Episode 5

116 18 71
                                    

Waktu menunjukkan pukul 10 malam, tampak Wonwoo tengah duduk menyendiri di depan teras rumahnya. Namja bermata sipit itu ternyata sedang merenungi perbuatannya kemarin pada Nana. Rasa bersalah terus menghantuinya.

Seandainya ia mengungkapkan semuanya pada Nana, apa mungkin gadis itu masih mau berteman dan dekat dengannya. Dadanya terasa sesak tiap kali berusaha menyembunyikan sesuatu dari Nana. Padahal selama ini gadis itu sudah mempercayainya dengan sepenuh hati.

"Wonwoo-ya!"

Tiba-tiba Sehun datang membuyarkan lamunan Wonwoo. Namja bertubuh jangkung itu langsung ikut duduk di sebelahnya.

"Bagaimana? Apa kau siap untuk mengikuti kompetisi itu?" tanya Sehun yang sudah mendengar kabar kalau Stepy mengutus dirinya beserta Wonwoo dan adiknya yang bernama Diana untuk ikut serta dalam kompetisi yang diadakan Kolkhis akhir minggu ini.

Wonwoo menoleh sambil tersenyum kecut. Ia terdiam untuk beberapa detik sampai Sehun merangkul pundaknya.

"Hyung..."

Sehun ikut menoleh, menatap balik junior kesayangannya tersebut.

"Apa yang sebenarnya direncanakan Ibuku?"

Sontak saja, pertanyaan itu membuat Sehun tertegun. Mendadak ia melepaskan rangkulannya dan terlihat mencoba memikirkan jawaban yang akan ia berikan pada Wonwoo.

"Kenapa sampai menyuruhku untuk memata-matai keluarga Jung? Aku tidak mengerti. Kenapa itu semua bisa berhubungan dengan kesejahteraan negeri ini? Apa pentingnya Kitab itu sampai Ibu sangat menginginkannya?" tanya Wonwoo beruntun.

Sehun masih bungkam, bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin ia jujur pada Wonwoo.

Sehun seketika teringat saat pertama kali dirinya direkut menjadi bawahan Stepy. Wanita itu sangat merahasiakan rencananya dari siapa pun untuk menguasai Kolkhis dan membangun kembali Hekate di bawah pimpinannya.

Sebab, kalau sampai ada yang tahu soal rencana ini, sudah pasti mereka akan menentangnya. Terlebih penduduk Iberia yang menginginkan kesetaraan sosial di dalam pemerintahan negeri ini.

Karena itulah Stepy butuh Kitab Sihir Kuno lainnya untuk membuat dirinya tidak terkalahkan oleh penyihir manapun dan membuat semua orang takut serta tunduk padanya.

Tapi diantara semua itu, yang paling dikhawatirkan Stepy adalah kehadiran Wonwoo. Stepy sangat mengenal putra sulungnya tersebut. Wonwoo sangat mirip sekali dengan almarhum ayahnya yang memiliki sifat baik, rendah hati, dan sangat menjunjung tinggi kebenaran.

Stepy tidak bisa membiarkan Wonwoo menghentikan niatnya seperti apa yang telah dilakukan sang suami dulu. Membuatnya terpaksa menyingkirkan namja keturunan Summoner itu untuk selama-lamanya.

"Hyung!!" Wonwoo sedikit meninggikan suaranya karena tidak kunjung mendapat jawaban.

Sehun pun terksiap. Ia mengusap wajahnya yang mulai mengeluarkan keringat dingin karena terlalu berusaha keras berpikir untuk mengarang cerita.

"Wonwoo-ya... Emm.. Nanti saat kompetisi Kolkhis dimulai, aku akan ceritakan semuanya. Tapi... Untuk saat ini kau ikuti saja dulu semua intruksi dari Pimpinan ya? Jangan melawan atau bertanya yang macam-macam." tutur Sehun mencoba menenangkan Wonwoo agar tidak bertanya lebih lanjut.

Wonwoo menatap lekat mata namja yang merupakan senior saat dirinya duduk di bangku sekolahan dulu.

"Janji kau akan menceritakan semuanya padaku?"

Sehun mengangguk mantap.

"Janji!!"

Wonwoo pun mulai mengalihkan pandangannya kembali ke depan. Ia terlihat mulai tenang. Tanpa sepengetahuannya, Sehun langsung menghela nafas lega. Ia bersyukur Wonwoo akhirnya tidak bertanya lebih lanjut. Ya, Wonwoo memang anak yang penurut tidak heran dia langsung mendengarkan apa yang Sehun katakan sebagai orang yang lebih tua darinya.

The Tale of The Good WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang