Untung aku tugasnya baru dikit hari ini:)
ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ
Mas Salman
ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍIwan menggelengkan kepalanya dengan agak tertegun. Melihat tujuh pemuda yang tengah ribut di kamarnya. Sampai kamarnya berantakan seperti kapal pecah. Oh, bukan kamarnya saja yang berantakan, tetapi ruang tengah juga berantakan.
Dua orang pemuda di ranjangnya bermain game online dengan asik dan juga berisik karena mereka terus beradu mulut. Dua orang di ruang tengah yang sedang bermain PS dan terkadang juga lempar-lemparan cemilan. Dan tiga orang juga disana yang tengah berebut cemilan.
"Njir! Min! Ngapain lo nembakin gue goblok?!" seru dua curut yang tengah rebahan di ranjang Iwan. Pemuda yang lebih tinggi itu menampar lengan pemuda yang satu, yang tengah terbaring di sebelahnya.
"Santai cok! Gausah nampol segala! Gue tampol pala lo sampe kebelakang, ga balik-balik gue sukurin!" balas pemuda yang berwajah menggemaskan. Namun kata-katanya tidak.
"GOOOLLL!!" sorak pemuda paling tinggi di ruang tengah saat dia berhasil membobol gawang milik pemuda paling kaya. Dia mengangkat kedua tangannya tinggi sembari bersorak dan berjoget ala toktok.
"Alah, paling lo cuma hoki doang hari ini." balas pemuda yang masih duduk, dengan gelar Raden di namanya. Memandang pria tinggi di sebelahnya dengan tatapan malas.
"Ilih, piling li cimi hiki diing hiri ini." Ali meniru kata-kata Mogu dengan lagak seperti anak-anak yang sedang mengejek kakaknya.
"Rese lo Li! "
Mogu mengambil segumpal kacang polong dan melemparkannya pada Ali. Ali mengambil bantal sofa dan menutupi wajahnya agar tidak terserang tembakan kacang polong. Lalu setelah serangan dari Mogu, Ali membalas dengan pukulan bantal sofa. Dan mengenai tepat di wajah Mogu.
"Anjir lo!" dengus Mogu. Dia pun membalas Ali dengan memukul bantal sofa juga, mengenai tepat di kepala Ali.
Dan terjadilah perang bantal antara Mogu dan Ali.
Sementara tiga manusia lain yang ada di ruangan tengah sedang sibuk berebut cemilan. "Ri! Bagiin lah kentangnya!" seru pria yang lebih tua darinya.
"Enak aja! Gue yang beli! Lo kalo mau, mending beli sendiri sana!" balas Ari lalu melahap sekeping potato chips. Dia menjauhkan bungkus snack yang masih banyak isinya dari kedua temannya itu.
"Medit amat! Kalo medit lubang idungnya sempit!" balas pria yang lebih tua.
"Kang Ari, kamu teh jangan pelit-pelit atuh, kalo sama temen teh berbagi." ucap pria yang lebih muda dari Ari.
Namun Ari tidak peduli. Dia membelakangi kedua temannya dan memonopoli snack nya sendiri. Tanpa mau berbagi.
Diam-diam, Ruby menarik snack milik Ari. Dan Ari sendiri pun tak mau kalah, dia ikut menarik snack miliknya dan terjadilah tarik menarik yang berujung dengan sobeknya bungkus, serta snack Ari yang berceceran di lantai.
Ruby memunguti kepingan-kepingan snack dengan rakus. Sementara Ari sendiri mendengus kesal melihat semua snack nya tumpah dan tak menyisakan satu pun di bungkusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Salman •Park Serim•
Fanfiction[SELESAI] Tentang Chacha, yang menikah muda dengan pria yang tidak diduga. Pria yang bahkan hanya dia kenal dalam H-2 pernikahan mereka. Ini mengajarkan kita supaya besok tidak menjadi istri yang durhaka. Nb: Klo ga vomment, gausah baca sekalian!