4 || Damn man

1.6K 181 4
                                    

Jihoon menyesal tak bisa menolak acara pertunangannya dengan Soonyoung. Dan mau tidak mau, ia harus melakukan pendekatan dengan Soonyoung. Huh, mereka baru bertemu sebulan lebih saja, sudah membuat Jihoon ingin suntik mati saja, masalahnya pria itu kelewat menyebalkan sekali dan ia harus terus mengalah karena appanya lebih mendukung pria itu, dibandingkan anaknya sendiri. Sial memang nasibnya.

Setelah acara pertunangan yang dilakukan tertutup itu, mereka melakukan makan malam bersama. Di meja makan, sudah tersedia berbagai menu makanan. Semua makanan itu, beberapa ada yang Jihoon pesan, dan ada yang ia buat sendiri.

Jihoon berdiri dan dengan segala skill pencitraannya, ia menyiapkan piring dan menuangkan lauk serta minuman untuk keluarga Soonyoung.

"Aigoo, manisnya...gomawo Jihoonie..." Ujar eommanya Soonyoung.

"Ah, ne Ahjumma..." Sahut Jihoon, lalu lanjut menyiapkan makanan untuk appa dan adik Soonyoung.

"Gomawo noona..." Ujar Seungyoun.

Setelah itu, baru ia menyiapkan makanan untuk appanya, lalu Soonyoung, terakhir untuknya sendiri. Mereka menikmati makan malam dengan tenang, tidak ada pembicaraan diawal, sebelum pria disebelah Jihoon ini berulah.

Bisa-bisanya ia berbisik, saat Jihoon tengah mengunyah makanan dan berakhir tersedak setelah mendengar apa yang pria itu katakan.

Uhuk uhuk!

Jihoon menatap Soonyoung horor, lalu segera mengambil air untuk minum hingga air itu tanda setengah.

"Ck, Soonyoung...jangan goda Jihoon saat dia makan" tegur Appanya, lalu Soonyoung kembali pada kegiatannya melahap makan malam miliknya.

Sedangkan Jihoon, ia masih menatap horor pria itu. Sial, dia jadi merinding sendiri sekarang.

•••

Makan malam selesai, keluarga Soonyoung pamit pulang terlebih dahulu dan hanya menyisakan Soonyoung yang masih tinggal.

Jihoon membantu appanya untuk ke kamar, agar bisa beristirahat, lalu ia pergi ke meja makan untuk membereskan piring-piring kotor dan sisa-sisa makanan yang ada disana.

Dan, Jihoon sempat kebingungan karena melihat meja makannya yang sudah kosong, lalu ia mendengar suara air dan benturan antara piring-piring. Setelah itu, Jihoon segera menuju dapur dengan curiga. Dan, yang Jihoon dapati adalah Soonyoung yang tengah mencuci piring dengan kemeja hitam yang tangannya di lipat sebatas siku.

"Yah, apa yang kau lakukan?" Tanya Jihoon, pria itu menoleh dan setelah itu ia melanjutkan aktivitasnya lagi.

"Seperti yang kau lihat, aku hanya ingin membantu mu mencuci piring saja" Ujar pria itu dengan santai.

Jihoon berjalan mendekat ke arah pria itu, lalu mendorongnya minggir dari westafel, agar membiarkan Jihoon yang melanjutkan acara mencuci piringnya.

"Sana pulang, ini sudah malam!" Ujar Jihoon terdengar ketus. Pria itu bukannya menuruti, atau merasa tersinggung, tapi malah tertawa kecil sambil melipat tangannya dan menatap Jihoon yang sedang sibuk mencuci piring.

"Kurangi takaran ketusmu itu, kau akan cepat tua nanti--"

"Apa katamu?!! Kau bilang apa tadi?!!" Jihoon tak terima tentu saja, ia menatap pria tinggi itu dengan tatapan menusuk.

"Aku? Hmm, sepertinya aku bilang kau cantik?" Langsung saja Jihoon berdecih kesal, dan menyipratkan air keran ke wajah tampannya itu.

"Y-yah! Basah Ji..." Keluh Soonyoung sambil mengelap wajahnya yang terkena air.

Jihoon tak peduli, dan hanya melanjutkan adegan mencuci piringnya dan menyusun piring-piring bersih kembali ke tempatnya. Lalu, ia membuang sisa-sisa makanan tadi, dan ada beberapa yang ia simpan ke kulkas karena masih banyak.

Dan, tiba-tiba lampunya padam. Gelap, tidak ada Cahaya dan fyi, Jihoon takut gelap. Ia menutup pintu kulkas yang masih sedikit terbuka, lalu ia baru ingat kalau ia tak membawa handphonenya.

"S-soonyoung..." Panggil Jihoon.

"..." Tidak ada Jawaban.

"S-soon...jangan bercanda~" Terdengar nada suara Jihoon yang benar-benar seperti orang ketakutan.

Dan, hap!

"Soonyoung!--"

"Sstt...ini aku, jangan berteriak nanti appamu bangun dan mengira aku memacam-macami mu." Tegur Soonyoung sembari merangkul pundak Jihoon.

"Makanya jangan mengagetkan ku, bodoh!" Kata Jihoon kesal sambil memukul lengan Soonyoung dengan lumayan keras.

"Kajja, aku akan mengantarmu ke kamar. Ini sudah malam--"

"Kau tidak sedang merencanakan sesuatu kan? Bisa saja, nanti kau tiba-tiba berniat memperkosa ku--"

"Kau mau?" Tanya Soonyoung dengan santainya.

"Jangan gila, atau aku akan memotong milikmu sekarang!" Ancam Jihoon terdengar mengerikan, gila saja jika itu benar-benar terjadi.

"A-ay~ jangan begitu, nanti aku tidak bisa memiliki anak bersama mu" Ujar Soonyoung.

"Stop bermimpi, dan antar aku ke kamar...disini menakutkan..." Suara Jihoon menciut di akhir kalimat, dia benar-benar ketakutan.

Soonyoung mengambil jas miliknya, lalu menggandeng tangan Jihoon, dan mengajaknya ke lantai atas. Setelah itu, Jihoon menunjukkan letak kamarnya dan akhirnya kini mereka berada di kamar Jihoon.

Jihoon tidak protes saat Soonyoung menggandeng tangannya, lebih tepatnya ia tak peduli. Ia terlalu takut, makanya ia tidak protes sama sekali, malahan ia membalas genggaman tangan pria itu, Sampai sekarang.

"Apa di kamar mu tidak ada lilin atau semacamnya?" Tanya Soonyoung.

"Tidak ada..." Sahut Jihoon pelan.

Soonyoung merogoh sakunya, mengambil ponselnya dan menyalakan flash dari ponselnya. Mengedarkan cahayanya ke seluruh sudut kamar Jihoon, sedangkan Jihoon masih diam sedikit ketakutan di sebelah Soonyoung.

"Kau mencari apa sih?" Tanya Jihoon kesal, karena Soonyoung terus menyenteri setiap sisi dan sudut kamarnya.

"Hantu..." Jawab Soonyoung asal.

"Yah! Jangan bercanda, ini sudah malam. Jika benar-benar muncul bagaimana?!" Omel Jihoon kesal.

"Kau takut?"

Bugh!

"Tentu saja, mereka itu menyeramkan!" Jawab Jihoon ketus.

Soonyoung terkekeh, "kan ada aku. Kalau kau takut, peluk saja aku"

Ingin sekali rasanya Jihoon memukuli pria ini, bisa tidak sih sekali saja ia tak bertingkah menyebalkan, ini benar-benar membuat Jihoon muak sendiri jadinya.

"Mati kau sana!" Jihoon mendorong tubuh pria itu, lalu pergi ke kasurnya. Menarik selimutnya dan merebahkan dirinya, seolah tak peduli ada Soonyoung disana.

Hening.

Soonyoung tersenyum miring, lalu ia mematikan flash dari ponselnya.

"U-uh? Soonyoung?" Panggil Jihoon. Tapi, Soonyoung tak menjawab.

Jihoon meremas selimutnya, yang ia lihat hanyalah kegelapan. Ia menggigit bibirnya, sembari berdoa dalam hati agar tidak muncul makhluk-makhluk aneh setelah ini.

"Dasar Soonyoung sialan..." Gumamnya.

"Kwon! Jangan mengerjaiku!"Pekik Jihoon kesal, tapi tak ada jawaban.

Dan, Grep!

"ARRGHHH!!" Jihoon reflek memekik, karena ada yang mencengkram kakinya.

"Hahahaha!"

"KWON SOONYOUNG SIALAN!!!"











Gajel ga nih? Mudahan ga ya🙂
Soalnya ini nulisnya subuh2 hehehe.
Next ga?

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang