Happy reading!
Kala ku menatap bintang aku selalu menyimpulkan bahwa bulan mungkin indah namun bulan tidak memancarkan cahaya sendiri tapi bulan akan selalu ada meskipun dimalam yang sepi. Dari situ aku berfikir bahwa dirimu mungkin tidak sempurna tapi kamu akan selalu ada.
~Aurellia Cantika~___________________________________________
"Aaaaa Regaaaa!!" Aurel berteriak histeris karena ketakutan.
"Kenapa sayang?"
"Ishh apaan sih aku takut tau, kamu sih main pesen tiket aja kan aku takut."
Karena takut Aurel pun beberapa kali teriak, dia menggenggam erat tangan Rega sesekali juga dia memeluk Rega hingga membuat Rega tersenyum kecil karena ulah kekasihnya.
"Kalau takut peluk aja ngga usah sok berani kali, baru ketemu ginian aja udah teriak ini mah boneka doang Rel, ngapain takut sih?" Ucap Rega.
"Ihh mencari kesempatan dalam kesempitan!" Kesal Aurel dalam kondisi yang sedang ketakutan.
"Siapa suruh tadi main masuk aja, ngga tanya-tanya gua dulu gitu? Aku takut kalau udah kek gini, mana jalan keluarnya ngga ketemu-ketemu bisa mati ketakutan kalau disini terus.. Eeh Ga lu dimana sii, jangan becanda dehh, aku takut nihh, Regaaaa..."
Rega kini mengerjai Aurel karena Aurel yang sedari tadi ngomong tanpa jeda membuat gendang telinga Rega hampir pecah. Kini ulah jail Rega pun muncul, Rega bersembunyi di balik batu-batuan besar dirumah hantu tersebut. Rega juga menyuruh seseorang yang menjadi hantu di rumah hantu tersebut untuk menakuti Aurel.
Kini orang suruhan Rega pun menakuti Aurel sesekali membuat Aurel kaget.
"Aaaaa tolonggg, Rega kamu dimana sih, aku takut Ga. Ada hantu jadi-jadian yang godain aku nih kamu ngga cemburu apa lihat pacar kamu digodain." Ucap Aurel sesekali teriak ketakutan memanggil nama Rega.
Rega kini pun mendatangi Aurel dari belakang dan menepuk pundak Aurel.
"Aaaaaaaa mamaaaa" Aurel berteriak dan memejamkan matanya, Aurel sangat ketakutan kali ini.
"Hey ini aku." Mendengar suara yang dikenali Aurel, dengan perlahan Aurel membuka matanya.
"Rega hiks." Melihat kekasihnya sudah didepan mata, aurel langsung berhamburan di pelukan Rega. Aurel menangis sejadi-jadinya karena ketakutan.
"Kok nangis sih, maafin aku ya." Rega mengusap air mata Aurel, dan kembali memeluknya untuk menenangkan Aurel.
"Lagian kamu nyebelin, kamu darimana aja sih."
"Ngopi di kedai rumah hantu tadi."
PLAKKK!!
A
urel menimpuk pipi Rega meskipun tidak terlalu keras tapi terasa begitu sakit bagi Rega.
"Mana ada ngopi di rumah hantu."
"Sakit dong Rel, yaudah aku tinggalin lagi aja."
"Ih jangan donggg.." Lirih Aurel sembari menggenggam tangan Rega.
Mereka kembali berjalan mencari arah jalan keluar dari rumah hantu tersebut. Dengan sangat hati-hati dan telaten Rega menjaga Aurel agar ketakutan Aurel berkurang.
Belum satu menit mereka jalan akhirnya mereka sudah keluar dari rumah hantu tersebut.
Aurel kini terengah-engah karena kecapekan berteriak ketakutan. Keringet Aurel sedikit demi sedikit mulai menetes. Rega pun memutuskan untuk istirahat di cafe depan wahana karena kasihan melihat kekasihnya yang kecapekan.
"Ngapain tadi ikut segala sih kalau takut." Tanya Rega ke Aurel dengan membawa dua gelas jus jeruk yang sudah dia pesan.
"Ya kali aku nunggu di depan sendirian kalau aku di godain sama om-om jahat gimana, rela kamu emang?" Rega tertawa kecil melihat ulah kekasihnya yang sangat menggemaskan baginya.
"Iya sayang iyaa, maafin aku ya."
"Ngga dimaafin sama aku, gimana dong?"
"Biar dimaafin aku harus ngapain?"
Aurel berfikir sambil memegang dagu dan sesekali berdehem.
"Emm, apa ya.."
"Kamu harus gendong aku sampai pulang!"
Aurel menyuruh Rega untuk menggendongnya. Kini Aurel benar-benar kecapekan karena telah berlari-lari ketakutan di rumah hantu tadi.
"Gitu doang?"
"Iyalah emang mau apa lagi?"
"Ngga mau cium gitu?"
"Ngga! Jangan aneh-aneh atau aku.." Aurel tidak melanjutkan kata-katanya karena terpotong oleh Rega.
"Aku apa sayang?"
"Ngga jadi deh"
Rega merasa gemas karena kelakuan kekasihnya. Rega langsung menggendong Aurel ala bridal style. Aurel memukul-mukul dada bidang Rega. Namun Rega hanya menganggap itu hanya tangan kecil yang berpegangan. Aurel sesekali berteriak.
"Turunin Ga!"
"Turunin ngga?!"
"Ngga."
"Rega maluuu dilihatin oranggg!"
Rega lantas mengabaikan pukulan demi pukulan dari tangan Aurel. Karena bagi Rega pukulannya ngga seberapa. Karena telinga Rega kini serasa mau pecah karena teriakan Aurel, Rega langsung menurunkan Aurel asal hingga kaki Aurel keseleo dan hampir jatuh tapi sebelum Aurel jatuh Rega dengan sigap menangkap tubuh kecil Aurel. Aurel dengan refleks langsung mengalungkan tangannya ke lengan Rega. Dan kini tatapan mata mereka saling bertatap dalam satu titik temu.
Jantung Aurel kini memompa dengan cepat ketika mata mereka bertemu begitu lama.
"Masyaallah cantik juga ya nih cewek ternyata" Batin Rega.
"Kenapa gua deg-degan gini ya tatapan matanya lekat banget" Batin Aurel.
Dan mereka pun akhirnya sadar dari lamunan dan tatapan mata mereka yang begitu lama, jantung mereka kini memompa dengan sangat cepat.
"Santai aja kali lihatnya, ku akui aku ini ganteng kan? Aku tau kamu pasti juga berfikir seperti itu, secara aku kan keren ditambah lagi aku ganteng." Sombong Rega.
"Sombong amat!" Sengit Aurel.
Setelah puas bermain dan bercanda ria kini mereka segera pulang ke rumah, Rega langsung saja mengendarai motornya dan mengantarkan Aurel pulang...
Vote dan komen:)
Bantu cari typo guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
A U R E G A [HIATUS]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "Bertemu denganmu adalah takdir terindah dalam hidupku, aku harap selamanya ini bisa aku rasain bareng sama kamu." -Rega "Menjadi salah satu orang paling spesial dalam hidup kamu adalah suatu ketidakpercayaan bagiku, tapi menci...