18

6 3 0
                                    

Waktu berjalan sangat cepat, taeyong tidak sadar bahwa sedaritadi ibunya sedang memperhatikannya dari kejauhan. 

Jam menunjukan pukul 11.30 am. 

*Tikk.. Tikk* "Ahh, hujan.. Ibuu??!!" teriak Taeyong. 

Taeyong langsung bergegas bangun dan menuju Toko, tapi saat diperjalanan tiba-tiba ia ditarik seseorang. Ya, itu ibunya. 

"Heyy, kau tidak melihat ibu disini?" tanya ibunya. 

"Ah, ibu? Daritadi ibu disini? Sejak kapan? Kenapa tidak bilang padaku?" tanya Taeyong.

"Sedang hujan, kita berteduh dulu" ucap ibunya. 

Selama berteduh di pinggir Toko, ibu Taeyong membuka pembicaraan.

"Tae, tadi saat ibu melihat wajahmu. Sepertinya ada yang sedang kau pikirkan. Ada apa?" tanya ibunya. 

"Umm, tidak.... tidak ada bu. Mungkin perasaan ibu saja. Aku baik-baik saja kok bu *tersenyum lebar*" ucap Taeyong.

Taeyong masih terus menyembunyikan sesuatu dari ibunya. Padahal, ibunya sangat peduli dengannya. Ia hanya tidak mau ibunya khawatir dengannya. Cukup ia yang mengkhawatirkan ibu dan ayahnya. 

"Tae, hujannya sudah reda. Ayo, kita pulang. Hati-hati jalanan basah, licin" ucap ibunya. 

"Iya ibu juga hati-hatilah" ucap Taeyong. 

Pada saat mereka ngebrol asyik tiba-tiba ada truk melaju dengan kecepatan tinggi. Namun, sang supir tidak bisa mengendalikan mobilnya karena jalan licin yang telah diguyur hujan. Alhasil.... 

*Brakkkkk!!!!!* 

Tanpa sepatah kata pun Taeyong tidak bisa berkata apa-apa. Ia melihat seseorang yang ia cintai seumur hidup tergeletak didepannya dengan berlumuran darah. 

"Ayahhh!!!!!!!" teriak Taeyong. 

Taeyong dan ibunya pun berlari dan menjatuhkan semua belanjaannya. 

"Tidak.. Tidakk mungkinnn!!! Ayahhhh bangun!! Jangan pergi tinggalin aku sama ibu yah. Aku mohon bangunlah!!! *memeluk erat sang ayah*" teriak Taeyong. 

"Pakkk... Bangunnn *menangis menjerit* kenapa semua jadi begini pak?" teriak ibunya sembari mencium tangan suaminya. 

Sang supir yang kehilangan kendali pun turun dari truk dan langsung bertanggung jawab untuk membawa ayah Taeyong ke RS.

"Pakk, bapak-bapak tolong bawa bapak ini ke dalam truk. Cepatt!!!" teriak sang supir. 

"Iya.. Iyaa ayo" teriak warga. 

Taeyong dan ibunya pun ikut masuk ke dalam truk. Sepanjang perjalanan mereka tidak berhenti menangis. Dan selalu memeluk erat orang yang mereka cintai. 

"Pakk, cepattt!!!??" teriak Taeyong. 

•Rumah Sakit•

"Dok, lakukan yang terbaik untuk ayah saya dok "memegang bahu sang dokter*" ucap Taeyong sembari menangis. 

"Iya, iyaa baik. Saya akan lakukan yang terbaik untuk ayah anda" ucap Dokter sembari meninggalkan tempat. 

"Ibuuu... Bagaimana semua terjadi bu? Aku tidak mau kehilangan ayah. Hanya ibu dan ayah yang aku punya *menangis dibahu ibunya*" ucap Taeyong.

"Ibu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa ia bisa sampai dipasar? Apa yang ingin ia lakukan? Jika memang ada sesuatu yang ingin dibeli, ia bisa bilang pada ibu kan" ucap ibunya dengan lemas. 

"Ibu, bagaimana jika ini yang terakhir kalinya kita melihat ayah?" tanya Taeyong. 

"Tae, kenapa kau bicara seperti itu? Tidak baik. Kita harus mendoakannya supaya bapakmu bisa disembuhkan dan kita bisa berkumpul kembali *memeluk Taeyong*" ucap ibunya. 

Tidak lama setelah mereka menunggu diluar. Dokter keluar dari ruang operasi. Taeyong dan ibunya langsung menghampirinya. 

"Dok, bagaimana keadaan suami saya? Apa ia baik-baik saja?" tanya ibunya. 

"Maaf bu, kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan pasien. Tapi ... Tuhan berkata lain. Pasien tidak bisa diselamatkan akibat pendarahan dikepala dan didadanya" ucap sang dokter.

"Heuhh.. Heuhhh *menghela nafas* ga gamungkin dok gamungkin.. Ayahhhh!!??? *berlari memasuki ruang operasi* jangan tinggalin aku sama ibu yah. Aku belum sempat membuat ayah bahagia *menangis disamping beliau*" teriak Taeyong. 

"Pak, kenapa begitu cepat kau meninggalkan aku begitu saja dengan Taeyong? Aku tidak menyangka ini adalah yang terakhir kalinya kita bertemu. Jika aku tahu bahwa kejadiannya akan seperti ini. Aku tidak akan pergi meninggalkanmu dirumah dan akan menghabiskan waktu bersamamu disisa umurmu pak *Hikss.. Hikss*" ucap ibunya. 

Taeyong yang masih terpukul dan menangis akan kehilangan ayahnya yang sangat amat ia cintai. Bahkan ia tidak ingin melepas genggaman tangannya pada ayahnya. 

"Tae, ayo kita pulang. Kita harus mengurus pemakaman bapak secepatnya" ucap ibunya. 

"Ibuuu *memeluk ibunya*" ucap Taeyong. 

"Sudah Tae, ikhlaskan kepergian ayah mu. Mungkin ini yang terbaik untuknya. Tae, lihat ibu.. lihat. *memegang wajah Tae* ibu hanya punya kau satu-satunya anak ibu. Ibu akan lakukan yang terbaik untukmu. Jangan menangis lagi Tae, ibu akan sedih kalau kau menangis terus *mengusap air mata Taeyong*" ucap ibunya. 

*Hikss.. Hikss* "Bu, aku menyayangi ibu *memeluk erat ibunya*" ucap Taeyong. 

"Iya ibu juga *tersenyum*" ucap ibunya.

*pukul 20.00 pm•

Pemakaman telah selesai, taeyong dan ibunya pulang kerumah. Taeyong masih memegang pakaian ayahnya yang ia kenakan terakhir kalo sebelum ia pergi meninggalkannya. 

"Taeyong, kau istirahatlah. Jangan sampai kau sakit. Pasti kau sangat capek. Ibu akan membereskan barang-barang ayahmu untuk dimasukkan ke box" ucap ibunya. 

Taeyong yang tanpa sepatah kata pun langsung memasuki kamar. Dengan perasaan yang masih tidak karuan. Betapa hancur hatinya melihat orang yang ia sayangi pergi meninggalkannya bahkan belum sempat membahagiakan beliau. 
~Asli gue nangis sendiri paraahh 😭~

TBC

He Changed My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang