36 || End

1.7K 118 12
                                    

Yang namanya melupakan itu butuh waktu, sama seperti Jihoon yang perlu waktu cukup lama untuk menghapus kenangan dari tragedi mengerikan di dalam hidupnya tersebut. Dalam jangka waktu yang panjang itu, banyak hal tentunya terjadi di kehidupan Jihoon, maupun Soonyoung sendiri.

Tentang Hyemin yang tiba-tiba pergi bersama bayinya entah kemana, tanpa sepengetahuan siapapun. Dan, kedua orangtuanya yang tiba-tiba pamit kembali ke Namyangju setelah menyampaikan permohonan maaf mereka pada anak sulungnya, yang sebenarnya ditolak mentah-mentah oleh Soonyoung, jika saja Jihoon tak menegur dan membuat pria itu mengontrol emosinya. Ya, semua itu terjadi dalam kurun waktu, kurang lebih satu setengah tahun.

Sejauh ini, kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja. Walau kadang masih sering berdebat tentang hal yang tak penting, itu cukup wajar bukan bagi pasangan suami-istri. Mereka juga tampak bahagia, ditambah dengan kehadiran seorang anak laki-laki yang mereka adopsi 6 bulan yang lalu. Anak laki-laki itu diberi nama, Kwon Herren.

Usianya baru tiga setengah tahun, dan alasan kenapa Jihoon memilih anak laki-laki itu untuk ia adopsi adalah, karena pipinya agak mirip dengan Soonyoung. Ia bahkan membujuk suaminya itu berkali-kali, agar bisa mengadopsi anak laki-laki menggemaskan itu, dan ya Herren adalah anaknya sekarang.

•••

"Daddy!!" Pekik Herren kegirangan ketika melihat seorang pria berpakaian rapih baru saja datang, kemudian anak laki-laki itu berlari menuju pria yang tak lain adalah ayahnya itu. Soonyoung yang melihat itu, kemudian berjongkok lalu memeluk jagoan kecilnya tersebut sembari mengecup pucuk kepala anaknya gemas.

"Kenapa belum tidur, hm?" Tanya Soonyoung, dan si jagoan kecilnya hanya diam sembari mengusakkan kepalanya pada dada bidang sang ayah.

"Herren menunggumu pulang, ia ingin kau menemaninya tidur malam ini" Ujar Jihoon yang baru saja turun dari tangga, dengan nightdress berbahan silk berwarna merah, lalu ada renda berwarna hitam yang menghiasi setiap pinggirnya, ditambah lagi rambut panjangnya yang ia biarkan terurai menutupi bahu cantiknya.

Kemudian, Soonyoung menggendong anaknya tersebut. Dan memberikan tas kerja dan jasnya pada Jihoon, "kau sudah makan?" Tanya Jihoon, lalu mengecup pipi Soonyoung singkat.

"Sudah tadi, kalau begitu aku temani Herren tidur dulu" Jihoon mengangguk, setelah itu ia mengucapkan kata selamat malam pada putranya, lalu mengecup kening dan kedua pipi gembil putra kesayangannya tersebut, sebelum akhirnya Soonyoung membawanya pergi ke kamar anaknya.

"Ah ya, susunya Herren ada di meja ya" Kata Jihoon.

"Iyaa!" Sahut Soonyoung.

Setelah itu, Jihoon berjalan kearah pintu utama untuk menutup dan menguncinya. Lalu ia berjalan menuju ke kamarnya, untuk meletakkan barang-barang Soonyoung dan menyiapkan air hangat untuk suaminya mandi nanti.

•••

15 menit berlalu, Jihoon menatap ke arah pintu dan mendapati sosok suaminya masuk dari sana dengan dasi yang longgar dan beberapa kancing bagian atasnya yang sengaja ia buka, lalu lengan kemejanya ia gulung hingga siku. Kemudian, Jihoon beranjak dari kasurnya dan berjalan mendekat ke arah suaminya sambil melipat kedua tangannya.

"Herren sudah tidur?" Tanya Jihoon. Pria itu mengangguk seraya tersenyum, sedangkan tangannya mulai memeluk pinggang Jihoon.

Kemudian wanita itu mulai melingkarkan lengannya, ke leher suaminya. Dengan lembut, telapak tangannya mengelus pipi hingga ke tengkuk pria itu dengan mata mereka yang saling menatap satu sama lain yang tentunya menjadi sebuah kode halus dari Jihoon, yang langsung dipahami oleh Soonyoung. Setelahnya, kedua bibir mereka saling bertemu, lalu melumat satu sama lain, walau hanya sebuah ciuman singkat.

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang