Part 11

6.7K 204 2
                                    

Setelah dari kantin adinda dan Raisya pamit untuk pulang

"Ara kami pulang dulu ya?"ujar adinda

"Iya mi,Rai hati hati ya"pesan Ara

"Sip"balas adinda dan Raisya mengacungkan jempol nya

"Eh tapi kalian pulang pakai apa?"cegah Ara

"Kami pulang di jemput pak Herman"balas Raisa

"Oh ya udah hati hati mi,rai"

"Assalamualaikum"

"Waallaikumsalam"

Setelah kepergian Adinda dan Raisya,Ara kembali keruangannya. Diperjalanan dia ditatap sinis ada juga yang menatapnya iba tapi di acuhkan Ara. Ara terus berjalan menuju ruangannya. Sampai di ruangannya Ara membuka pintu

Ceklek

Ara membuka pintu di kejutkan dengan keberadaan Revan yang sedang menatapnya dengan wajah yang seperti biasa nya tak lain yaitu wajah datar+dingin serta tatapan matanya yang tajam dan menusuk. Hingga banyak orang yang takut menatap mata elangnya. Sifat Revan lah yang membuat rekan bisnis maupun musuh bisnis nya takut kepada Revan.

"Ada apa pak?"tanya Ara yang masih di ambang pintu

"Ngapain kamu di situ sini"panggil Revan

Ara berjalan mendekat ke arah Revan. Ia duduk di depan Revan. Ara masih aja dilanda kegugupan walau sudah banyak bertemu.

"Kok bapak ada diruangan saya?"tanya Ara bingung dilanda kegugupan

"Emang gak boleh ini kan perusahaan saya"ujar Revan ke Ara

"Gue juga tau kalau ini perusahaan lo ogeb!"

"Boleh pak"ucap Ara tersenyum

"Kenapa kamu pergi dari hidupku"lirih Revan pelan menatap lekat manik mata Ara tetapi masih dapat di dengar Ara

Ara yang mendengar menjadi kesal. Ia mencoba menahan emosi. Ara juga menahan agar tidak terbawa suasana.

"Maksud bapak apa ya saya kurang paham?"tanya Ara yang pura pura tidak tau

"Tidak apa apa"balas Revan lalu keluar dari ruangan Ara.

"Gimana sih,gue kirain udah nyesel eh ternyata gak sama sekali. Untung aja gue belum percaya"gumam Ara.

Belum percaya sama gak percaya itu beda lho.

Malam hari

Jam sudah menunjukkan angka 09.30 membuat semua pegawai kantor sudah pulang terlebih dahulu kecuali Ara dan Revan. Ara yang masih mengerjakan satu berkas. Selesai membereskan barang barangnya Ara keluar dari perusahaan. Ara menunggu taksi yang lewat namun nihil tidak ada taksi. Sampai terdengar klakson mobil

Tin tin

Pengendara itu membuka kaca mobilnya dan ternyata Revan.

"Masuk"suruh Revan dengan wajah datar dan suara dingin

"Gak usah pak saya nunggu taksi saja"jawab Ara tersenyum walau mengantuk.

"Kamu pikir jam segini ada taksi yang lewat. Cepat masuk"suruh Revan

Mau tak mau Ara memasuki mobil Revan. Ia duduk di samping kemudi.

"Alamat?"singkat Revan membuat Ara menghela nafas sabar

"Jln Garuda no 8"jawab Ara.

Revan mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata rata. Revan melihat ke arah Ara ternyata Ara sudah tertidur. Revan yang melihat pemandangan itu tersenyum.

"Ngapain aja kamu tetap cantik sayang termasuk kalau sudah tertidur"gumam Revan tersenyum.

Tak lama mobil Revan berhenti di pekarangan rumah yang berlantai 2. Sebenarnya Ara itu mengontrak tapi saat sudah sukses ia membeli rumah berlantai 2.

Revan membangunkan Ara karena sudah sampai

"Ra bangun udah sampai"ujar Revan menepuk kedua pipi Ara

"Euh"Ara bangun dengan mengusap usap matanya. Ia melihat sekeliling ternyata sudah sampai dirumahnya.

"Makasih pak"ucap Ara

"Hm"balas Revan

Ara keluar dari mobil Revan. Ara masuk kerumah setelah memastikan bahwa Revan sudah pergi dari pekarangan rumah Ara. Ara membuka pintu utama dan menuju lantai 2 kamarnya dan kamar Vano,Vani berada. Sampai di kamar Ara bersih bersih terus mandi. Setelah mandi Ara langsung tertidur menuju alam mimpi.

Di tempat lain

Hari ini setelah mengantar Ara pulang,Revan pulang kerumah kediaman keluarganya yaitu mansion mewah Wijaya. Revan membunyikan klakson mobil membuat pak Indra(satpam mansion)terbangun dari tidurnya

Tin tin

"Bentar"teriak pak Indra lalu membuka gerbang nya dan mempersilahkan revan masuk

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi. Revan menuju pintu utama lalu mengetuk pintu

Tok tok

Ceklek

Pintu terbuka dan nampak lah bi Yeni(pembantu) dengan wajah baru bangun tidur.

"Eh tuan silahkan masuk"ujar bi Yen yang melihat wajah Revan sudah lelah

"Hm"balas Revan lalu menuju lantai 5 kamarnya berada dengan lift biar cepat. Sampai di kamar Revan langsung merebahkan tubuhnya di kasur king size nya. Biasanya sih Revan pasti bersih bersih terlebih dahulu tetapi karena ngantuk banget akhirnya di lebih memilih langsung tidur. Jika ditanya keluarga maupun teman"ngapain lu gak mandi dulu?" dengan gampang nya Revan menjawab"mandi atau nggak tetap ganteng dan bersih serta wangi"jawab Revan kelewat santai.



My Ceo Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang