Lisa menatap Jungkook tak percaya,ia biarkan bibirnya di pagut lembut oleh Jungkook tanpa berniat membalasnya. Bisikan lirih Jungkook tadi seakan mengalihkan dunianya.
Sekian lama ia terdiam hingga Jungkook melepas pagutan mereka lalu menatapnya lembut.
"Lisa?"
"Eh? "
Ia tersadar, menubrukan shappire redupnya pada moist tenang Jungkook.
"Kau tidak mendengarkanku?" bisik Jungkook.
Hembusan nafas Jungkook menyentuh kulit-kulit wajahnya membuatnya tergelitik.
Lisa mengerjap sesaat.
"Aku bingung.. Apa maksud perkataanmu?"
Jungkook terkekeh kecil, sungguh pemandangan ini sangat langka.
"Kau masih tidak mengerti? Ku pikir tadi kalimat paling romantis."
Lisa menyerngit, ia tidak ingin menyimpulkan sendiri dan berakhir dengan sakit hati.
Kali ini Jungkook menatapnua serius, ia mendekatkan keningnya pada kening Lisa.
Moistnya mengunci shappire milik Lisa.
"Aku tidak ingin munafik atau bersikap tsundere lagi.. Ini pilihan yg sulit sebenarnya untukku namun juga menyakitkan... Maksudku... Ya aku mencintaimu,sudah cukup lama aku merasakan perasaan ini-
Jungkook terhenti sesaat membawa jemari-jemari Lisa menyentuh dadanya, mencoba memberitahukan lelaki itu tentang jantungnya yang berdentum kencang.
Namun kau tahu? Aku terus menyangkalnya,ku pikir langkah yang kuambil benar dan semua akan baik-baik saja tapi ternyata aku salah, itu justru menyakitiku secara perlahan.. Melihatmu menangis serta terluka merupakan titik terendahku." jujur Jungkook.
Entah Lisa tak tahu harus membalas apa, hatinya membuncah bersamaan dengan linangan air mata bahagia.. Akhirnya perasaanya terbalas.
Ia tersenyum manis menatap Jungkook.
Jika ingin ia katakan,ia sangat membenci Jungkook. Sangat.. Namun mengampuni bukan pilihan yang buruk,bukan?
"Apa itu artinya kita pacaran?" tanyanya memastikan.
Jungkook mengangguk pelan.. Meskipun begitu ada satu hal yang menganggunya yaitu tentang posisinya di rumah ini.
"Jungkook..?"
"Hmm."
Lisa menatap Jungkook cemas, ia mengigit bibir bawahnya. Ini belum selesai.. Ayolah..
"I-itu.. Bagaimana denganku? Posisiku? Ayahmu?"
Jungkook terdiam, ia bahkan tak memikirkan semua itu.
Ia tahu, ayahnya takkan tinggal diam jika mengetahui semua ini, apa lagi dengan keberadaan Dota yang selalu memantaunya.
Jungkook meremas pelan jemari Lisa.
"Jangan khwatir,semua akan baik-baik saja, aku yang akan mengurusnya,oleh karena itu untuk sementara ini menetaplah dikamarku, jangan keluar selangkah pun, aku akan menyuruh pelayan untuk mengantar makananmu dan barang-barang yang kau perlukan." ujar Jungkook.
Saat ini, otaknya berpikir keras untuk memberi alasan kepada sang ayah nanti, untuk sekarang ia beruntung karena sang Ayah sedang berada di Rusia. Beliau baru berangkat beberapa jam lalu dan akan datang dua minggu depan..
Namun meskipun begitu, Jungkool tetap cemas karena pelayan pribadi ayahnya, yakni Dh
ota masih berada disini.Lisa terus menatap Jungkook yang terlihat cemas, dalam diam ia menangkup pipi lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chained To You! [END]
FanfictionJungkook dan Lisa adalah musuh bubuyutan yang sangat terkenal di jepang. Mereka merupakan anak yakuza modern ternama yang sama-sama mempunyai ambisi untuk menjadi yang terkuat. Mereka mehalalkan banyak cara untuk saling menyingkirkan satu sama lain...