15. Your Shappire!

420 57 1
                                    

Jungkook POV

.

.

.

Aku terpaku, terperangkap dalam pusaran shappire dan senyuman semanis gulali.

Aku bahkan tak sadar dengan Soya-sensei yang terus memperhatikan kami.

Sesuatu berdesir pelan namun terasa menyenangkan.

Aku ingin menyangkalnya.

Ya.. Aku tidak boleh.. Apapun itu!

Mengandalkanku? Bukankah sebaliknya?

Seakan tersadar, aku bangkit dari posisiku,menatap datar Lisa lalu tanpa kata aku keluar dari dalam ruang.

Ia tawanan yang kau manfaatkan menjadi pelayan.. Ingatlah itu Jungkook!

......

Lisa menyerngit aneh menatap kepergian Jungkook.

Tatapan datar itu..
Lisa berani bertaruh belakangan ini Jungkook jarang melayangkan pandangan tersebut.

Apa barusan ia membuat kesalahan?

Lisa terdiam merenung dalam pikirannya
Namun tak Selang beberapa lama Jungkook kembali,masih dengan raut yang sama ia menarik pergelangan Lisa,membawa gadis tersebut menuju mobil.

"Kau kenapa? " akhirnya Lisa bertanya.

Jungkook tak bergeming, ia memasang seatbeltnya lalu mulai menjalankan kendaraan beroda empat itu.

Lisa mencoba mengendalikan emosinya. Ia sama sekali tidak tahu apa salahnya dan ia tidak suka di abaikan seperti ini.

"Kau aneh." Lisa kembali berkomentar namun nihil, Jungkook tetap tak menanggapinya.

Lisa menghembuskan nafasnya kasar.

Otaknya bekerja mencari cara keluar dari situasi tidak mengenakan ini.

"Apa kau sakit?"

Jungkook terhenyak begitu tangan dingin Lisa menyentuh keningnya.

Ia menoleh sesaat..
Lagi dan lagi senyuman itu.

Apa ada sesuatu yang merasuki gadis itu hingga ia terus tersenyum?

"Berhentilah tersenyum!"

Suara datar Jungkook mengalun, menghentikan kegiatan Lisa

Segera Lisa menarik tangannya namun tidak dengan senyuman nya.

"Kenapa? Apa senyumanku menganggumu?"

Jungkook mengalihkan wajahnya
'Ya itu sangat menganggu hatiku.' batinnya mengerang.

Lisa masih Setia menatap wajah Jungkook yang berpaling.

"Hanya saja...kau tahu? Bukan karena aku tidak memperlakukanmu layaknya tawanan,kau dengan bebasnya berinteraksi dan dekat denganku. Sadarlah akan batasan itu!"

Kali ini senyuman Lisa benar- benar menghilang digantikan tawa hambar yang terdengar getir.

Apa-apan itu?

"Bukankah aku bukan tawananmu lagi? Aku pelayanmu, dan tentu aku harus seperti itu denganmu."

Tcih.. Entah kenapa mendengar pembelaan Lisa, membuat Jungkook tergelitik.

"Apa kau melihat Dhota-kun seperti itu? Tidak bukan?"

.......

Jungkook menepikan mobilnya di pinggir jalan, depan rumahnya.
Sekilas ia melirik Lisa datar, mengangguk sebentar yang bertanda agar Lisa segera keluar dari dalam mobil.

Awalnya Lisa bingung, namun melihat tatapan Jungkook, ia pun langsung membuka pintu mobil dan keluar.

Begitu ia turun, mobil tersebut kembali melaju.

'Hendak kemana dia?'

Meskipun penasaran, Lisa hanya bisa mengedikan bahunya lalu berbalik.

Namun langkahnya terhenti begitu didapatinya Ayah Jungkook yang sedang menantinya di depan pintu masuk bersamaan dengan beberapa pengawal.

"Manoban-san, bisakah kita berbicara?"

"Hai!"

Sedikit ragu, Lisa mengikuti langkah pria setengah baya tersebut.

Ia di bawa memasuki sebuah ruangan yang tampak asing.

Lisa hanya diam, ia menatap punggung pemimpin yakuza itu menusuk.

Ayolah, ia tak akan melupakan saat-saat pria itu membunuh Ayahnya.

Meskipun belakangan ini ia sedikit tenang dan patuh bukan berarti dendamnya menghilang.

Mengingat hal itu membuat sesuatu dalam dirinya terasa sesak dan sakit.

Clek..

"Masuklah!"

Suara berat itu kembali menyadarkannya.

Lisa melangkah masuk tak lupa ia kembali menutup pintu tersebut.

Pemimpin Jeon itu menatapnya menyelidik seakan menginterogasinya melalui tatapan tersebut.

"Apa kau senang?"

"Hm?" Lisa mengerut bingung.

Ia sama sekali tak mengerti topik pembicaraan apa ini.

"Tentang Jungkook... Kau senang bukan karena dia,kau tidak terkurung dan tersiksa lagi dibalik jeruji?"
Pria setengah baya itu menatap Lisa menyudut.

Akhirnya Lisa mengerti, ia balas menatap pemimpin tersebut mencemooh.

"Apa maksudmu Tuan? Anakmu sendiri yang melakukannya aku bahkan tak memintanya. Ahh apa tuan takut? Takut jika suatu saat anakmu akan berpihak padaku bukan? " Lisa tak tahu entah dari mana ia mendapat keberanian seperti ini, ia bahkan tak mengerti apa yang ia ucapkan sekarang.

"Kau cukup berani, Manoban-san.
Kau pelayannya, tapi aku tahu kau juga musuh. Berhati-hatilah mulai sekarang. Aku tidak takut sama sekali Manoban-san, karena pada akhirnya Jungkookblah yang akan menyakitimu."

Lusa hendak membalas namun tercekat begitu dengan tiba-tiba Dhota masuk dengan wajah paniknya.

"Tuan.. Jungkook-dono ikut melakukan kudeta hari ini di kantor pemerintahan."

Seketika tanpa kata pemimpin Jeon itu berlari keluar diikuti Dhota.

Lisa menatap bingung namun Kudeta?

Bukankah berarti?

........

........

........

Bersambung..

Chained To You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang