9 || D-Day

1.3K 143 6
                                    

Setelah meyakinkan dirinya sendiri untuk melangkah, menentukan kemana arah yang harus ia tuju. Akhirnya, Jihoon bisa memantapkan diri untuk hari pernikahannya. Hari yang sempat ia ragukan, hari sakral yang nyaris ia hindari. Tapi, nyatanya hari ini, ia berdiri di bisa berdiri di altar berhadapan dengan pria yang membantunya dalam menyakinkan diri.

Keduanya baru saja mengucapkan janji suci sehidup semati, di depan Tuhan dan para hadirin yang hadir hari itu. Keduanya bertukar cincin di jari manis mereka, diiringi tepuk tangan bahagia dari para hadirin yang menyaksikan pernikahan mereka.

Setelah itu, seperti momentum mendebarkan pasangan pengantin lainnya. Yup, Kiss scenenya tentu saja. Soonyoung menatap Jihoon, seolah meminta izin padanya. Jihoon tersenyum sembari mengangguk kecil, wanita cantik itu meraih tangan Soonyoung dan kemudian, keduanya saling menggenggam, mengikis jarak diantara mereka, lalu memejamkan mata sebelum akhirnya menempelkan kedua bibir mereka.

Sorak riuh hadirin memenuhi tempat itu, Appa Jihoon merangkul pundak Seungyoun, dan kedua orangtua Soonyoung turut bahagia atas pernikahan anak mereka. Acara resepsi mereka bahkan di gelar cukup mewah, sesuai dengan tema pilihan Soonyoung yang tanpa izin Jihoon.

Tamu yang diundang, bahkan dari rata-rata dari kalangan pengusaha. Ya, termasuk teman bisnis Soonyoung, appa Jihoon dan keluarga Soonyoung pula. Serta beberapa teman Jihoon dan kerabat kedua pihak keluarga.

Acara itu berlangsung dengan lancar, keduanya asik bercengkrama dengan masing-masing teman-teman mereka. Namun, saat Jihoon tengah asik berbincang dengan teman-temannya di meja tamu. Ia tak sengaja menangkap sebuah percakapan, dari meja yang tak jauh dari mejanya. Beberapa orang pria, entahlah siapa mereka, tapi Jihoon bisa mendengar jelas apa yang mereka bicarakan.

"Oh, jadi itu anak tuan Kwon yang pembangkang..." Ujar salah satu pria.

"Ku dengar, dia di buang saat remaja. Ia berjuang sendiri dan bisa membangun perusahaan sendiri, bukan kah itu mustahil jika ia tak menjual diri?" Jihoon sempat melirik ke arah meja para pria-pria penggosip itu, ia masih berusaha tenang sambil menyesap segelas jus ditangannya.

"Maksudmu? Dia pria malam? Ku kira tipenya hanya wanita seperti anak tuan Lee saja, ternyata dia doyan juga yang modelan Ahjumma ya?"

Jihoon menghela nafasnya, kenapa masih ada saja manusia seperti mereka. Ia kira, hanya wanita saja yang menggosip, ternyata pria sama saja. Ingin sekali, Jihoon menghampiri mereka dan menyiram satu-satu wajah mereka.

"Ck, kalian ini sok tau. Dia itu lulusan terbaik di universitas ternama, ku dengar ia sukses seperti sekarang karena dibantu juga"

"Oh, Jinjjayo? Dengan siapa?"

"Molla..."

Jihoon meletakkan gelasnya yang telah kosong di atas meja, lalu ia beranjak dari duduknya.

"Jihoon-ah, kau mau kemana?" Tanya salah satu temannya, bernama Seungkwan.

"Tentu saja menghampiri suaminya, pengantin baru kalian seperti tak paham saja" Ujar temannya yang lain, bernama Sejeong.

"Ah, kalau begitu, silahkan saja. Btw, hati-hati untuk nanti malam ya? Sesuai pengalaman ku, itu agak sakit" kata Jisoo, salah satu temannya di kantor, ia lebih tua setahun dari Jihoon.

"Ck, apa sih Jisoo eonnie" kata Jihoon sedikit bersemu.

"Eyy~ pengantin baru kita malu-malu" goda Seungkwan.

"Sudah-sudah, jangan goda Jihoon terus. Sana temui suami mu, tapi congrats ya sekali lagi untuk pernikahan mu" Ujar Sana.

"Gomawo Sana, aku pergi dulu ya. Sampai jumpa" Jihoon melambaikan tangannya ke arah teman-temannya, mengangkat sedikit gaunnya dan pergi menghampiri Soonyoung yang masih bercengkrama dengan teman-temannya.

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang