Episode 16

143 18 85
                                    

Brina dan Irma berlari maju dengan tangan yang mengepal erat. Saat jarak keduanya sudah dekat, Brina pun mulai melayangkan tinjunya. Irma dengan gesit menghindar.

Brina terus menyerang. Mencoba menargetkan wajah dan perut Irma. Namun Irma berhasil menghindar beberapa kali sampai akhirnya ia mulai menangkap tinju Brina dengan telapak tangan kirinya.

Setelah tangan kanannya tertahan, Brina mencoba melayangkan tinju dengan tangan kirinya ke wajah Irma. Namun lagi-lagi gadis berbaju merah muda itu berhasil mengelak. Dengan cepat tangan kanan Irma yang masih bebas pun bergerak hendak meninju wajah Brina.

Tetapi, saat pukulan itu akan mengenai wajah Brina seketika Irma terngiang dengan wajah ceria sang adik. Moment saat keduanya menghabiskan waktu bersama.

Plakk!!

Alih-alih tinjuan keras, sebuah tamparan tiba-tiba mendarat di pipi kanan Brina. Membuat semua orang yang menyaksikannya bingung seketika.

Brina yang menerima tamparan itu pun terdiam sejenak. Sementara Irma dengan wajah cemas menatap telapak tangannya sendiri.

"Eonni..." gumam Brina pelan.

Di bangku penonton, Yongmi tampak heboh. Ia bingung kenapa Irma malah menampar Brina, padahal itu adalah kesempatan bagus untuk melayangkan pukulan telak.

"Sepertinya, Irma tidak tega melukai Brina." ucap Rissa.

"Ne?! Bagaimana bisa dia melibatkan perasaannya di pertarungan nyata seperti ini!!" gerutu Yongmi gemas.

Yunho tampak hanya diam. Ia memandangi ekspresi wajah Irma yang terlihat bingung sekaligus khawatir. Sepertinya Irma sedang mengalami pergulatan batin.

Di ruang tunggu peserta, kondisi yang sama pun juga terjadi pada putri Jung lainnya. Mereka juga cemas melihat situasi Irma dan Brina yang harus bertarung satu sama lain.

Sementara itu di dalam arena, Brina yang mulai menyadari kalau sepertinya Irma sedang menaruh rasa simpati padanya pun justru tampak geram. Di tengah keheningan itu tiba-tiba saja Brina melayangkan tinjunya tepat di wajah Irma. Membuat gadis berambut pirang itu terpental dan tersungkur ke tanah.

Para keluarga Jung yang melihatnya pun terkejut bukan main. Raut wajah mereka menggambarkan ketidakpercayaan atas apa yang dilakukan Brina.

"Lawan aku dengan serius, Eonni!" bentak Brina.

Irma terlihat berusaha bangkit sambil memegangi wajahnya yang terkena pukulan.

"Eonni, aku bukan Brina yang dulu. Aku tidak butuh rasa empatimu!! Karena... Mulai sekarang, aku akan berdiri sendiri dan menjadi kuat!" tutur Brina mantap.

Irma mendesah. Ia tersenyum kecut mendengar celotehan adik kesayangannya tersebut.

"Dan satu lagi, aku... tidak akan berusaha memperebutkan Pangeran denganmu!"

"Mwo?!"

"Aku akan menjadi penyihir hebat dan membuat Pangeran Minhyun tertarik padaku dengan sendirinya."

"Kau tahu, Pangeran tidak akan serendah itu memilih pasangan yang hanya memperdulikan penampilan semata kan!" lanjut Brina dengan wajah sinis.

Tangan Irma tiba-tiba mengepal. Dengan wajah yang merah menyala Irma tampak mulai tersulut emosi. Ia merasa kalau kalimat Brina itu ditujukan padanya yang selama ini hanya perduli soal penampilan semata.

"Brina-ya, apa kau tidak sadar ucapanmu sudah keterlaluan?!"

"Ada apa? Bukankah itu memang kenyataan."

Wonwoo yang masih ditemani Nana di ruang kesehatan pun tidak luput dari rasa gelisah melihat kedua gadis itu dari layar kaca.

"Raut wajah Irma mengerikan sekali. Sepertinya dia benar-benar marah. Apa Brina harus mengeluarkan kalimat kasar seperti itu?"

The Tale of The Good WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang