Terpesona untuk pertama kalinya
***
"Saya akan menikahi kamu karena memang begitulah seharusnya. Saya akan mencoba menerima semua ini dan mulai mencintai kamu. Saya sudah berjanji dihadapan Sang Pencipta untuk menjadikanmu isteri saya, dan karenanya saya tidak bisa berkhianat."
Agaknya, kata-kata itulah yang kini terus terngiang di telinga Aira Anindita Wicaksono setelah pernikahan dadakan yang ia lakukan dengan ajudan sang Ayah. Aira adalah anak semata wayang yang kebetulan dilahirkan dan dibesarkan dilingkungan militer, tetapi rupaya lingkungan itu tidak cukup membuat darah militan mengalir di tubuh Aira. Buktinya Aira masih menjadi anak yang manja, membuat sang Ayah Jendral Erlanngga Wicaksono tidak dapat melepaskan anak perempuan satu-satunya itu.
"Om Guntur sudah pindah tugas ke Kalimantan, sebagai gantinya nanti ada ajudan ayah namanya Lettu Baskara Wirayudha.Sebentar lagi dia akan jemput.", ucap Erlangga pagi itu saat ritual sarapan bersama yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota keluarga. Aira tidak dapat mundur apalagi menolak. Perintah adalah mutlak.
"Selamat pagi, Jendral.." sapa lelaki dengan pakaian loreng yang berdiri tegap di ujung pintu. Erlangga segera beranjak dari tempat duduknya, menghampiri sang ajudan yang baru saja dipindahtugaskan dari Aceh itu.
"Tugas kamu adalah mengawal putri tercinta saya, Aira kemanapun ia pergi, dan laporkan semuanya pada saya. Mengerti?" ucsp Erlangga tegas.
"Siap, mengerti, Jendral.", jawab lelaki yang masih nampak muda itu. Aira dengan segala pesonanya menhampiri sang Ayah, mencium hormat punggung tangan ayahnya sebelum akhirnya memfokuskan pandangannya pada lelaki gagah dihadapannya. Aira memperhatikan Ibas dengan seksama, hingga tanpa sadar manik mata hitsm Aira bersinggungan dengan manik mata coklat milik Ibas. Terkunci beberapa saat disana.
Seorang lelaki dengan mata yang indah. Menarik. ucap Aira dalam hati. Tanpa sadar ia mengulas senyum tipis sebelum akhirnya melangkah pergi menuju mobil yang telah siap di depan rumah. Dengan sigap dan gagah Ibas memasuki mobil tersebut dan mengendarainya.
"izin, mbak.. ini saya antar ke kampus kan?" tanya Ibas memecahkan keheningan. Aira yang sedari tadi fokus pada gawainya pun mendongak memperhatikan Ibas dari belakang.
"Aira.."
"maaf??" tanya Ibas bingung.
"Panggil saja aku Aira. Nama kamu siapa?Bas-- Siapa, aku tidak melihat dengan jelas nametag mu dari sini." ucap Aira.
"Nama saya Baskara, mbak.. panggil saja Ibas." ucap Ibas santai.
"Aira, Ibas... Aira.." ucap Aira memberikan penekanan. Ibas memandang Aira dari kaca spion ditengah mobil. Ia melihat gadis itu mengerucutkan bibirnya dengan wajah sedikit kesal. Menggemaskan. satu kata itu yang terlontar dari hati Ibas saat melihat tingkah Aira.
Bersambung
21 Agustus 2020
Jangan lupa vote dan komen ya kak semoga suka dengan awalannya.
🤗🤗🙏🙏💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU DAN KENANGAN (CERPEN ) END
Short Story"Aku tak ubahnya seperti sebuah perintah dan kamu adalah bawahan yang menerima perintah dari atasan yang membuatmu tidak bisa menolak semuanya dan menganggap pernikahan ini bagian dari tugas". *** Hanya sebuah cerita...