Part #26

1.1K 136 18
                                    

Hening.

Ruangan itu terasa hening. Padahal di sana ada empat orang yang sedang menunggu dan menjaga Jisoo. Tuan Kim, Seokjin, Irene dan Eunwoo masih setia menunggu putri tidur terbangun dari tidurnya. Ah, bukan hanya itu. Mereka menunggu seseorang yang dengan baik hatinya mau mendonorkan sumsum tulang belakangnya pada Jisoo. Namun sampai saat ini, mereka belum mendapat kabar dari pihak rumah sakit tentang hal itu.

Sedih.

Tentu saja mereka sedih. Sudah banyak
yang dengan sukarela menawarkan dirinya untuk menjadi pendonor, tapi tidak ada salah satu dari mereka yang cocok dengan Jisoo. Wanita yang sedang berbaring cantik ini seakan tidak mau menerimanya.

"Bagaimana ini? Sampai kapan kita akan
menunggu?" Gumam Irene yang merasa
frustasi melihat keadaan Jisoo yang
semakin hari semakin tidak berdaya.

Seokjin yang berdiri di sampingnya
segera membawa wanita itu ke dalam
pelukannya. "Berdoalah, semoga Jisoo bisa mendapatkan pendonor itu."

Sementara di sisi lain, Tuan Kim nampak
mengusap surai panjang Jisoo tanpa henti. la sekali-kali menciumi kening anaknya itu.

"Bertahanlah sayang, sebentar lagi kau
akan mendapatkan pendonor itu, ayah
yakin."

Melihat semua orang di sekelilingnya
bersedih, Eunwoo pun merasakan hal yang sama. Ia tidak kuasa lagi berpura-pura kuat di depan mereka seperti ini. Ya, selama ini ia memang paling tabah di antara yang lain, ia tidak pernah menangis meskipun ia sangat ingin menangis.

la menyayangi Jisoo, sahabatnya itu.
Bahkan rasa sayang itu sudah melebihi
seorang sahabat. Meskipun ia tau, ia tidak akan pernah mendapatkan perasaaan yang sama dari sosok Jisoo. Ia tau ada seseorang yang lain yang ada di dalam hati Jisoo.

Sampai akhirnya, seiring berjalannya
waktu, ia mengerti dan mulai berusaha
untuk menetralkan kembali perasaannya.

Eunwoo segera melangkahkan kakinya
menuju ke arah pintu, airmatanya sudah
tidak tertahan lagi. Ia ingin menangis
namun tidak di depan mereka. Ia tidak mau membuat suasana menjadi haru karena tangisannya.

Namun saat ia sudah hampir sampai di
depan pintu, tiba-tiba ia dikejutkan dengan pintu yang tiba-tiba terbuka dengan sangat kencang sehingga menimbulkan suara yang sedikit keras.

BRAKK

Semua orang yang ada di sana tidak
terkecuali Eunwoo terkejut dengan sesosok pria yang datang dengan terburu-buru. Ya, sosok itu adalah Taehyung.

"Taehyung!!" Ucap semua orang yang ada di sana dengan nada terkejut mereka.

Taehyung segera berjalan ke arah ranjang Jisoo bahkan ia melewati Eunwoo tanpa menolehnya. Perasaan khawatir dapat terlihat dari mimik wajah Taehyung. Sampai ia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Pikiran pria itu terus tertuju pada sosok Jisoo yang kini berbaring lemah di ranjangnya.

"Jisoo.. ada apa dengannya? Kenapa kalian semua tega tidak memberitahukan tentang ini padaku?!" Ucap Taehyung menggebu.

"Ka-kau sudah ingat Tae..."

Taehyung berdecak sebal, "Astaga.. lalu?
Oke, setidaknya kalian memberitahukan
keadaan Jisoo padaku meskipun aku hilang ingatan!'"

Tuan Kim kemudian menghampiri
Taehyung dan mencengkram pundak pria itu tiba-tiba sambil meneliti setiap inci tubuh Taehyung.

"Astaga... Kau sudah kembali Taehyung"

Greb

Tuan Kim segera memeluk Taehyung
dengan sangat erat. Jujur, pria paruh baya itu sangat merindukan sesosok Taehyung. la tidak percaya jika Taehyung akhirnya kembali dan mengingat Jisoo.

My Jisoo [KTH-KJS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang