"Hal yang kamu anggap sederhana tapi sangat berarti untuk saya"—BintangGibraland.
****
Alexa berjalan menuju lokernya dengan gontai, ia sangat malas untuk mengambil topi yang akan ia kenakan pagi ini untuk upacara. Ia tau bahwa upacara tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan para pahlawan yang telah memperjuagkan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia. Tapi ya tetap saja.Ia berhenti di depan lokernya, Nomer 20 terpampang di sana. Entah kenapa bisa angka lokernya sama dengan tanggal kelahirannya. Ia lahir tanggal 20 di bulan kedua. Ia membuka pintu lokernya dan menemukan secarik kertas di sana. Amplop berwana Biru Langit menarik perhatiannya, ia memperhatikan sekitar, tolah-toleh. Tidak ada orang, batinya.
"Siswa-siswi yang masih berada di luar lapangan, di kelas, kantin, toilet, perpustakaan, dan lain-lain. Hendak segera menuju lapangan karena upacara kemerdekaan Indonesia yang ke 75 akam segera di mulai" bunyi Speaker membuatnya segera mencari topi di dalam loker dan memakainya. Amplop segera ia masukan saku roknya dan berlari menuju lapangan.
Ia segera menuju ke barisan kelasnya, kelas sepuluh IPA tujuh. Ia baris di barisan belakang karena baru datang, untung belum terlambat!.
Upacara terlaksana dengan nikmat. Bendera berkibar dengan megahnya. Cuaca yang sangat mendukung juga angin yang berhembus mengibarkan sang saka merah putih.
Alexa hormat kepada sang saka merah putih dengan bangga. Ia menyesal kenapa tadi dirinya ia malas-malasan.
Upacara selesai setelah mendapat banyak sekali ceramah dari kepala sekolah. Ia merasa ada yang janggal, dari tadi ia tidak melihat tanda-tanda kehadiran si Biang Keroknya, Bintang!.
Biasanya ia baru berangkat sekolah saja ia sudah siap sedia di parkiran menjadi tukang parkir dadakan. Apa dia bolos, hari ini yang mengikuti upacara hanya kelas sepuluh. Kelas sebelas dan dua belas di liburkan.
Ia hanya berangkat untuk mengikuti upacara lalu pulang karena memang tidak ada pelajaran. Dasar hanya mengotori pakaian saja!. Ia menyempatkan diri pergi ke kantin untuk membeli air mineral dingin, karena cuaca yang bagus itu berarti matahari bersinar terik membuat air keringat menetes dari dahinya.
Saat hendak mengambil uang di saku roknya ia menemukan amplop biru tadi pagi. Ia duduk di salah satu kursi yang berada di kantin setelah membayar minumannya. Ia membukanya dan menemukan secarik kertas yang di lipat berwarna hitam dengan tanda tangan di depannya.
Isi suratnya;..
Kepada
Yang aku cintai Alexa.Dear Alexa,
Maaf ya udah buat kemarin lo jatoh. Beneran deh sumpah gak boong dan gak tipu-tipu gak sengaja, tapi Bintang juga kesel sama Lexa lebih milih Angga jelek di banding Bintang yang gantengnya udah kayak justin bieber. Padahal udah jelas-jelas Bintang ganteng yang pilih tetep Angga. Untung Bintangnya sabar, besar gak kecil kayak lagu Bintang kecil.
Sebagai permintaan maaf bintang bintang udah buat puisi buat Alexa.Kita berbeda seperti kamu Langit dan aku Bumi.
Tapi dengan begitu aku bersyukur,
karena Bumi selalu mengirim Air ke Langit,
Walaupun akhirnya Langit kembali membuang air itu ke Bumi.
Aku masih saja bersyukur dengan hal itu, karena aku jadi tempat pembuanganmu.
Yang selalu menerima air darimu,
Yang selalu menerima kamu.
Kita tak pernah sama,
Juga tak pernah selaras.
Tapi dengan melihatmu saja,
Aku sudah bahagia.
Tapi kamu tidak pernah mengizinkanku ada, tapi tetap saja aku selalu berjuang agar di anggapmu ada.
Aku ingin menyerah,
Tapi hati ini selalu mengelak untuk terus berjuang.
Aku selalu berharap kita bisa bersama,
Tapi sepertinya takdir tidak mengizinkan, selalu ada jarak membentang di antara kita.
Izinkan aku ada agar takdir juga mengizinkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/226607126-288-k518026.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
StarLex
Fiksi Remaja[SELAMAT MEMBACA] Happy Reading. Jangan lupa vote setelah membaca. Hal yang kalian anggap remeh tapi sangat berharga untuk penulis. Kita memiliki luka yang sama tapi kita berbeda. Seperti kamu langit dan aku bumi. tapi dengan seperti itu kita salin...