Part #16

973 134 4
                                    

Sudah beberapa lama mereka semua menunggu di tempat ini. Tuan Kim dan Irene duduk bersebelahan dengan Jisoo yang masih berada dalam pelukan ayahnya. Begitu juga dengan Jimin, Jungkook dan Suga mereka duduk bersebelahan di bangku sisi yang lain. Sedangkan Seokjin dan Eunwoo keduanya berdiri di dekat pintu operasi dan menyandarkan punggung mereka ke tembok.

Operasi pun masih sedang berjalan di dalam. Udara yang dingin semakin menusuk tubuh mereka, ketegangan dan ketakutan serta harap-harap cemas dapat tertangkap dari raut wajah dan perasaan semua orang yang ada disini.

Keheningan yang mencekam menyelimuti semuanya, hanya terdengar sayup-sayup suara isakan tangis Jisoo yang menjadi latar tempat ini. Ia masih dalam rasa yang bercampur aduk di hatinya. Takut, gelisah, sedih dan khawatir semuanya bersatu di dalam dirinya.

"Ayah.. " Lirih Jisoo.

"Kenapa sayang?" Tanya ayahnya setelah menoleh ke arah Jisoo yang memanggilnya.

"Aku... "

Brukk

Belum sempat Jisoo selesai bicara, wanita itu sudah ambruk dalam pelukan sang ayah. Ayah Jisoo seketika terkejut melihat anaknya yang tiba-tiba jatuh pingsan.

Ya, Jisoo pingsan. Wanita itu sebenarnya sudah menahannya dari tadi. Menahan tubuhnya sendiri agar tidak jatuh. Ia bertahan semampunya agar ia tetap bertahan dan sadar. Ia ingin mengetahui bagaimana keadaan Taehyung kekasihnya, maka dari itu ia berjuang dengan dirinya sendiri.

Dirasa dirinya sudah tidak kuat lagi menahan tubuhnya, Jisoo pun pingsan di pelukan sang ayah.

"JISOO?!"

Sontak kejadian itu membuat semuanya panik. Jimin dan yang lainnya kembali beranjak dan mendekati keluarga itu.

"Jisoo?!" Seokjin segera mengambil alih tubuh Jisoo dari ayahnya.

Pria itu langsung mengangkat tubuh adiknya itu dan segera membawanya.

"Aku akan panggilkan dokter!" Seru Eunwoo yang segera berlari mendahului Seokjin yang sedang mengangkat Jisoo.

Dan pas disaat Seokjin akan membawa Jisoo ke salah satu ruangan, operasi pun selesai dilakukan. Dokter dan yang lainnya pun keluar dari dalam sana. Mereka pun menghampiri beberapa orang yang sudah dipastikan keluarga dan kerabat dari pasien yang baru saja mereka tangani.

Seokjin yang tadinya terburu-buru membawa Jisoo kini berhenti karena ingin mengetahui keadaan Taehyung atau kekasih adik tersayang nya ini.

"Dokter bagaimana keadaannya?" Tanya Jimin.

"Jadi..."
Bla
Bla
Bla

Saat dokter tengah menjawab pertanyaan dari Jimin, Eunwoo datang membawa beberapa suster dan brankar untuk Jisoo.

Kemudian Jisoo pun dibawa ke salah satu ruangan untuk diperiksa. Irene pun ikut untuk menemani Jisoo disana.

Saat Jisoo masih ada di gendongan Seokjin, ia masih bisa mendengar samar-samar apa yang dikatakan oleh dokter.

"Detak jantung pasien sempat berhenti beberapa saat, tapi ternyata sungguh di luar dugaan. Pasien seakan ikut berjuang bersama kami untuk mengembalikan detak jantungnya. Pasien masih ingin ada di dunia ini, ia masih ingin hidup. Sungguh luar biasa"

"Tapi kita masih belum bisa memastikan bagaimana kedepannya. Keadaan pasien sangat lemah sekali. Benturan di kepala dan punggung nya sangat keras. Jadi kami masih harus memperhatikan kondisinya"

Itulah yang kira-kira Jisoo dengar sebelum dirinya di bawa ke salah satu ruangan. Selebihnya ia tidak tau.


































Jisoo berjalan menyusuri taman bunga yang tertanam begitu rapih berjajar di kedua sisinya. Ia berjalan menyusuri jalanan lurus.

Bahkan ia berjalan sambil memutar tubuhnya membuat gaun berwarna merah yang menampakkan kedua bahu mulusnya ikut berputar mengikuti gerakan tubuhnya.

"Ah, segarnya~"

Ia terus berputar-putar bagaikan wanita yang tengah menari ballet. Entah mengapa, ia seperti belum pernah melihat tempat seperti ini sebelumnya.

Namun saat ia sedang berputar-putar, tiba-tiba...

Greb.

Sebuah tangan kekar melingkar di pinggang kecil Jisoo. Membuat aksi berputarnya berhenti.

Jisoo mengerjapkan matanya begitu melihat wajah tampan seorang pria yang kini ada tepat di hadapan wajahnya. Pria itu tersenyum tipis padanya.

Satu tangan itu masih melingkar kuat di pinggangnya. Begitu juga dengan satu tangan Jisoo yang tidak sadar bertengger di pundak pria itu.

"Kau seperti anak kecil. Berputar-putar tidak jelas. Bagaimana jika kau jatuh Jisoo?" Ucap pria itu dengan suara beratnya.

Jisoo memandang dalam bola mata pria itu yang juga memandang ke arahnya.

"Aku tidak akan jatuh, karena kau pasti akan selalu melindungi ku Taehyung" Jawab Jisoo yakin.

Taehyung pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Kau benar"

"Kalau begitu lepaskan aku"

Taehyung pun melepaskan tangannya dari pinggang kecil Jisoo. Sedetik kemudian Jisoo kembali berlari menjauh dari Taehyung dan berputar-putar seperti semula.

"Hati-hati Jisoo!"

Lalu Taehyung pun ikut berlari menghampiri Jisoo dan menjaganya dari jarak yang dekat.































Jisoo perlahan membuka kedua matanya. Lalu ia mengerjap berkali-kali saat cahaya lampu menyilaukan matanya.

Ya, ia terbangun dari pingsannya. Dan sekarang ia sudah ada di sebuah ruangan yang ada di rumah sakit ini.

Dadanya naik turun, nafasnya teratur disana namun sedikit tersengal. Ia seperti baru dari perjalanan jauh dan merasakan sedikit lelah.

Ia baru ingat. Ia baru saja berlari-lari di taman bunga dengan Taehyung.

"Taehyung?" Gumam Jisoo kecil.

Ia kemudian kembali teringat dengan Taehyung. Ia sadar, Taehyung kini sedang berada di salah satu ruangan di rumah sakit ini juga.

Ia terlalu merindukan Taehyung, sampai ia memimpikan pria itu dalam ketidaksadarannya.

Mimpi itu terasa nyata - Jisoo





















To be Continued...

Sedikit spoiler di next chapter

Siapin tisu gih 🤧

My Jisoo [KTH-KJS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang