31 || misdirected

802 103 6
                                    

Seungyoun mematikan panggilan tersebut, wajahnya yang tertutup masker berwarna hitam dan matanya yang terus mengikuti setiap gerakan kakak iparnya. Tak sedikitpun, pandangannya berpaling ke arah lain.

Ya, itu Seungyoun. Pria itu diam-diam menjalin kerjasama sebagai mata-mata Seungcheol.

Flashback on.

Beberapa bulan yang lalu, Seungyoun duduk di salah satu tempat makan yang ada di pinggir jalan. Pikirannya benar-benar kacau, ia baru saja di pecat dari pekerjaannya dan ayahnya yang terus-terusan menuntutnya untuk segera melakukan apa yang ayah inginkan. Dunia memang kejam, dan terasa seperti neraka baginya.

Seungyoun meneguk cairan putih yang ada di gelas kecil itu hingga tandas, ia berdecak kemudian. Ia tak tau, apa yang harus ia lakukan setelah ini.

Namun, tiba-tiba seseorang duduk di depannya tanpa permisi. Seorang pria, ia tak tau dia siapa. Kemudian, pria itu membuka masker yang ia kenakan sembari menyapa Seungyoun.

"Kwon Seungyoun... keadaan mu kurang baik kelihatannya, kenapa?" Ujar pria itu padanya. Seungyoun menyernyitkan keningnya, bahkan mereka belum pernah bertemu sebelumnya, tapi bagaimana pria itu bisa mengenalinya?

"Jangan terkejut, kau juga tak perlu penasaran bagaimana aku bisa tau nama mu, Seungyoun-sshi. Aku sebenarnya sudah tau, bagaimana keadaan mu sekarang..." Ujar pria itu, sambil menuang soju ke gelas kecil lainnya.

"Kau perlu uang untuk membiayai istrimu itu, dan disatu sisi...appamu yang egois dan serakah itu, ingin perusahaan hyungmu...benarkan?" Lanjut pria itu, sembari tersenyum miring. Kemudian, meneguk cairan soju dari gelas kecil itu.

"Kau, bagaimana kau bisa tau...k-kau siapa?" Kata Seungyoun heran. Pria itu menatap Seungyoun, pria itu tersenyum padanya sambil mengulurkan tangannya.

"Choi Seungcheol...mungkin, setelah ini kita bisa semakin dekat--"

"Maksudmu?"

Pria itu mengeluarkan amplop tebal, dan sebuah map dari dalam jaketnya. Melemparkan semua itu di atas meja, tepat di depan Seungyoun.

"Apa ini?" Seungyoun menyernyitkan keningnya.

"Bukalah, aku pikir kita saling membutuhkan disini, Seungyoun-sshi..."

Seungyoun membuka map tersebut, lalu menemukan secarik kertas berisikan kesepakatan kerja sama yang belum di tanda tangani. Ia melirik Seungcheol, dan pria itu menyuruhnya untuk membuka amplop tebal itu. Seungyoun melakukannya, dan menemukan segepok uang yang cukup banyak.

"Kau bisa mendapatkan lebih dari itu, jika mau bekerjasama denganku Seungyoun-sshi. Tujuan kita nyaris sama yaitu, Kwon Soonyoung. Bagaimana, kau tertarik?" Ujar Seungcheol.

Seungyoun menghela nafasnya, "apa tujuanmu? aku harus tau, apakah ini bertentangan dengan tujuan ku atau tidak, terlebih dahulu" Ujarnya.

"Geurae...tujuanku, menghancurkan Kwon Soonyoung dan mengambil kembali apa yang seharusnya jadi milikku. Kau ingin perusahaannya kan? Mudah, jalan kita sama hanya akhirnya yang agak berbeda. Ku pikir, kau sudah paham maksud ku Seungyoun-sshi."

Flashback off.

...

Seungyoun beranjak dari tempat duduknya, mengikuti sosok kakak iparnya yang berjalan keluar dari restoran bersama sang ayah. Keduanya tampak begitu bahagia, bahkan Seungyoun bisa melihat mereka bersenda gurau.

Ia menghentikan langkahnya sejenak, ketika ponsel miliknya bergetar. Pria itu merogoh ponselnya, dan menemukan pesan dari Hyemin.

"Kau dimana? Apa semuanya baik-baik saja? Sudah makan siang? Hari ini sepertinya akan turun hujan, berhati-hatilah...jalanan akan licin. Kau membawa jaket kan? Aku tidak mau kau kedinginan, Seungyoun-ah"

Seungyoun mematikan kembali ponselnya. Namun, begitu ia melihat ke depan. Jihoon sudah tidak ada, hanya ada ayahnya yang berdiri dan hendak berbalik untuk kembali. Seungyoun berdecak kesal.

"Hyemin sialan..." Batinnya.

•••

Soonyoung mengangguk puas dengan semua informasi yang Jun dapat, apalagi dengan info tambahan yang ia dapat dari seseorang yang berada dekat dengan Soonyoung.

"Perusahaan ini menjalankan bisnis ilegal di luar negeri? Astaga. Sayang sekali...Jun-sshi, apa buktinya sudah lengkap semua?" Tanya Soonyoung memastikan.

"Ne, Tuan..."

"Baiklah, serahkan ini ke polisi dan sebarkan ke media. Jangan lupa untuk membuat salinannya, kita tidak tau jika Seungcheol akan menyewa orang untuk menghilangkan bukti ini"

"Ne, saya akan melakukannya. Kalau begitu, saya permisi tuan" Jun membungkukkan tubuhnya, lalu pergi dari ruangan Soonyoung.

Soonyoung tersenyum sambil mengetukkan jari-jarinya ke meja kerjanya, ini akan seru pikirnya. Seungcheol salah memilihnya sebagai lawan, ia punya jaringan yang lebih luas dari yang orang lain bayangkan.

Kemudian, sebuah pesan masuk ke ponsel milik Soonyoung.

"Sana memberitahu ku, jika Seungcheol menyewa seseorang untuk mengawasi Jihoon sekarang. Seungcheol mungkin tak terlalu bermain di lingkup perusahaan, tapi lingkup orang terdekat mu. Ia mencari kelemahan mu, makanya ia mengincar Jihoon. Jangan terlalu menganggap remeh soal ini Soonyoung-sshi, Jihoon tengah mengandung sekarang. Aku hanya ingin memperingati mu untuk hati-hati. Aku, Seungkwan dan Sana...akan mencari informasi untuk membantu mu disini, jaga Jihoon"

Rahang pria itu mengeras, ia menggenggam erat ponsel ditangannya, bisa saja benda persegi panjang itu akan hancur, hanya karena genggaman tangan Soonyoung.

"Bajingan gila..." Ia menghela nafasnya frustrasi.

•••

Dilain sisi, pria itu tersenyum puas. Ia berhasil mengecoh Soonyoung, dan membuat pria itu terlalu fokus pada lingkup yang salah. Sedangkan ia, Seungcheol bergerak hanya disatu sisi, dan itu adalah kunci penting untuk mengalahkan Kwon Soonyoung.

Lee Jihoon.

Tak hanya mengalahkan pria sombong itu, tetapi juga merebut sesuatu yang sangat berharga darinya untuk kembali ke pelukan pemilik yang sebenarnya.

"Dia akan melahirkan... lagipula, itu bukan anakku. Bagaimana, kalau kita melenyapkannya? Kecelakaan..." Seungcheol menyeringai, menatap para bawahannya dengan tatapan yang begitu licik.

"Buat Jihoon kecelakaan, dan pastikan...hanya bayi itu yang lenyap, bukan Lee Jihoon..."

"Tapi, tuan...itu sangat beresi--"

"YAH!!! kau melawanku? Kau ingin ku penggal?" Pria itu menunduk takut, Seungcheol tak pernah main-main dengan perkataannya. Bahkan, mereka yang ada di ruangan itu, pernah melihat sendiri bagaimana Seungcheol mengayunkan katana dan memenggal tubuh musuhnya dengan enteng.

So, mereka tak mau mencari mati dengannya.

"Lakukan, aku mau...ini segera terjadi. Aku ingin melihat, Soonyoung menderita dengan itu" Ujar pria itu, lalu tertawa puas.

•••

Soonyoung berlari menyusuri lorong rumah sakit, setelah mendapatkan panggilan bahwa Jihoon mengalami kecelakaan. Soonyoung memelankan langkahnya, setelah melihat ayah mertuanya terduduk di depan sebuah ruangan dengan raut wajah cemas.

"Appa..." Pria paruh baya itu menoleh, lalu bangkit dan Soonyoung berjalan mendekat ke arahnya.

"Ji-jihoon, b-bagaimana--" Pria paruh baya itu memeluk Soonyoung, menepuk punggung pria itu pelan.

"A-Appa..."







































Semoga suka ya, sorry jarang update lagi
Diusahain bakal rajin lagi <3

GRENZE || Soonhoon GS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang