagi yang gue lakukan saat itu dan kemudian gue ngga sadar apa yang telah terjadi.

*****

Rega akhirnya sampai di SMA Nusantara dia kini bingung kemana harus mencari cewek yang hampir dia tabrak tadi pagi. Dia sampai di SMA Nusantara ketika istirahat telah tiba. Dia berjalan di koridor sekolah dan semua mata kaum ciwi-ciwi pun menatap lekat bahkan jiwa ciwi-ciwi itu pun kini bergejolak melihat betapa tampan karya Tuhan yang satu ini dengan ukiran alis yang tebal serta hidung yang mancung bagai papan seluncuran dan bibir yang merah. Kini teriakan demi teriakan kaum ciwi-ciwi terdengar jelas di telinga Rega namun Rega tidak memperdulikannya sesekali Rega hanya mencari sosok cewek tadi pagi.

"Masyaallah ganteng banget ciptaanmu ya Tuhan"

"Sok cool banget sih, btw 08 berapa?"

"gans parah"

"Aduh meleleh hati aku melihat ketampanan mu"

"Haii sayangg"

"Kelewatan bang, gue disini"

"Diabetes nih gue"

Rega memasang raut muka datar dan sifat dinginnya hingga bodoamat dengan ocehan kaum ciwi-ciwi yang dia lewati.

Rega terus mencari sosok cewek tadi pagi bahkan dia sempat berfikir bahwa dia salah sekolah.

"Apa gue salah sekolah ya? Engga kok keknya orang tadi gua lihat jelas banget logonya." Ucap Rega.

Rega kembali mencari sampai dia harus berhenti tepat di kerumunan tengah lapangan. Ada apa gerangan?
Rega langsung menghampiri kerumunan tersebut dan benar saja ternyata ada seorang cewek yang pingsan.

"Kok kayak pernah ketemu dia ya?." Batin Rega.

Rega pun segera melihat lebih jelas dan mendekat kearah cewek tersebut dan benar saja dia adalah cewek yang dia tabrak tadi pagi.

"Lah kok kayak cewe tadi pagi yang hampir gue tabrak ya?" Batin Rega.

"Lah iya bener ini kan cewe tadi pagi." Kata Rega.

Kemudian Rega membawa gadis tersebut ke UKS sekolah. Menggendongnya sembari bertanya-tanya dimana letak UKS nya.

Thanks for reading

A U R E G A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang