Part 10

7.7K 223 0
                                    

Ara POV

Saat ini gue lagi di ruangan pak Revan. Dari tadi kami cuma diem gak ada yang buka suara sampai suara Revan memecahkan keheningan

"Kamu masih disini?"tanya Revan yang tidak sadar akan keberadaan gue

"Ya iyalah ogeb!"batin gue kesel akan sikap si Revan

"Iya pak"balas gue tersenyum paksa

"Saya kira sudah keluar"ucap Revan bikin gue kesel

"Gimana mau keluar kalau dari tadi aja Lo sibuk sampai gak sadar ada gue!"batin gue lagi gak mungkin kan kalau langsung ngomong.

"Kenapa bapak panggil saya?"tanya gue se sopan mungkin

"Kar-

Belum sempat Revan mengucapkan kalimatnya. Suara pintu di dobrak membuat kami mengalihkan perhatian ke pintu itu dan

Brak

Degg

Gue langsung berdiri dari duduknya. Gue masih membeku di tempat begitupun dengan Wanita itu yaitu mami mertua gue,Adinda Wijaya.

"Araaa"teriak mami setelah kesadarannya penuh lalu lari dan memeluk gue dengan erat hingga gue kehabisan nafas

"Mam-i ses-ak"ucap gue terbata akibat pelukan erat mami.

Mendengar itu mami melepaskan pelukannya dengan gue. Membuat gue bernafas lega. Gue melihat mami tersenyum

"Eh maaf sayang,mami lupa"cengir mami sedangkan gue tersenyum ke arahnya dan arah Raisya

"Nggak papa kok mi"jawab gue

"Kalian kok disini?"tanya Revan yang sedari tadi hanya memperhatikan kami

"Emang gak boleh ha??"pekik mami

"Boleh"balas Revan singkat+padat

"Dasar anak durhaka kamu"ucap mami

"Aku mi?"tanya Revan ke diri sendiri

"Iya lah siapa lagi. Udah jarang pulang dan menyembunyikan keberadaan Ara"judes mami yang buat gue kaget

"Revan jarang pulang?. Dan mami kok bilang Revan menyembunyikan keberadaan ku. Padahal kami baru bertemu setalah lama tidak bertemu.

"Maksud mami?"tanya gue bingung

"Maksud mami itu setelah kamu pergi Revan jadi jarang pulang dan kasih kabar"jelas mami buat gue merasa bersalah

"Maaf mi"sesal gue

"Maaf?"bingung mami,Revan,dan Raisya

Author POV

"Untuk apa kak?"tanya Raisya ke Ara

"Maaf karena kepergian ku,pak Revan jarang pulang"sesal Ara

"Ini bukan salah kamu Ra tapi salah Revan"sinis adinda ke Revan yang hanya diam saja

"Ra kita bicara ke kantin aja"ajak adinda

"Pekerjaan aku?"

"Udah,gapapa bisa nanti kak, ayok"ajak Raisya dan adinda.

Mau tak mau Ara mengikuti keinginan mami dan adik iparnya.

Diperjalanan para pegawai berbisik bisik mengenai hubungan Ara dengan keluarga Wijaya. Apalagi melihat Ara berjalan bersama mereka dan berbincang bincang dengan akrab.

"Itu kok Ara bisa sama mereka sih"

"Iya,mana keliatan akrab banget lagi"

"Pasti caper deh sama nyonya adinda dan adik pak Revan"

"Iya,dasar gak tau diri mentang mentang sekertaris bisa seenaknya"

Begitulah kira kira ocehan para pegawai yang kurang kerjaan. Ara yang menjadi bahan pembicaraan menundukkan kepalanya. Raisya dan adinda yang melihat itu terbawa emosi

"KALIAN BISA DIEM GAK"teriak Raisya menggelegar di perusahaan Rv'n Company.

"Ara jangan kamu ambil hati ya"nasihat adinda membuat Ara mendongakkan kepalanya menghadap Adinda

"Iya,gak papa kok"balas Ara memaksakan senyum walau hatinya sedih.

Mereka terus berjalan sampai ke kantin. Para pedagang juga melihat ke arah Ara tetapi adinda menatap semua tajam hingga mereka fokus ke pekerjaan nya.

Mereka memilih duduk di pojok kantin

"Kak Ara mau pesan apa?"tanya Raisya

"Jus alpukat"jawab Ara singkat

"Mami?"tanya Raisya

"Mami sama Ara aja"balas adinda

"Ok"

"Mbaaa"teriak Raisya

"Mau pesen apa?"tanya nya sopan

"Jus alpukat 3"jawab Raisya

"Ada lagi"tanya pelayan sopan

"Ada lagi nggak mi,kak?"tanya Raisya

"Nggak"jawab Ara dan adinda

"Ya udah mba tambah kentang goreng 1"ucap Raisya segera di catat pelayan

"Permisi mba"ucap pelayan sedikit membungkuk tubuhnya

"Ara udah berapa lama kamu kerja di Rv'n Company?"tanya adinda membuka obrolan

"Sekiranya setengah tahun lah mi"jawab Ara tersenyum

"Oh,kakak kerja di kantor kan Revan saat itu sudah tau ceo-nya belum?"tanya Raisya kepo

"Belum,soalnya jarang ke kantor kata para pegawai"jawab Ara

"Terus kehidupan kamu setelah pergi dari Revan gimana?"tanya adinda

"Eemm"Ara bingung ingin menceritakan bagaimana nya

"Cerita nya dikit dikit aja Ra"ucap adinda memegang tangan Ara

Ara pun menceritakan hidupnya setelah pergi dari rumah Revan. Gimana ia tidak mau merepotkan keluarganya dan dimana ia bertemu sahabat masa kecilnya yang banyak membantu ia. Menceritakan pekerjaan nya sebelum ke Rv'n Company tetapi ia tidak menceritakan tentang Vano dan Vani.

Setelah menceritakan itu adinda dan Raisya di buat terharu

"Sungguh kuat dan tegar kamu Ra"ucap adinda

"Aku gak nyangka kakak bisa setegar ini setelah penghianatan kak Revan"sambung Raisya

"Mami bangga punya mantu kayak kamu Ra,udah tegar,baik,kuat,lembut segalanya deh"ucap adinda tersenyum

"Makasih mi,Rai"balas Ara tersenyum

"Ini semua juga bukan karena aku tapi karena Ana sahabatku"lanjut Ara

"Kapan kapan kenalin sahabat kakak ya"ucap Raisya yang diangguki Adinda

"Iya"balas Ara

"Tapi kenapa kamu gak kasih tau kami tentang penghianatan Revan Ra?kami bisa bantu kamu"ucap adinda prihatin

"Aku cuma mau mandiri dan gak ngerepotin kok"balas Ara tersenyum

"Kamu gak pernah ngerepotin kok Ra. Kalau mau minta bantuan jangan sungkan ya"jelas adinda

"Iya mi,Rai makasih banyak"tulus Ara

"Sama sama"jawab Raisya dan adinda

Setelah percakapan pesanan mereka datang. Mereka makan dengan di iringi candaan Raisya.

Tanpa mereka sadari Revan telah mendengar semuanya. Revan bertambah merasa bersalah akan kelakuannya di masalalu. Tapi nasi sudah menjadi bubur.

"Maafin aku Ra"lirih Revan melihat Ara dengan pandangan nanar dan tersenyum miris.

Setelah itu Revan pergi meninggalkan kantin menuju ruangannya kembali. Diperjalanan Revan selalu menjadi tontonan pegawai apa lagi kaum hawa yang terpesona akan ketampanan seorang Revan Erlangga Wijaya.

My Ceo Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang