21.

724 89 17
                                    


"Papa! Papa mana papa?! PAPAA!!" Minho narik narik pintu masuk rumah papanya dengan sekuat tenaga, tapi gak bisa kebuka. Sampe akhirnya dia baru sadar kalo pintu itu dibuka dengan cara didorong

"Apasih ho?! Berisik tau gak, ganggu tante lagi packing" Ucap Hyerin yang teriak dari depan kamarnya dilantai atas

"Tante mau kemana? Papa mana?!" Tanya Minho

"Tante mau pulanglah kerumah" Ucap Hyerin lalu kembali masuk kedalam kamarnya

"Papa mana tante?!" Teriak Minho dari lantai bawah

"Papa kamu ada dikamar. Dia lagi-"

"Aku cuman nanya papa dimana, gak usah dijelasin" Setelah memdapatkan jawaban dimana sang papa berada, Minho segera berlari kencang menaiki tangga sampai di depan kamar papanya

Brak!

Pintu coklat tua itu terbuka lebar hingga bersrntuhan dengan tembok membuat seorang pria yang berada di dalam kamar tersentak kaget dan menoleh ke arah sumber suara 

"Ada apa? Tumben kamu kesini" Ucap Lee Changsu yang berusaha bersikap tenang seolah tak terjadi apa apa

/padahal tadi mau jantungan loh om/ plak!

"Ayo pah!" Minho nyamperin papanya yang lagi sibuk dengan lembaran kertas dihadapannya. Dia ngeraih tangan papanya dan berakhir ditarik tarik

"Mau kemana?!" Tanya sang papa. Masabodo habis ini dia mau di tabok karena gak sopan. Yang penting sekarang keselamatan papanya

Mereka berdua masih sibuk dengan aksi tarik menarik hingga sebuah suara mengalihkan fokus mereka

"Kok Lo emm.. maksudnya kakak udah pulang?"

Minho yang mendengar itupun tambah kencang menarik tangan papanya. Namun kegiatannya terhenti saat sebuah panggilan masuk

Aiaiay ~
Power glue~

Boncel

"Apaansih Bin?! Gak tau gue lagi sibuk apa!"

"Bukan gitu, tapi JISUNG KECELAKAAN!"

"HAH?!"

Bip

"Ho, mau kemana? Gak jadi bawa papa pergi?" Dengan sekejap Minho melupakan semua yang dia lakukan dan tujuannya datang ke mansion megah Milik papanya karena sebuah kata 'Jisung'

Minho berlari melewati kedua wanita yang nampaknya sedang mengobrol (?) Diruang tamu (Yeoreum, Hyerin). Ia bergegas menamcapkan gas pada mobilnya

...

"Eh gelap anjir, kata nana gue disuruh diem dipojokan, mana pojokan anjir! Ini gue didalem kendi ya?! Apa botol plastik pinggir jalan? Gak elit banget mau ngurung orang"  Sekarang Jisung lagi berada di sebuah ruangan tapi dia gak tau itu dimana.

Sejauh mata memandang cuman ada warna hitam dimana mana, dia yang mau nyari pojokan jadi susah.

"Ekhmm.." sebuah dehaman dengan suara yang sangat amat rendah menyapa telinganya.

Jisung menoleh dan mendapati seorang pria yang pernah ia temui sebelumnya

"Eh, lo kan yang waktu itu diLab IPA? Kok ada disini?" Jisung

"Percuma gue jelasin, lo gak bakal paham. intinya gue disuruh nana buat ngebebasin lo" Ucap Pria itu to the point. Pasalnya kalo dia ceritain bakal selesai besok

"Cepetan bebasin gue!!" Ucap Jisung sembari menarik narik baju pria dihadapannya

"Sabar! Keluar dari sini gak bisa instan! Mie instan aja harus dimasak dulu" Pria itu duduk dan diikuti oleh Jisung

"Ya terus gue harus nunggu gitu sampe nih kendi pecah?"

"Yap! Tepat sekali" pria itu menjentikan jarinya lalu menepuk tangannya

"HAH?!"

..

Mobil itu melaju dengan sangat cepat menyusuri kota seoul. Minho mengendarai mobilnya dengan penuh rasa khawatir takut terjadi apa apa pada tupai kesayangannya.

Ia melamun memikirkan hal hal negatif yang terus menghampiri pikirannya. Sampai sebuah panggilan masuk, membuyarkan semua lamunanya

Chebol is calling

Jawab || Tolak

Jawab

"Apa lagi sih?!" Ucap Minho yang sedang membawa mobilnya

"Emangnya lo tau Jisung dimana? Belom selesai ngomong udah ditutup aja"

"Cepetan Jisung dimana?!"

'Lama lo! Cepetan kasih tau kalo salah orang!' Minho mendengar sedikit pertengkaran diseberang sana (?)

"Salah orang? Halo? Chan? Changbin? Hyunjin?" Minho menghentikan mobilnya dibahu jalan begitu samar samar mendengar pertengkaran yang mengatakan 'salah orang'

"Ya jadi yang kecelakaan itu bukan Jisung, namanya doang sama jadi kita kira dia Jis-"

"Arghh! Bangsat!"

Bip

Sambungan di putuskan sepihak oleh Minho, ia memutar balikan mobilnya dan kembali ke-mansion megah milik papanya.

Beruntung jalanan hari ininsedang kosong, jadi ia tak perlu mendengar klakson ataupun ocehan orang orang yang memarahinya karena membawa mobil diatas kecepatan rata-rata

Akhirnya ia sampai, ia langsung berlari kearah kamar sang papa. Mendengar rintihan seperti meminta tolong dari dalamnya

Saat ia ingin masuk kedalam, Si nenek sihir malah menahan tangannya dan menjauhkannya dari kamar tersebut

"Mana papa gue?!!" Minho tak bisa lagi menahan emosinya. Tak peduli dengan apa itu 'sopan santun' ia memaki wanita dihadapannya ini tanpa ada rasa bersalah sedikitpun

"Stt..! Jangan berisik, papa kamu lagi istirahat" Ucap Yeoreum berbisik tepat disebelah telinga Minho dan menyunggingkan senyum miring yang bisa dilihat dengan jelas oleh Minho

/bapak kocheng mah beda.. instingnya kuat sekuat Changbin..

"Im Yeo-" Baru saja ingin meluapkan amarahnya namun sebuah bola kertas terbang dan mengenai dahinya

Merasa de javu dengan kejadian seperyi diatas. Minho pun mengambil kertas tersebut dan membacanya

"Entar kalo lo nemu benda menyerupai vas bunga berwarna coklat yang terbuat dari tanah liat yang ditaro di kamar Yeoreum, Lo pecahin"

"Bilang aja kendi njir"

Puk

"Sebelum di pecahin lo ketok dulu 2× terus lo tiup 3× baru dibanting. Dibantingnya harus setinggi kepala"

"Mecahin kendi aja ribet banget, gak sekalian dimakan pecahan kendinya biar kayak kuda lumping?!"

Puk

"Boleh kalo lo mau"





























Tau gak Ekspresi Yeoreum pas Minho ngomong sama kertas?

Takut dia tuh, dia kira Minho gila / ga ga ga

Only You || Minsung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang