07. Masalah?

188 29 123
                                    

ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ
Mas Salman
ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ




Pagi-pagi sekitar pukul empat Chacha sudah bangun. Biasanya, sebelum dia menikah dia bangun pukul setengah enam. Tapi karena sudah menikah dan harus mengerjakan ini dan itu, dia harus bangun pagi.

Dia mulai merapikan ranjangnya. Selesai merapikan kamar, dia mengambil keranjang cucian kotornya. Lalu dia menaruhnya di depan mesin cuci.

Kemudian dia membuka kamar Salman hendak mengambil keranjang baju kotor Salman. Chacha memang tidak suka Salman. Tapi setidaknya dia mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, layaknya seorang istri pada umumnya.

Setelah mencuci baju dengan mesin cuci, gadis itu mengambil seragamnya dan membawanya ke kamar mandi. Dia harus mandi pagi-pagi ini.

Hanya butuh lima belas menit, gadis itu telah selesai mandi. Badannya agak menggigil karena belum terbiasa mandi pagi. "Anjir... Dingin bangett gilak. Coba aja kalo gue belum nikah, gue masih bocan jam segini." monolognya.

Setelahnya, dia ke dapur. Bingung harus sarapan apa. Dia kan tidak bisa memasak, dan hanya bisa merebus air, membuat mie, dan membuat minuman. Menghela nafas, akhirnya Chacha search di google cara memasak sarapan yang cepat dan simpel.

Akhirnya pilihannya jatuh pada nasi goreng. Gadis itu memulai mempersiapkan bahannya. Sesekali dia melihat prosedur pembuatannya di ponsel.

Sementara di kamar Salman, pria itu terbangun karena alarm di HP sekaligus suara bising dari dapur. Salman beranjak dari tidurnya, dia mengusap wajahnya menunggu kesadarannya kembali. Setelah itu dia keluar dari kamar. Mencium bau harum dari arah dapur. Oh, apakah Chacha sedang memasak?

Kini pria itu datang ke dapur. Melihat istrinya yang sibuk dengan peralatan masak di tangannya. Bahkan istrinya itu memasak dengan seragamnya. Dia menghampiri Chacha.

"Cha?"

Yang dipanggil menoleh, lalu sibuk memasak lagi. Seakan dia tak peduli jika suaminya berdiri di sampingnya.

"Mau dibantuin?"

"Gausah." Chacha menjawabnya dengan nada yang dingin.

Salman mengulum bibirnya. "Yaudah, saya mau Sholat Subuh dulu. Kamu udah sholat?"

"Ntar."

Salman mengangguk, "Habis ini sholat ya. Saya imamin." ucapnya lalu mengusap kepala Chacha dan di respon dengusan oleh Chacha.

Salman pun mengambil air wudhu. Chacha melirik suaminya yang pergi ke ruang khusus mencuci dan wudhu. "Pegang-pegang melulu dari kemarin."

Hey Chacha, Salman kan suami kamu.

Setelah nasi goreng jadi, gadis itu mencicipi nasi goreng buatannya. Agak asin sih, tetapi lumayan lah untuk pemula seperti Chacha. Kemudian dia meletakkan semua peralatan masak yang kotor ke wastafel.

Dia pun beranjak ke kamar hendak mempersiapkan kebutuhan untuk sekolahnya nanti. Namun baru tiga langkah, dia bertemu Salman yang wajah, rambut, dan tangannya basah terkena air wudhu. Entah kenapa Salman ketampanannya bertambah berkali-kali lipat.

Apalagi saat dia menyibakkan rambut basahnya kebelakang. Author pun menjerit.

Tapi berbeda dengan Chacha yang agak bergidik melihat Salman. Dia pun mengacuhkan pria itu namun kalimat selanjutnya, membuatnya berhenti.

Mas Salman •Park Serim•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang