EPILOG

30.7K 1.4K 161
                                        

Selamat membaca semoga suka ♡

PLETAKK

"BANGUN ANJING AXELLE BANGUN!" Gemma meneriaki Axelle sambil melempari bantal secara brutal.

"Mandi, rapih rapih terus kita ke rumah sakit"

"Btw lo tidur atau abis keujanan? Basah tuh baju!"

Sial!

Mimpi buruk karena terlalu memikirkan memang sangat berdampak buruk. Dan terjadi pada Axelle.

Mimpi nya terasa sangat nyata sampai Axelle mengusap mata nya yang berair.

"Mimpi itu lagi"

Sudah berulang kali mimpi itu muncul, Setelah Sandra di bawa ke rumah sakit. Ia menatap jari nya yang terpasang cincin.

"Kapan kamu bangun" lirih Axelle sambil mengusap cincin itu.

"Xel, lo tau? Sandra abis operasi ginjal. Lo kayanya tidur udah seminggu deh, ga ada kabar, hp mati, ini apartment lo gua bobol!" Kesal Gemma sambil melempar handuk ke arah Axelle.

"Bacot!" Celetuk Axelle lalu masuk ke kamar mandi.

Memang sudah beberapa hari ini, Axelle selalu di hantui mimpi itu yang membuat ia tidak bisa tidur. Jika ia memaksa melanjutkan mimpi nya, ia akan terbangun dengan air mata dan keringat yang bercucuran.

Ingin Axelle ikut membaringkan tubuh nya di samping brankar Sandra. Jika Sandra pergi, ia akan ikut pergi.

★★★

Saat di rumah sakit Axelle dan Gemma melihat banyak suster dan dokter yang berlarian kesana kemari.

"Lo yakin Sandra udah selesai operasi?"

"Yakin gua!"

"Siapa yang donor?"

"Hamba Allah!" Axelle memberhentikan langkah nya dan Gemma ikut berhenti lalu menatap Axelle.

"Serius, katanya dia gaboleh ada yang tau. Udah, gua yakin dia orang yang baik kasih ginjalnya buat Sandra" Gemma menarik tangan Axelle dengan cepat agar segera sampai di ruangan Sandra.

"Lo masuk, gua tunggu di luar"

Axelle masuk kedalam, kondisi Sandra masih sama seperti beberapa hari yang lalu beda nya ada perban baru di tubuhnya. Mungkin itu bekas jaitan.

"Sandra aku masih disini nunggu kamu" lirih Axelle sambil mengelus hidup mancung Sandra.

"Maaf ga bisa nemenin kamu operasi tadi, tapi sekarang aku ada disini buat nguatin kamu supaya kita bisa bersama"

Axelle mengelus hidung Sandra dan beralih ke pipi dan terakhir kening nya. Lalu mencium kening Sandra.

Sampai suara yang Axelle benci terdengar nyaring.

TIIIIIIIIIIIIIIIIT

Axelle mengangkat kepalanya lalu segera memencet tombol darurat.

Ia takut semua mimpi nya akan terjadi.

Dokter Hans segera mengambil tindakan cepat dengan menggunakan alat defiblirator berharap masih ada sisa harapan agar takdir bisa berubah.

Setelah menyala, dokter Hans menempelkan alat itu di dada Sandra, hingga tubuh nya terangkat beberapa kali.

Dokter Hans melirik mesin EKG yang masih lurus, tidak ada perubahan.

Axelle menjambak rambut nya dengan sesekali berteriak kencang.

Arrrggghh

Ga mungkin!

Ia bergeleng kecang sambil menjambak rambut nya. "Ga mungkin" lirih Axelle dengan mulut bergetar.

Semua alat yang ada di tubuh Sandra di lepas karena tidak ada yang harus di perbuat lagi.

Gemma menarik Axelle ketika suster melepas Infus nya "Dia udah ga ada Xel!"

Axelle mendorong Gemma lalu menghampiri Sandra. Menggenggam kuat tangan Sandra yang dingin.

"Plis bangun, Ayo bangun!!" Lirih Axelle dengan pelupuk mata yang sudah banjir dengan air mata.

Ia mencium tangan Sandra berkali kali "Kamu ga boleh ninggalin aku San!"

Tubuh Sandra kejang kejang sampai Axelle harus menahan tubuhnya dengan air mata yang terus mengalir deras.

Sandra melebarkan mulutnya dengan mata tertutup sampai Sandra kembali bernafas, dengan nafas terbata bata.

HAH!

HAH!

HAH!

Sandra menghela nafas jari jari nya bergerak, mata nya terbuka sedikit dan nafas nya memburu "K-kak"

Axelle mendongak menatap Sandra air mata nya terus membanjir saat Sandra membalas genggamannya.

"Makasiii"

"Thank you and I love you!" Lirih Axelle dengan mulut bergetar.

ini beneran tamat

gimana kemarin aku prank haha.

Semoga suka untuk epilog nya yeay akhirnya selesai, Makasii ya yang udah ikutin cerita ini.

DADAH GAES!

btw kalo aku publish cerita baru kalian mau baca ga?

sorry aku revisi sedikit!


I'm  A x e l l e ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang