08. Mine!

569 69 1
                                    

"Bagaimana?" tanya Jeon Yama sambil meminum secangkir shakenya.

"Serahkan ia padaku,aku yang akan mengurusnya." pinta Jungkook yakin.

Sang Ayah menatap Jungkook menyelidik.

"Kenapa kau ingin?"

"Tidak,hanya saja aku ingin mengajarinya bahwa ia telah kalah,benar-benar kalah."

"Lakukan sesukamu dan soal sekolahnya? Apakah perlu dilanjutkan atau kita putuskan saja?" tanya sang Ayah serius.

Jungkook menyeringai samar seperti telah merencanakan sesuatu.

"Putuskan saja,tak ada guna juga ia sekolah karena bagaimanapun ia adalah tawanan dan selamanya akan seperti itu. Tak ada perlakuan khusus."

Jeon Yama tersenyum puas menyambut pemikiran anaknya yang semakin lama semakin memenuhi syarat sebagai seorang yakuza.

"Tentu!"

Disisi lain Lisa meringis pelan begitu dirasakan tubuh bagian belakangnya semakin terkoyak.. Ingin berteriak tak ada gunanya. Digigitnya bibir bawahnya yang terlihat pucat,sekuat tenaga ia menahan segala bentuk cambukan yang dilayangkan padanya.

"Sakit..!" ringisnya dalam.

Semakin ia meringis cambukan itu terasa lebih menyakitkan.

Ini adalah hari yang tak pernah ia harapkan dalam hidupnya.

"Ayah..." lirihnya berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi buruk yang dialaminya.

Dalam diam derap langkah kaki kembali menghampirinya.

"Bagaimana? Apa kau belum bisa mengakui kekalahanmu? Kau tahu dimata dunia kau kalah,jangan coba mengelak."

Lisa hanya mendesis pelan mendengar setiap kata yang dilontarkan Jungkook,matanya menatap nyalang pemuda yang sebaya dengannya itu.

Plak..

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tampar Jungkook, kasar.

Lis hanya diam,namun ia akan ingat hari ini. Hari dimana semuanya berubah.

.

.

"Hei Itu Jeon-kun,kudengar kemarin klannya memenangkan peperangan!"

"Kudengar juga bergitu,lalu bagaimana dengan Lisa, Bukankah Ayahnya meninggal? Apa dia akan datang ke sekolah hari ini?"

"Entahlah,aku juga tak tahu."

Bisik-bisik disepanjang koridor kembali terdengar. Ayolah, siapa yang tidak tahu tentang peperangan tersebut. Seluruh jepang pun tahu hal itu.

Jungkook menyeringai samar mendengar semua bisikan tersebut.

Tidak ada yang spesial kali ini,pelajaran berlanjut seperti biasa kecuali para anak buah Lisa yang mulai terlihat ketakutan begitu menatapnya.

Jungkook mengalihkan pandangannya pada jendela disampingnya,menggerakan tangannya dan mulai mengukir sebuah tulisan kanji dibalik kaca tersebut.

Bibirnya berkedut pelan menampilkan sebuah seringai.

0o0o

"Aku Pulang!" Suaranya menggelegar memenuhi isi ruangan rumahnya.

"Dimana Ayah,Dota-kun?" tanya Jungkook begitu selesai mengganti pakaiannya..

Dota,pelayan pribadi sang ayah pun menunduk sopan,lalu menunjuk tempat dimana sang penguasa berada.

"Ayah kesana?"

Tanpa mendengar balasan dari Dota,dengan seribu langkah Jungkook segera berlari menuju ruang bawa tanah.

Langkah kakinya berderak disetiap anak tangga yang dipijaknya.

"Ayah?"

Jungkook menatap terkejut sang Ayah yang menggendong tubuh ringkih Lisa.

"Ia mau di bawa kemana?" sontak Jungkook mencegat sang Ayah.

"Yakuza memang Sadis tapi kami tidak mencambuk musuh dalam keadaan lemah hingga membuatnya tak sadarkan diri. Apa yang kau perintahkan kemarin?" Sang ayah menatap Jungkook menuntut.

Jungkook terdiam sesaat balas menatap ayahnya tak kalah sengit.

"Ayah sudah berjanji menyerahkan ia padaku. Apapun yang kulakukan tak ada kaitannya dengan Ayah. Mungkin itu peraturan Yakuza yang selama ini dipatuhi Ayah tapi itu tidak berlaku untukku dan generasiku. Lagian pula Ayah bilang lakukan sesukaku dan inilah yang kulakukan, j6angan mencoba menghalangiku!"

"Ada apa denganmu? Kau tahu? Ayah sering mendapat laporan tentang interaksimu dan si Manoban ini,Kau? Untuk apa kau membawanya ke UKS setelah habis menghajarnya? Untuk apa kau menghubungi Ayahnya untuk menjemputnya? Kenapa kau tak biarkan saja dia? Dan sekarang kau seakan menginginkannya mati kenapa kau tak lakukan saja itu di medan perang kemarin?"

Jeon Yama,sang Ayah menatap Jungkook dengan menyelidik. Sungguh ia tak mengerti jalan pikiran anaknya. Jungkook berbeda, caranya menghabisi musuh seakan menjadi tanda tanya besar.

"Ayah, aku berada di wilayahnya. Sebagai sesama yakuza meskipun enggan tapi itu adalah caraku menghormatinya tapi sekarang ia di wilayahku,ia sudah kalah. Apa lagi yang perlu ku hormati? Dan lagian pula Ayah ingat bukan mottoku -Sentuh dengan perlahan hancurkan ketika tak berdaya-?"

Jeon Yama hanya terdiam menatap Jungkook,tak tahu harus berkata apa.

Melihat sang otousan yang terdiam,Jungkook pun melangkah pelan mengambil alih tubuh ringkih Lisa

"Dia dibawah kekuasaanku jadi kumohon berhentilah ikut campur Ayah!" pamit Jungkook.

.
.
.
.

Bersambung..

Chained To You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang