09. Pelayan?

492 64 1
                                    

Lisa POV
.

.

.

Sudah terhitung lebih dari empat hari aku berada di balik jeruji dingin ini. Manikku menatap sendu cahaya yang menerobos masuk melalui cela-cela fentilasi yang ada.

Aku benci.. Benci dimana aku merasa lemah dan tak berdaya seperti ini.

'Apa Aku akan terus seperti ini?'
Batinku bergejolak, kukepal tanganku perlahan, menengadah kepalaku penuh tekat.

Dengan bringas ku goyangkan jeruji dingin tersebut mencoba untuk memberontak.

"Apa yang kau lakukan? " Kilat Jungkook menghampiriku.

Aku balas menatapnya menantang, shappireku tak kalah berkilat tajam.

Sudah cukup aku terpuruk karena mereka.

"Kenapa? Kau tak suka?  Maka lepaskan aku sekarang Brengsek!"
Teriakku marah.

Tcih!

Jungkook tertawa hambar.

"Apa kau gila?  Tak sadarkah kau akan posisimu saat ini? " celahnya.

Aku terdiam sesaat.

"Keparat!" umpatku nyaris berbisik.

Kuremas erat jeruji yang ada.

Jungkook melangkah mendekat, menatapku dingin.

"Aku akan melepaskanmu namun  bukan berarti aku membebaskanmu. Keluarlah dan jadiah pengawal pribadiku, Apa kau bersedia?  Itu adalah jalan terakhirmu sebelum kau membusuk sebagai tawanan didalam ruang ini."

Aku meneguk ludahku kasar seakan tak terima dengan perkataannya.

Apa katanya?  Menjadi pengawalnya?  Itu sama saja aku menjadi budaknya dan menghianati Ayahku. Jujur aku lebih memilih membusuk didalam sini.

"Jangan berharap, sampai mati pun aku tak akan mau!" balasku skartis.

Jungkook menyeringai kecil dan itu sangat menyebalkan. Sungguh..!

"Baiklah..  Aku tak akan memaksa, sepertinya kau masih belum bisa menerima kekalahanmu. Namun jangan sesali ini, kumohon."

"Aku tak akan menyesal!" sontakku.

"Kau cukup keras kepala, Ya seperti Lisa yang kukenal. Sekali lagi jangan menyesal!" ujar Jungkook yang terdengar mengancamku.

Entah kenapa firasatku tak pernah salah, setelah ia berbalik entah apa yang ia katakan namun dapat kurasakan itu sesuatu yang buruk.

Benar, itu terbukti begitu dua orang pengawal menghampiriku bersamaan dengan cambuk ditangan mereka.

Aku mengigit bibirku kasar, ku layangkan pandangan pada Jungkook namun tak digubris oleh lelaki itu.

Dan selanjutnya seperti yang diharapkan jeritan kesakitanku kembali melantun dalam ruangan ini.

Uhuk-uhuk Kumohon hentikan.

Ingin kusuarakan hal itu namun kuurungan begitu shappireku menangkap sosok Jungkook di ujung ruangan, menatapku puas.

Kalian tahu?

Aku membenci setiap hal tentang dirinya hingga detik ini,ingin kubangkitkan setiap frasa dalam diriku melawannya melalui berbagai rima yang menggetarkan, mencekiknya seperti choke dan membunuhnya diujung imajinasiku.

"Apa kau akan terus bertahan? "

Aku tersenyum lemah ,mendongakan kepalaku.

"Tentu! "

Chained To You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang