22 || Doubt

989 116 12
                                    

Bangun pagi, mandi dan turun ke dapur untuk ikut serta memasak sarapan pagi untuk dihidangkan, sudah menjadi rutinitas pagi Jihoon. Meski penolakan dari para maid agar ia tak perlu ikut masak, nyaris setiap hari ia dengar tak membuatnya berhenti melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang istri.

Ya, Jihoon memang di kenal ramah dengan para maidnya. Bahkan, mereka tak segan untuk saling berbincang dan bersenda gurau saat sedang memasak. Tak heran, banyak maid yang menyukainya, sudah cantik sikapnya baik pula.

"Ahjumma, bisa teruskan punya ku? aku mau membangunkan Soonyoung dulu" Ujar Jihoon, maid itupun mengangguk dan mengambil alih segera pekerjaan Jihoon.

Jihoon pun berjalan menuju kamarnya di lantai dua, membuka pintu berwarna putih dihadapannya dan mendapati sosok suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit bagian pinggangnya dan rambutnya yang masih basah.

Jihoon menutup perlahan pintu kamarnya, lalu berjalan perlahan mendekat ke arah Soonyoung dan memeluk tubuh pria itu dari belakang. Soonyoung agak terkejut ketika sebuah tangan melingkar di perut shirtlessnya.

"Jihoon?" Soonyoung pun berbalik, dan mendapati Jihoon yang kini tersenyum hangat ke arahnya.

"Tumben, kau bangun sebelum aku yang membangunkan mu?" Ujar Jihoon sambil memiringkan sedikit kepalanya.

"Bahkan, aku bangun lebih dulu daripada kau tau"

"Hng?" Jihoon mengerjapkan matanya lucu.

"Iya, kau tidak merasa jika aku tadi mencium bibirmu?" Dan, dengan polosnya Jihoon menggelengkan kepalanya.

"Ck, kau keterlaluan...apa benar-benar tidak terasa?" Tanya Soonyoung sekali lagi, dan lagi-lagi Jihoon menggelengkan kepalanya.

"Kau bohong ya? Jika kau mencium ku, aku pasti akan bangun...tapi, aku benar-benar tidak merasakan apapun" Tutur Jihoon.

Soonyoung menghela nafasnya, lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah Jihoon yang reflek membuat Jihoon memundurkan wajahnya.

"A-apa yang kau lakukan?" Tanya Jihoon terkejut.

"Mau mengulang lagi" Sahut Soonyoung.

"Mengulang apa? Mmppphhh~"

Ya, Soonyoung menarik tengkuk Jihoon menempelkan bibirnya dengan bibir cherry Jihoon. Mengecupnya singkat, lalu menyesapnya lembut. Jihoon memejamkan matanya, begitu lidah Soonyoung melesak masuk kedalam mulutnya. Jihoon tidak menolak, bahkan melawan sedikitpun. Justru, ia malah menikmati ciuman pagi itu. Jihoon melangkah mundur, tangan Soonyoung melingkar memeluk pinggangnya, dan satunya lagi menekan tengkuknya. Hingga, tubuh Jihoon sedikit berbenturan dengan dinding dibelakangnya. Soonyoung melepaskan pangutan mereka, menatap wajah sayu Jihoon yang sedikit terengah dari jarak yang begitu dekat.

"Apa sekarang sudah terasa?" Jihoon berdecak, lalu mendorong tubuh Soonyoung untuk sedikit menjauh darinya.

"Pakai baju mu cepat, kita harus sarapan...aku tidak mau telat ke kantor" Ujar Jihoon. Saat gadis itu hendak pergi, Soonyoung kembali menahannya ke dinding, mengukungnya disana agar tak bisa kemana-mana.

"Buru-buru sekali nyonya Kwon, aku masih belum puas menatap mu..." Gadis itu menghela nafasnya, Jihoon sebenarnya tidak terlalu suka panggilan itu, "Nyonya Kwon" terlalu formal, dan membuat dirinya seakan jauh lebih tua.

"Hentikan... cepat pakai bajumu, kau akan masuk angin nanti" Ujar Jihoon, lalu mendorong tubuh suaminya untuk menjauh. Setelah itu pergi keluar dari kamar, meninggalkan Soonyoung yang menatapnya dengan senyum tipisnya.

•••

Berkali-kali, Jihoon mengatur nafasnya. Perasaannya sangat gelisah, takut dan khawatir jika hari ini ia akan bertatap muka lagi dengan Seungcheol. Mengingat kejadian tempo hari, tentu saja meninggalkan bekas traumatis di hati Jihoon. Apalagi, pria itu nyaris memperkosanya di atas meja ruangannya, jika Sejeong tak segera datang untuk menolongnya.

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang