23 || who started it?

972 123 16
                                    

Berkali-kali Jihoon menghela nafasnya karena ucapan Jeonghan yang terus berulang di otaknya, kata-kata yang membuatnya kesal sekaligus heran dengan sikap Jeonghan padanya.

Ya, memang dulu Jihoon menyukai Seungcheol. Memang dulu Jihoon mengharapkan pria itu, tapi sekarang berbeda. Semuanya sudah berubah, bahkan itu sudah masa lalu. Perasaan Jihoon kini sudah berbeda, bahkan harapannya juga sudah berbeda dengan yang dulu.

Ia tak lagi mengharapkan pria itu muncul di depannya, mengingatnya, bahkan menyesali karena terlambat menyadari perasaannya. Tidak sama sekali, ia hanya ingin melupakan apa yang terjadi di masa lalu, dan menggantinya dengan sesuatu yang baru.

Sesuatu yang baru, yang sekarang sudah berhasil membantunya lupa dan lepas perlahan dari masa lalunya, membantunya bangkit dan pergi dari kekangan rasa takutnya untuk mencintai seseorang. Dia, seseorang yang berhasil menaklukkan rasa takutnya dan membuatnya jatuh cinta kembali tanpa rasa takut, Kwon Soonyoung.

Jihoon tersenyum tipis, mengelus cincin pernikahan berwarna putih yang melingkar cantik di jari manisnya. Ah, lebih menenangkan setelah mengingat Soonyoung. Walau pria itu terlampau sangat menyebalkan, tapi mampu menenangkan Jihoon yang tengah memiliki beban pikiran.

Ceklek~

Jihoon membalikkan tubuhnya, dan menatap tiga orang gadis seumurannya yang masuk berbondong-bondong ke dalam ruang kerjanya.

"Hiks...Jihoon~" Jihoon agak terkejut, ketika Seungkwan tiba-tiba menangis dan memeluknya dengan erat.

"U-uh, yah...uljima~" Ujar Jihoon sembari mengelus punggung Seungkwan dengan lembut, guna memenangkan temannya yang paling sensitif ini.

"Kau berhenti bekerja, huh? Wae~ apa karena si bajingan gila itu?" Awalnya Jihoon menyernyitkan keningnya, ketika Seungkwan menyebut kata 'si bajingan gila' . Untungnya, Sejeong memberitahunya dengan gerak bibirnya.

"Ah, ani...sudahlah jangan menangis, lagipula aku hanya berhenti bekerja, tidak memusuhi mu kan?" Kata Jihoon, sambil mengusap airmata Seungkwan dengan ibu jarinya.

Jihoon menghela nafasnya, ia harus menjelaskan alasannya untuk berhenti agar tak ada kesalahpahaman disini. Dan juga, mungkin ini terakhir kalinya mereka bisa berbincang bersama. Karena setelah ini, mereka akan sulit bertemu karena kesibukan masing-masing. Jihoon dengan kesibukannya sebagai seorang istri dan mereka yang sibuk dengan berkas dan pekerjaan lainnya.

•••

Soonyoung tiba di kantor Jihoon. Sebenarnya, ia tak ada keperluan apapun kesini, hanya ingin datang saja untuk menemui Jihoon, setelah istrinya itu mengirimkan pesan singkat padanya tadi, bahwa ia sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ya, sekalian mau menjemputnya juga sih.

Soonyoung melangkahkan kakinya masuk ke arah lobby perusahaan itu, semua karyawan disana membungkukkan tubuh mereka, ketika berpapasan dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soonyoung melangkahkan kakinya masuk ke arah lobby perusahaan itu, semua karyawan disana membungkukkan tubuh mereka, ketika berpapasan dengannya. Ya, Soonyoung memang seterkenal itu sebagai CEO muda. Pesona ketampanannya, serta sikap dingin dengan tatapan matanya yang tajam, sudah menjadi ciri khasnya. Auranya sangat kuat memancar, hingga membuat seseorang disekitarnya pun otomatis takut padanya.

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang