18 || Hidden

975 121 19
                                    

Sejak siang tadi, Soonyoung kesulitan menghubungi Jihoon, entah apa yang terjadi hingga Soonyoung merasa sangat khawatir dan tak konsentrasi untuk bekerja. Berulang kali ia mencoba untuk menghubungi, namun tak ada satupun panggilannya yang diangkat. Berkali-kali ia mengirim pesan, namun tak ada satupun pesannya di balas oleh Jihoon.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, Soonyoung segera keluar dari kantornya dan pergi menuju tempat dimana Jihoon bekerja. Sesampainya disana, ia bertanya pada salah satu staff di kantor tersebut. Dan mereka bilang, Jihoon sudah keluar dari kantor sekitar 3 jam yang lalu. Namun, mereka tak tau kemana Jihoon pergi. Tentu saja, tidak sopan bagi mereka bertanya begitu pada Jihoon kan.

Soonyoung tak kehabisan akal, setelah itu ia memutuskan untuk pergi ke rumah mertuanya. Ya, siapa tau Jihoon ada disana. Dan sesampainya disana, nihil Jihoon tak disana.

"Memangnya Jihoon tidak izin padamu?" Tanya appa Jihoon heran. Tidak, tidak mungkin jika Soonyoung bilang Jihoon tiba-tiba menghilang dan sulit di hubungi kan? Yang ada, ia akan membuat appa Jihoon khawatir dan takut malah terjadi apa-apa padanya.

"Eum...itu, tadi izin sih. Tapi, dia bilang ingin kerumah appa. Ck, dia pasti mengerjaiku lagi..." Bohong Soonyoung.

Appanya tertawa kecil, lalu menepuk pundak Soonyoung pelan sambil menggelengkan kepalanya. Beruntunglah, Appa Jihoon percaya dengan omongannya.

"Dia masih jahil saja, tolong maklumi dia nak. Eum...kau tak mau masuk?" Ujar Appa Jihoon.

"Eum, nanti saja appa. Aku harus menjemput Jihoon dan memberinya hukuman dulu... ngomong-ngomong, appa tau dimana tempat yang biasa Jihoon kunjungi?"

Appanya tampak berpikir, berusaha mengingat tempat mana saja yang biasa Jihoon kunjungi. Ia menghela nafas, lalu menatap Soonyoung.

"Yang appa tau, Perpustakaan kota, apartemen teman-temannya, dan juga makan eommanya...tapi, kau bisa coba ke apartemen teman-temannya saja dulu. Appa akan mengirimkan alamatnya padamu lewat kakaotalk, ne?" Soonyoung mengangguk dengan senyum tipisnya, lalu berpamitan dengan appanya dan meninggalkan halaman rumah orangtua Jihoon.

Beberapa menit kemudian, ponsel Soonyoung bergetar. Ia mengeceknya dan membuka satu pesan yang dikirimkan oleh appa Jihoon barusan.

Begitu membaca pesan tersebut, Soonyoung langsung menuju lokasi yang diberitahu oleh appanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu membaca pesan tersebut, Soonyoung langsung menuju lokasi yang diberitahu oleh appanya. Sesampainya disana, ia berlari kecil melewati lobby, menuju lift dan segera menekan tombol menuju lantai 5.

Begitu pintu liftnya terbuka, Soonyoung segera menyusuri koridor untuk mencari nomor unit apartemen dari teman-teman Jihoon, sembari dalam hati menghitung nomor unit yang ia lewati.

"...340,341...342!" Tanpa pikir panjang, Soonyoung menekan bel unit apartemen itu, Namun tak ada sahutan, ditekannya lagi beberapa kali, tak kunjung mendapat sahutan. Ia pun beralih ke unit yang ada di sebelahnya, 343.

Sama, ia memencet tombol belnya, Namun tidak ada yang membuka kan pintu apartemen tersebut, walau ia sudah menekannya berkali-kali. Ia pun menolehkan kepalanya, menatap unit terakhir yang menjadi harapannya. Ia pun melangkah ke depan pintu apartemen tersebut, saat ia hendak menekan bel, pintu apartemen tersebut terbuka, menampilkan seorang wanita yang terlonjak kaget karena melihat kehadirannya.

"Aigoo kamjagiya!!!" Pekiknya, Soonyoung mengerjapkan matanya.

"Gwenchana?"

"K-kwon Soonyoung-sshi?" Ujar wanita itu sambil menunjuknya.

"Apa Jihoon ada di dalam? Dia tidak mengangkat telpon dan membalas pesanku dari tadi siang, aku dari rumah appanya tapi ia tak ada, appanya yang memberitahu ku untuk datang kesini..."Jelas Soonyoung panjang lebar.

"Ah, d-dia ada di dalam. Dia sedang tidur, ku pikir ia kelelahan..." Ujar wanita tersebut, Soonyoung menyernyitkan keningnya. Jika lelah, kenapa tak menghubunginya untuk meminta di jemput pulang? Kenapa harus menumpang tidur di rumah temannya?

"Ayo, aku akan mengantarmu ke dalam..." Ujar wanita itu, sembari mempersilahkan masuk Soonyoung.

Soonyoung membuntuti wanita itu masuk ke dalam apartemen dan menuju ke sebuah kamar, di dalam sana ia melihat Jihoon yang benar-benar sedang tertidur pulas.

"Bawa dia pulang, dia benar-benar kelelahan...jika kau bertanya kenapa ia kesini, aku hanya bisa bilang dia hanya ingin bercerita padaku..." Jujur, Soonyoung masih tak mengerti dengan akhir kalimat dari wanita di depannya ini.

Bercerita? Bercerita apa? Jihoon punya masalah?

"Eum, Soonyoung-sshi...tolong jaga Jihoon dengan baik, jangan buat ia bersedih. Aku menitipkan temanku padamu, tolong bantu aku..." Ujar wanita tersebut, sambil tersenyum tipis memandang Jihoon yang tengah tertidur pulas.

"Hmm, tentu saja. Aku akan menjaganya, dia istriku. Ngomong-ngomong, bisa kau membangunkannya? Aku tak tega..." Pinta Soonyoung, wanita itu mengangguk bersedia.

"Baiklah, terimakasih...eum--"

"Sejeong"

"Ah, ya. Terima kasih Sejeong. Aku akan menunggu di luar."

Soonyoung memutuskan untuk keluar dari apartemen milik Sejeong, sembari menunggu istrinya yang masih dibangunkan oleh Sejeong. Setelah menunggu beberapa saat, tak lama Sejeong keluar diikuti oleh Jihoon di belakangnya.

Soonyoung menoleh, menatap Jihoon di belakang Sejeong yang tengah memakai sepatunya. Setelah itu, Jihoon berjalan ke arah pintu dan agak terkejut dengan kehadiran Soonyoung disana, lalu ia tersenyum tipis.

"Bagaimana kau tau ak--" Soonyoung menggenggam tangan Jihoon, lalu mengalihkan tatapannya ke arah Sejeong.

"Terima kasih, kalau begitu kami pulang dulu..." Ujar Soonyoung, lalu pergi membawa Jihoon keluar dari apartemen tersebut.

Sejeong yang masih berdiri di ambang pintu apartemennya menggelengkan kepalanya, ia tersenyum tipis melihat mereka. Sungguh, Jihoon beruntung mendapatkan Soonyoung yang sangat perhatian padanya dan mengkhawatirkannya, semoga tak akan terjadi apa-apa setelah ini, jangan sampai hubungan mereka kenapa-kenapa, begitu harapan Sejeong dalam hati.

•••

Sedaritadi hanya keheningan yang menyelimuti mereka, Jihoon melirik pria disebelahnya sekilas, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Tidak mau memberi penjelasan padaku?" Celetuk Soonyoung.

"Huh?"

"Kenapa tidak membalas pesanku, mengabariku dan mengangkat telponku? Kau sengaja membuatku khawatir?" Jihoon terdiam, ia bingung harus bagaimana sekarang. Ia tau, ia salah, tapi bagaimana memberi penjelasan pada Soonyoung.

"Maaf, aku hanya ingin berkunjung ke apartemen Sejeong tadi"

"Kenapa tidak mengabari ku? Kau tau, aku tidak bisa fokus bekerja karena mengkhawatirkan mu, kau bisakan minimal mengirimkan pesan padaku?"

"Iya, aku minta maaf. Lain kali, aku tidak akan mengulanginya..." Jihoon tersenyum tipis ke arah Soonyoung, lalu mengalihkan pandangannya. Dari situlah, Soonyoung merasa ada sesuatu yang disembunyikan darinya.

Entahlah, ini semakin membuat Soonyoung penasaran sendiri. Haruskah ia mencari tahu?



























Gimana,suka ga?
Papai~✨

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang