28 || Consequences

862 116 8
                                    

Jihoon sangat terkejut begitu mendengar cerita dari Soonyoung, tentang Seungyoun yang dengan berani menghamili salah satu maid di rumah mereka. Di mata Jihoon, Seungyoun itu sebenarnya anak baik-baik, hanya saja tengah tersesat dalam lingkup pergaulannya yang tak karuan, tentunya Jihoon sangat kecewa dengan kejadian ini.

"Jadi, bagaimana? Apa kau sudah menghubungi eomma dan appa mu?" Tanya Jihoon. Pria itu menghela nafasnya, lalu mengangguk lemah.

"Mereka akan datang segera, dan aku akan bicara bahwa aku akan lepas tangan membiayai Seungyoun"

"Kenapa? Soonyoung, dia belum punya pekerjaan... bagaimana kau bisa melepas tanggung jawabmu begitu saja, lagipula ia masih muda, dan pasti akan terbebani Soonyoung" Ujar Jihoon. Walaupun ia merasa kecewa, tetap saja. Seungyoun adalah adik iparnya, Jihoon tau hubungan antara adik dan kakak ini, memang sedang renggang, bahkan sulit melihat keajaiban bahwa mereka akan cepat berbaikan. Tapi, Jihoon tetap tidak tega, karena Soonyoung tiba-tiba melepaskan tanggung jawabnya, saat Seungyoun dalam tekanan seperti ini.

"Justru itu, dia berani menghamili Hyemin dan berarti otaknya sudah bekerja. Dia sudah dewasa, dan waktunya untuk belajar bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. Untuk apa aku repot-repot mengurusi, yang bahkan masalah ini bukan urusanku" Ujar Soonyoung. Sama sekali, pria itu sama sekali tak terkesan peduli pada adiknya sendiri. Toh, ia juga sudah sangat muak dengan sikap bodoh adiknya.

Jihoon menghela nafas, "Yah...dia adikmu. Kau sedarah dengannya, kau harusnya paham apa yang ia rasakan Soonyoung." Soonyoung melirik ke arah Jihoon yang duduk di tepi kasur. Pria itu berdecih, lalu menutup buku bacaannya.

"Haruskah aku paham apa yang ia rasakan? Sedangkan, ia sama sekali tak pernah merasakan apa yang sedang hyungnya rasakan selama ini? Apa aku benar-benar harus melakukan itu, Ji? Wah, yang benar saja..."

Konyol, mengerti perasaan orang yang menyakitinya? Yang benar saja, orang yang jelas-jelas merusak masa kecilnya, membuatnya harus berusaha sendiri di usia muda, harus membangun impiannya sendiri dengan cara dewasa sebelum saatnya, haruskah ia paham yang dia rasakan, sedang dia sama sekali tak pernah memahaminya sedikitpun. Orang yang jelas-jelas merenggut semua yang ia punya, kebahagiaannya, orang tuanya, semuanya. Haruskah, ia melakukan itu?

"Dengar, sampai kapanpun aku tak akan melakukannya. Terserah, kau anggap aku egois atau apa, tapi jangan pernah berharap aku akan melakukan itu" Ujar Soonyoung, lalu kembali membuka buku bacaannya, menyumpal kedua telinganya dengan airpods dan memilih fokus pada tulisan yang ada di dalam buku tersebut.

Jihoon meneguk salivanya sendiri, ia masih menatap Soonyoung dalam diam. Ia tau, pria itu masih sakit hati tentang masa lalunya. Tapi, tak bisakah ia mulai membuka hatinya untuk memaafkan adiknya, mau bagaimana juga Seungyoun tetaplah adiknya, mereka sedarah, mau sampai kapan Soonyoung membencinya dan membuat hatinya membantu dengan kebenciannya di masa lalu.

•••

Didepan mereka sekarang, sudah ada eomma, appa dan juga Seungyoun serta Hyemin. Ya, sengaja karena Soonyoung ingin menjelaskan semuanya dan memberitahu apa yang akan ia lakukan setelah ini.

Jihoon, duduk tepat disebelah Hyemin. Mau bagaimana juga, ia bisa merasakan apa yang Hyemin rasakan. Mereka sama-sama tengah mengandung, Jihoon tau ini berat bagi Hyemin dan tentu saja, tak mudah untuk menghadapi semua ini. Jihoon menggenggam tangan gadis itu, mengelus punggung Hyemin agar gadis itu agak lebih tenang, karena tak baik untuk janinnya.

"Kenapa kau menyuruh kami kemari?" Ujar appanya, memulai topik pembicaraan.

"Aku akan langsung ke inti..." Soonyoung melirik Seungyoun yang ketakutan, ketika bersitatap dengannya. "Dia...anak ini menghamili salah satu maidku, dan dia bilang akan menikahinya" Ujar Soonyoung dengan tenang.

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang