Part #17

1K 133 6
                                        

Airmata jatuh tidak tertahankan lagi oleh Jisoo. Mimpi itu begitu nyata baginya. Di dalam sana, rasanya mereka berdua merasakan kebahagiaan yang amat sangat terasa begitu nyata.

Bahagia seakan dunia milik mereka berdua. Bahagia seakan mereka tidak akan pernah terpisah oleh apapun. Bahagia seakan hari yang akan mereka jalani di depan mereka terbentang begitu saja tanpa ada rintangan.

Namun semua itu hanyalah sebuah mimpi semata. Mimpi yang bisa menjadi kenyataan ataupun hanya sekedar mimpi sampai kapanpun.

Bukankah mimpi seseorang bisa jadi harapan dari seseorang itu?

Pada kenyataannya, mimpi itu hanyalah tinggal mimpi. Ia harus menjalani kenyataan yang tak sesuai dengan mimpi di dunia nyata ini. Ia harus menepati janji yang ia buat sendiri dengan Tuhan.

Taehyung akhirnya selamat. Dan ia harus meninggalkannya, itulah kenyataannya.

Tapi itu sungguh sangat berat sekali untuk Jisoo. Tidak seperti mengatakan janji itu beberapa waktu lalu yang sangat lantang ia ucapkan, kini untuk memulai menjalaninya saja itu sungguh sulit. Rasanya janji itu akan menyiksanya kelak.

"Jisoo, kau sudah sadar? Oh, kau menangis?"

Irene yang memang duduk di dekat Jisoo terkejut begitu melihat wanita itu tersadar namun dalam keadaan yang berurai airmata. Lantas Irene segera mendekati Jisoo.

Orang-orang yang ada disana pun ikut menghampiri Jisoo. Tidak terkecuali ketiga sahabat Taehyung yang ikut hadir disana.

"Jisoo kau kenapa sayang?" Tuan Kim begitu panik melihat anaknya yang kini menangis kian menjadi.

Jisoo pun bangkit dari tidurnya di bantu oleh sang kakak, Seokjin.

"Hati-hati kau masih begitu lemah" Ujar sang kakak.

Setelah Jisoo sukses duduk, ia langsung menatap sang kakak. Lalu segera memeluknya.

"Kak, aku tidak bisa melakukannya kak... A-Aku tidak pernah bisa hidup tanpanya.. Aku tidak bisa kak!" Jisoo mengatakan hal yang sama sekali tidak dimengerti oleh semua orang yang ada disana. Namun, Seokjin tetap menenangkan sang adik dengan mengusap surai panjang Jisoo yang kini sedikit berantakan itu.

"Sudah ada kami disini, kau tenang ya. Tidak akan terjadi apa-apa pada Taehyung. Kau berdoa saja" Jawab Seokjin seadanya. Ia yakin, maksud dari ucapan Jisoo adalah Taehyung. Ia pasti tidak mau terjadi apa-apa pada Taehyung yang kini masih dalam keadaan yang belum stabil.

Mendengar ucapan Seokjin, Jisoo justru semakin terisak begitu keras. Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Seokjin.

Eunwoo yang sejak tadi diam, menundukkan kepalanya serta merapatkan bibirnya. Ia sangat iri pada Taehyung, pria itu benar-benar sudah terjun bebas masuk kedalam hati Jisoo yang paling dalam.

Sebegitu berharganya Taehyung untukmu Jisoo, sampai kau terlihat terluka seperti ini - Eunwoo

Setelah beberapa lama, akhrinya tangisan Jisoo mulai mereda. Lalu perlahan ia melepaskan pelukan dari sang kakak.

Jisoo melirik ketiga temannya Taehyung yang sejak tadi setia memperhatikan mereka semua.

"Jimin, Suga, Jungkook apa aku bisa berbicara dengan kalian sekarang?" Tanya Jisoo dengan suara yang masih terdengar serak.

Jimin dan kedua temannya seketika saling pandang satu sama lain. Mereka tidak mengerti kenapa Jisoo tiba-tiba ingin bicara pada mereka.

"Tentu saja Jisoo, katakanlah" Jawab Suga.

Namun bukannya langsung mengatakan apa maksudnya, kini Jisoo malah beralih menatap ayahnya dan yang lain.

"Apa kalian bisa menunggu diluar? Aku hanya ingin bicara pada mereka bertiga" Ucap Jisoo.

My Jisoo [KTH-KJS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang