24.

759 85 3
                                    


"Kamu kemana aja sayang, papa kangen" Dia -Han Chanjae- membawa sang putra kedalam pelukan hangatnya. Sudah lama sejak terakhir kali ia melihat wajah putranya, terhitung sudah hampir 7 tahun sejak pertengkaran hebat yang membuat Jisung memilih pergi dan hidup sendiri di kota seoul

"Hiks.. jiji juga kangen pah, hikss.. maafin Jiji" Jisung menangis sejadi jadinya di dalam pelukan sang papah, menyalurkan semua rindu yang ia pendam selama ini

"Kamu hilang gak ada kabar, papa telfon gak diangkat, papa cari kamu mulai dari Itaewon sampe Busan kamu gak ada. Ada apa sayang? Kamu lost contact 1 tahun" Jisung tak mampu menjawab, ia terus menerus menangis dan memeluk erat sang papa

"Ekhmm.. maaf om ini Minumannya" Minho membawa sebuah nampan yang berisikan dua gelas Minuman dan menaruhnya di meja dekat kasur

Fyi : mereka ada dikamar Minho. Kenapa? Biar gak ada yang nguping kata Minho

"Oh ya kamu siapa?" Tanya Chanjae, Minho yang hendak melangkah keluar pun terhenti. Membalikan tubuhnya menghadap yang lebih tua

"Saya Minho om, Lee Minho tem-"

"Pacar aku" Ucap Jisung

"P-pacar kamu?! Gak gak bisa! Woojin nunggu kamu sayang" Chanhae memegang kedua pundak putranya. Ia menatap dalam manik milik Jisung, berharap bahwa putranya ini sedang berbohong

"Kak woojin? Tapi pah-"

"Emm.. maaf tapi sebaiknya saya keluar, permisi" Minho memilih untuk keluar dari kamar, tak mau turut ikut campur dalam masalah yang sedang terjadi didalam

Ia turun kelantai bawah, menaruh nampan didapur dan menghampiri teman temannya di ruang tengah

"Gimana ho gimana? Lancar?" Chan

"Lancar apanya, gue belum ngomong udah ditolak" Ucap Minho, sontak semua temannya menghentikan aktivitas masing masing dan beralih menatap Minho

"Ku menangiss~ " Hyunjin

"Sedih banget hidup lo" Changbin nepuk nepuk punggung Minho diiringi dengan soundtrack yang dinyanyikan secara live oleh Hyunjin

Acara melow melowan terjadi diruang tengah, sampai seseorang turun dari lantai atas dengan mata sembap dan hidung merah. Berjalan kearah mereka dengan wajah tertunduk

"Ho.. maaf hikss gue harus pergi" Ucap Jisung dengan isakan yang keluar dari mulutnya

"Mak-masud lo apa?!" Minho memegang kedua lengan Jisung. Kaget? Tentu! Masa Baru jadian udah mau ditinggal

"Gue harus pergi, gue gak bisa disini hikss.. maaf seseorang nunggu gue di sana" Tangisnya pecah. Ia rtak mampu walau hanya sekedar melihat wajah Minho untuk terakhir kalinya

"Jisung pleasee gue mohon, jangan pergi" Minho berlutut, ia menggenggam erat tangan Jisung. Menahan yang lebih muda agar tidak pergi

Tin.. tin..

"Jiji, cepet! Kita terlambat" Ucap Chanjae entah sejak kapan ia sudah berada di dalam mobil di halaman mansion milik Changsu

"Maaf ho, sekali lagi maaf" Jisung melepas paksa tangan Minho dari tangannya. Ia berlari dan terus menangis hingga masuk kedalam mobil dan mobil itu melaju menjauh dari Mansion itu

Minho terdiam, ia melihat kearah luar dengan mata berlinang. Hatinya hancur, tak menyangka bahwa hal ini benar benar akan terjadi.

Bukankah dulu Minho yang Meminta agar Jisung pergi dari kehidupannya? Bukankah Minho yang risih dengan kehadiran Jisung dikehidupannya?

Disaat tuhan mengabulkan semua permintaannya kenapa ia justru menangis dan tak rela seperti ini?

"Ho.." Ucap Changbin, mereka bertiga pun kaget dengan apa yang terjadi

"Gue mohon tinggalin gue sendiri" Melihat Minho yang jadi sadboy gini ngebuat mereka bertiga iba. Kalau bisa milih mereka bakalan milih Minho yang gobloknya gak ketulungan dari pada jadi galau sadboy kayak sekarang

...

"Mama pasti seneng banget ketemu kamu" Ucap Chanjae, kini mereka sedang dijalan menuju ke bandara untuk ke kota itaewon.

"Pah, kenapa sih papa maksa aku buat nikah sama kak Woojin?" Tanya Jisung

"Kok kamu nanya gitu? Kamu mau ngelawan papa?" Ucap Chanjae dengan nada yang agak ditinggikan dan sesekali menoleh pada Jisung

"Papa gak berubah, papa tau? alasan jiji milih buat tinggal sendiri di seoul dibanding tinggal dirumah?"

"Sikap papa, sikap papa yang selalu ngekang aku yang buat aku gak betah"

Ya, alasan Jisung kabur dari rumah saat itu karena masalah perjodohan dan perusahaan papanya. Banyangin aja, Jisung yang waktu itu baru 13 tahun mau dijodohin sama orang yang usianya beda hampir 7 tahun sama dia

Ditambah lagi Sikap papanya yang selalu maksa dia buat dapat yang sempurna, mulai dari nilai, sikap, pokoknya semuanya harus perfect. Karena dia adalah satu satunya orang yang akan melanjutkan bisnis Milik papanya

Tak lama ponsel Chanjae berdering. Sebuah panggilan masuk, panggilan tersebut dihubungkan melalui mobilnya

/paham gak? Gak paham? Yaudahlah..

Woojin is calling

Jawab | Tolak

Jawab

"..."

"Iyaa Jisung sudah ketemu"

"..."

"Dia baik baik saja, aku akan datang ke itaewon bersama dengannya"

"..."

"Apa?!"

ChanJae menghentikan mobilnya dibahu jalan kafena kaget dengan apa yang woojin ucapkan

"JISUNG!"

Tak menyia nyiakan kesempatan ini, Jisung segera turun dan memanggil taksi untuk kembali ke rumahnya, ke tempat yang seharusnya ia berada

"Ke Mansion di jalan *** Cepat!" Sang supir taksi menancapkan gas. Jisung merogoh sakunya, mengambil benda pipih tersebut keluar dan menghubungi Minho, namun tak Diangkat oleh sang empu

..

Brak!

"MINHO!"


































Bentar lagi tamat gaiss..
Bingung tamatin ff ini kayak gimana ㅠㅠ

-hyoo

Only You || Minsung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang