Printilan Kawinan

958 87 0
                                    

Happy reading^^

"Buset si Anya galak banget, ehe maaf ya ibu-ibu temen saya kalo laper emang suka begini. Silakan bayar sama saya dulu," Adel ngedorong gue biar geser.

"Emosi gue!"

"Lo bawa dia kemana dulu kek gitu, jajan aja tuh di depan" - Elsa.

"Gak, gue mau di sini!"

"Iya udah diem aja biar gue yang layanin pembayarannya," - Adel.

"Ikut saya sebentar," Jeonghan narik gue keluar sambil bawa tas gue.

"Apa sih?? Mau omelin itu dulu!"

"Hari ini kita ada jadwal untuk pergi ke percetakan, kamu lupa?" Jeonghan bukain pintu mobilnya buat gue.

"Hah?"

"Masuk dulu awas hati-hati kepalanya," Jeonghan nutupin bagian atas supaya kepala gue gak kepentok.

"T-tapi, itu."

Belom selesai kalimat gue, pintu mobil udah ditutup. Gue beneran dibawa ke percetakan buat bikin undangan pernikahan kita nanti.

Tanggalnya aja gue gak tau eh ini udah disuruh milih desain undangan. Daripada makin panjang urusannya mending gue ikutin aja dulu.

"Kamu pilih yang paling kamu suka apapun pilihan kamu, saya pasti setuju" - Jeonghan.

"Kenapa gitu?"

"Udah pilih aja kalau mau tanya nanti aja setelah urusan kita selesai," - Jeonghan.

"Yang ini," gue nunjuk undangan bentuk acrylic.

"Yakin ini? Gak mau yang lain?" - Jeongha

"Ih tadi katanya suruh milih! Iya udah pilih sendiri aja tuh!"

"Bisa liat yang lain mas?" - Jeonghan.

"Bisa, ini ada yang modelnya digulung juga."

"Yang mana sayang?" Jeonghan natap gue sambil nyodorin dua jenis undangan.

"Gimana?"

"Mau yang mana? Kalo menurut aku yang gulungan ini," - Jeonghan.

"Harganya lebih mahal yang mana, mas?"

"Yang acrylic lebih mahal, bu."

"Gimana?"

"Mau yang acrylic?" - Jeonghan.

"Mau, kalo boleh."

"Yang gulungan aja ya? Kita masih cari katering, gedung sama yang lain-lain" - Jeonghan.

"Iya udah yang gulung aja."

"Bener?" - Jeonghan.

"Eum."

"Gak nyesel?" - Jeonghan.

"Eum."

"Iya udah yang acrylic aja, mas ini tulisannya pesan untuk lima ribu undangan" Jeonghan ngasih kertas ke masnya.

"Ini kamu serius?? Itu mahal kan?? Terus katering, gedung sama" Jeonghan nempelin telunjuknya di bibir gue.

"Kamu tenang aja uang kita pasti cukup lagipula ini moment sekali seumur hidup buat kita berdua, jadi saya mau sesuatu yang spesial dan berbeda juga" Jeonghan senyum.

"Makasih," gue saking senengnya meluk dia sampe kita hampir jatoh untung aja dia bisa nahan.

"Eum maaf, ini dibayar cash atau bagaimana?"

"Oh iya maaf saya langsung bayar saja," Jeonghan ngasih kartu kreditnya ke masnya.

"Nanti yang bayar pernak-perniknya gue aja," gue senyum.

20 - Yoon Jeonghan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang