Part 15

7K 181 2
                                    

Lo sama Ara"lanjut Renald membuat jantung Revan berdetak kencang.

"Apa mungkin?"batin Revan bertanya tanya

"Mak-sud lo?"tanya Revan terbata karena masih dilanda keterkejutan

"Maksud gue itu Revan Erlangga Wijaya kedua anak yang manggil Ara bunda itu anak Lo sama anaknya Tiara Angelica Dirgantara" ujar Renald menekankan nama Revan dan Ara

"Tapi apa mungkin?"tanya Revan bingung

"Mungkin aja kan"ujar Renald mengangkat bahunya acuh

"Tapi kan waktu itu Ara gak hamil gimana bisa"gumam Revan dengan pandangan kosong

"Mungkin waktu Ara pergi dia lagi dalam keadaan mengandung"jelas Renald membuat pandangan kosong Revan pergi entah kemana

"Kok Ara gak bilang gue?"tanya Revan tepatnya ke diri sendiri

"Gimana mau ngasih tau Lo kalau Lo aja selingkuh sama si Viona dan niat mau menceraikan kan Ara demi Viona gak tau diri itu"sindir Renald tepat di hati Revan paling dalam

"Lo bener,gak seharusnya gue buta akan cinta Viona"lirih Revan

"Itu tau"balas Renald

"Lo aja buang permata berharga demi batu kerikil gak ada artinya"sinis Renald membuat Revan terdiam

"Tapi gimana buat gue bukti in kalau mereka anak kandung gue"ucap Revan

"Ya tes DNA lah Revan"greget Renald

Perkataan Renald di benarkan oleh Revan.

"Dengan tes DNA gue akan tau semuanya"batin Revan tersenyum smirk.

Melihat Revan tersenyum sendiri membuat Renald bergidik ngeri.

Flashback end

Revan menuju pintu utama rumah Ara lalu membunyikan bel rumah

Ting tong

Ting tong

"Bentar"teriak Vani lalu membukakan pintu

Ceklek

"Eh om,mau ketemu bunda ya?"perkataan Vani membuat hati Revan menghangat

"Nggak om mau ketemu kamu sama saudara kembar kamu"jawab Revan tersenyum

"Oh silahkan masuk om"kata Vani mempersilahkan Revan masuk dan duduk di ruang tamu

"Bentar om aku panggil kakak dulu ya"pamit Vani yang dijawab anggukan kepala Revan

Setelah Vani pergi meninggalkan Revan. Revan melihat lihat rumah Ara yang terkesan sederhana.

"Sederhana tapi nyaman"gumam Revan tersenyum singkat

Tak lama nampak lah 2 anak kembar yang berjalan ke arah Revan lalu duduk di sofa

"Oh ya om kesini mau apa?"tanya Vani ke Revan

"Om cuma mau tau tentang kalian"ucap Revan tersenyum

"Wajah om mirip kita"ceplos Vano yang dari tadi memperhatikan wajah Revan

"Kebetulan mungkin"ucap Revan tersenyum

"Eh kalian disini sendirian?"tanya Revan berbasa basi

"Sebenarnya sama bunda tapi bunda lagi pergi kerumah aunty ana"jelas Vani membuat Revan tersenyum puas

"Oh,emang cuma ada kalian bertiga?"tanya Revan lagi

"Iya om cuma kami bertiga"jawab Vani

"Ayah kalian?"tanya Revan berhati hati membuat wajah Vani yang tadi ceria menjadi murung

"Dari kecil kami gak pernah ketemu ayah om"jawab Vano dingin

"Iya om karena kata bunda ayah sedang kerja jauh"sambung Vani

Mendengar itu hati Revan terasa ter cubit cubit dengan sadisnya.

"Maaf om gak tau tentang itu"sesal Revan

"Gapapa om kami sudah biasa"jawab Vani tersenyum

"Biasa?"batin Revan
Apa mereka sering ditanya begitu. Kasihan sekali mereka.

"Oh ini hadiah buat kalian"kata Revan meyerahkan dua paper bag membuat Vano dan Vani bingung. Sebelum kesini Revan membeli mainan untuk dua anak kembar Ara.

"Kami kan gak ulang tahun om"tolak Vani halus walaupun dalam hati ia tersenyum senang

"Siapa bilang om ngasih ini untuk ulang tahun kalian,om ngasih ini untuk hadiah pertemuan kita"jelas Revan lalu hadiahnya diterima antusias Vani sedangkan Vano hanya tersenyum tipis

"Makasih om"ucap mereka bersama

"Sama sama"balas Revan

"Oh iya boleh om tau nama kalian siapa?"tanya Revan yang penasaran dengan nama mereka

"Aku Vani dan ini kakak aku Vano"jawab Vani yang masih asik dengan mainan Barbie nya

"Kalau om Revan salam kenal ya"ucap Revan

"Iya om"balas Vani dan Vano

"Om pulang dulu ya kapan kapan om kesini lagi kok"jelas Revan tersenyum

"Yah kok pulang sih"lesu Vani seakan ada yang hilang

"Kapan kapan om kesini lagi jadi Vani  jangan sedih ya"hibur Revan mengelus rambut panjang Vani

"Serius ya om"

"Iya"

"Janji"ucap Vani mengulurkan jari kelingking nya

"Janji"balas Revan menerima uluran jari Vani lalu ke Vano dan diterima baik Vano

"Apa om boleh peluk kalian?"tanya Revan hati hati takut gak dibolehin

"Boleh om"balas Vani tersenyum

Lalu Revan memeluk tubuh Vano dan Vani tanpa sepengetahuan mereka,Revan memotong sedikit rambut Vano dan langsung di masukkan ke dalam plastik kecil dan di taruh di kantong celana nya.

"Kalau gitu om pamit, assalamualaikum"mengulurkan tanganya ke Vano dan Vani

"Waallaikumsalam"
Mencium punggung tangan Revan.

"Akhirnya berhasil"batin Revan tersenyum puas

Revan menjalankan mobilnya menuju rumah sakit Rv'n hospital. Sesampainya disana Revan menuju ruangan Dr. Zain yang merupakan dokter proposional di rumah sakit ini.

"Selamat datang pak Revan ada yang bisa saya bantu?"tanyanya sopan berdiri dari duduknya ketika melihat pemilik rumah sakit tempat ia bekerja

"Tes DNA"ucap Revan memberi helaian rambut Vano tadi

"Baiklah sir"ucap Dr. Zain

Skip aja ya soalnya author gak tau

Selesai tes DNA membuat Revan lega.

"Kapan bisa diambil?"tanya Revan dingin

"Sekitar 4 hari"jawab Dr. Zain tersenyum  ke Revan

"Hm"balas Revan lalu keluar dari ruangan Dr. Zain membuat ia tersenyum lega karena kedatangan Revan tadi membuat atmosfer berubah dingin.

My Ceo Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang