6 || Wandern

1.3K 150 6
                                    

Pulang jam 3 pagi bukan suatu hal yang tak biasa, yang dilakukan Soonyoung. Bahkan, nyaris sering ia lakukan karena ia sebenarnya merupakan seseorang yang sangat workholic. Bekerja membabi buta, tanpa memikirkan kesehatannya, bukanlah masalah lagi untuknya, karena yang hanya ia pikirkan adalah pekerjaan dan karirnya saja.

Soonyoung memarkirkan mobilnya, berjalan masuk ke dalam rumah mewahnya dengan menenteng jas mahal miliknya. Suasana rumahnya begitu sepi, wajar ini sudah jam 3 pagi, semua maidnya pasti sudah tidur dan beristirahat. Seangkuh-angkuhnya Soonyoung, ia masih punya hati untuk mengasihani para maidnya sudah bekerja seharian di rumahnya, tentu saja Soonyoung masih punya toleran untuk memberi mereka istirahat yang cukup.

Soonyoung menuju sebuah ruangan, dimana biasa ia menyimpan minuman-minumannya. Membuka pintu kayu jati itu perlahan, lalu menutupnya kembali. Melangkah menuju suatu rak dimana, banyak sekali botol-botol vodka berbagai merek berjajar rapih di rak itu. Ia mengambil salah satu Vodka disana, mengambil gelas di sebelah rak Vodka tersebut, lalu menuangkan cairan itu ke gelas bening yang ia pegang.

Ia meneguk perlahan cairan tersebut, rasa khasnya menyeruak seketika di dalam rongga mulutnya. Seminggu yang cukup melelahkan bagi Soonyoung, rasa lelah itu seketika hilang hanya dengan meneguk cairan favoritnya. Mungkin, ada baiknya jika ia mengambil cuti besok, setidaknya ada waktu untuk beristirahat dan 'bersenang-senang'.

Pria itu berjalan menuju sofa yang ada disana, menyandarkan diri di sofa tersebut, sembari menyilangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Nyaris sejam Soonyoung berada di ruangan tersebut, pria itu bahkan sudah menghabiskan dua botol vodka sedari tadi. Pria tersebut bahkan nyaris kehilangan kesadarannya. Ya, walaupun tolerannya terhadap alkohol dibilang cukup tinggi, tapi tak menutup kemungkinan ia akan gampang kehilangan kesadarannya.

---

Tidur seorang wanita terusik, begitu mendengar bunyi panggilan pada ponselnya. Ia menggeliat terganggu, bahkan menutup telinganya dengan gulingnya. Namun, bukannya panggilan itu berhenti, malahan ponselnya terus-terusan berdering. Dan pada akhirnya, Jihoon mendesis kesal, siapa orang gila yang mengganggunya di dini hari seperti ini. Karena Jihoon memang masih sangat mengantuk, tanpa melihat siapa penelponnya, ia langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Ne, yeoboseyo?" Sapa Jihoon dengan matanya yang tertutup sambil memeluk boneka beruang besar miliknya. Namun, setelah dinanti tak kunjung ada sahutan dari sebrang sana.

Jihoon mengerutkan keningnya, "Yeobeoseyo? Ada perlu apa? Jika tidak ada, aku akan menutup telponnya, silahkan telpon lagi jika sudah pagi..." Lagi-lagi tidak ada jawaban, Jihoon mengerjapkan matanya, menetralkan pandangannya lalu menoleh ke arah jam dinding di kamarnya, yang kini menunjukkan pukul 4.20 pagi.

"Aish, siapa yang menelpon pagi buta seperti ini sih?!" - batin Jihoon.

"Baiklah, kalau begitu aku tutup telponnya--" Jihoon yang ingin menekan tombol untuk mengakhiri panggilan itu, terhenti ketika mendengar suara dari sebrang sana.

"Yah~"

"Ne? Yeobeoseyo? Ini siapa?" Sahut Jihoon.

"Aku...ini aku...yah, kau tidak mengenali suara calon suami mu, huh?" Lagi-lagi, Jihoon mengerutkan keningnya. Siapa lagi pria gila yang mengaku-ngaku sebagai suaminya, selain...

"Yah, Kwon Soonyoung?"

"Hng, ini aku...Jihoonie...Jihoonie...Yah, kau dengar aku tidak?" Jihoon terdiam, pria ini mabuk atau apa sih?

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang