Menunggu untuk pergi
***
Pasukan Bravo berjalan semakin jauh masuk kedalam hutan, melacak keberadaan pemberontak yang sedang menjadi incaran yang selalu bergerilya didalam hutan. Hingga akhirnya pasukan Bravo menemukan markas pemberontak tersebut.
Dor!!
Tembakan menderu baik dari pasukan Bravo maupun pemberontak bersenjata. Keadaan begitu chaos pagi itu. Pasukan Bravo telah mengikuti dan mengintai kelompok Amoroso.
"Kontak..kontak.. waspada! Tangkap hidup atau mati Amoroso!" Komunikasi tersebut terdengar saat melalui radio yang terpasang di telinga Ibas dan timnya.
Dor!
Dor!
"Kena.." ucap Ibas. "Amoroso lari tim Bravo siap mengejar." Lanjut Ibas.
Dor!
Dor! Dor!
"Harimau mengejar Amoroso, minta back up! " Ucap Ibas dalam radio komunikasinya."Siap, elang back up .. " Hengky berlari mengejar Ibas dan bersembunyi di balik pohon besar. Mereka berdua mengintai dari tempat masing-masing para pemberontak bersiaga mengajcungkan senjata seraya berkoordinasi untuk lari atau melawan anggota TNI yang menggerebek mereka. " ijin menembak, Ndan.. posisi bebas.." ucap Hengky dengan posisi siap membidik sasaran
.
"Tunggu Elang. Mereka masih terlalu siaga. Kita tunggu saat mereka bergerak. "
"Siap, komandan!"
Ibas dan Hengky mengintai musuh dari balik pepohonan. Posisi mereka bersiaga membidik musuh dari tempat persembunyiannya. Ibas mengamati dengan seksama setiap pergerakan musuh sekecil apapun. Saat orang yang bernama Amoroso tersebut hendak melangkah, akhirnya Ibas mendapatkan momen untuk menyerang pemberontak tersebut.
"Elang.. tembak!!" Ucap Ibas. Seketika Hengky membidik musuh dan melontarkan timah panas ke arah orang yang akan berlari tersebut.
Dor!
Dor!
"Amoroso lolos suh!" Ucap Hengky saat menyadari dia hanya mengenai pengawal pemberontak tersebut.
"Gue kejar!" Ucap Ibas seraya berlari mengejar target.
Dor!
Dor!
Kontak senjata masih terus berlangsung antara Amoroso dengan Ibas. Tanpa gentar Ibas terus mengejar pemberontak tersebut dan menembakkan senjatanya
Dor!
"Target terjatuh.. ulangi target terjatuh!" Ucap Ibas dalam radio komunikasinya. Ibas menghampiri orang yang bernama Amoroso tersebut, pemberontak itu tertembak tepat di kepala dan dada kanannya.
"Mission complete! Amoroso tewas. Bravo menang!" Ucap Ibas dalam laporan radionya.
6 Bulan Kemudian.
Pasukan bravo telah tiba kembali diLanud Halim Perdanakusuma sore itu. Setelah kabar keberhasilan tim Bravo menumpas pemberontak bersenjata yang mengancam NKRI tersebut , akhirnya Ibas kembali. Setelah upacara penerimaan para keluarga dipersilahkan menjemput anggota keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU DAN KENANGAN (CERPEN ) END
Short Story"Aku tak ubahnya seperti sebuah perintah dan kamu adalah bawahan yang menerima perintah dari atasan yang membuatmu tidak bisa menolak semuanya dan menganggap pernikahan ini bagian dari tugas". *** Hanya sebuah cerita...