27 || trouble again

873 120 3
                                    

Soonyoung sibuk membaca semua data yang dikirimkan Jun padanya. Data-data tentang Seungcheol, perusahaan Choi Corp dan juga masa lalunya. Pertanyaannya, bagaimana Jun bisa mendapatkan semuanya itu secara cepat dan mudah?

Rahasia.

Ada teknik yang memang digunakan perusahaan Soonyoung untuk mengetahui semua ini, tanpa memperlukan waktu yang lama. Ah, apa kegiatan ini ilegal? tidak bagi Soonyoung. Menurutnya, hal ini dibutuhkan untuk menjaga-jaga. Tentu, hal ini juga di jadikan taktiknya, untuk menjatuhkan dengan mudah pihak lawannya yang berusaha membuat perusahaannya hancur.

Semua datanya lengkap, mulai dari pendidikan dan apa yang pernah dilakukan Seungcheol, siapa dia dan juga seluk-beluk keluarganya, perusahaan mereka dan hidden business perusahaan mereka, Soonyoung memegang semua datanya.

Itu kenapa, banyak perusahaan yang berfikir dua kali untuk mencoba menipu atau mencoba menjatuhkan perusahaan Soonyoung. Karena, siapa yang memulai, dialah yang akan menuainya. Menuai, bukan dalam konteks keberhasilan, melainkan kehancuran.

Soonyoung tersenyum tipis, jika Seungcheol memang berani untuk memulai permainannya, lakukan saja. Maka, dalam sekejap mata Soonyoung akan memberikan kehancuran untuknya, bisnisnya, dan keluarganya.

•••

Seperti kebiasaan Jihoon di hari-hari biasanya, ia akan pergi ke taman belakang untuk duduk dan berbincang dengan para maid yang tengah sibuk mengurus tanaman disana.

Untuk sekarang, ia tak berani untuk menyentuh apapun karena larangan Soonyoung, dan para maid wajib melapor jika Jihoon ikut membantu mereka. Ya, segalaknya Jihoon pasti tetap takut juga dengan sang suami. Apalagi, jika Soonyoung sudah menatapnya dan bicara dengan singkat, nyali Jihoon langsung menciut.

"Ahjumma, tanah yang disana masih kosong ya?" Celetuk Jihoon sembari menunjuk, lahan kosong di tepi halaman belakang rumah mereka.

"Ah ne, itu bekas bunga matahari hanya saja kemarin sudah mati, jadi ingin saya ganti saja...Nyo--ah, Jihoon-sshi ada saran?" Ujar maid tersebut.

Jihoon berpikir sejenak, kira-kira bunga atau tumbuhan apa yang cocok di tanam disana. Karena posisinya di pojok, bagaimana jika pohon palm? Dan, bunga lavender. Sepertinya lumayan.

"Eum, coba tanami pohon palm dan bunga lavender saja, ah... agak kurang cocok memang, tapi aku mau itu..." Ujar Jihoon.

"Baik, nanti akan saya pesankan untuk anda..."

"Terima kasih Ahjumma" kata Jihoon dengan antusias.

•••

Seungyoun tengah berdiri menatap pintu ruang kerja milik kakaknya. Beberapa kali, ia meneguk salivanya dan ragu untuk mengetuk pintu tersebut. Sebenarnya, ada yang ingin ia bicarakan. Ah tidak, lebih tepatnya meminta saran mungkin?

"Huh..." Seungyoun akhirnya mengetuk pintu itu beberapa kali, lalu masuk setelah si pemilik ruangan memberikan izin.

Soonyoung melirik ke arahnya sejenak, begitu ia masuk ke dalam ruangannya. Tatapannya seperti biasa, dingin dan tersirat rasa ketidaksukaannya. Tapi, Seungyoun tetap memberanikan diri dan duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.

"Kenapa? ada aduan lagi dari kampus?" Celetuk Soonyoung sembari fokus menatap layar laptopnya, dengan bunyi ketik yang menyertainya.

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang