Gaaaiiss:)) kalian kesel sama aku kah? :)
Ya... Gmn ya? Aku udah rencanain ini dr awal buat book ini sih, plus pas awal dulu banyak bat dr kalian yg bilang "Salman sama gue aja sini, Ih dr pada sma Chacha mending Salman sama aku, dll"
Nah karena keinginan kalian begitu, makanya aku kabulin:) skrg kan dia ga ada pawang:)
ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ
Mas Salman
ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ[Flashback mimpi Salman, aku lupa kasih scene ini kemarin:v]
Di hamparan hijau rerumputan yang terasa dingin di tubuh mereka. Dan angin semilir yang menerpa, terasa sangat nyaman. Wajah mereka menghadap ke langit biru pastel yang cerah. Ditemani dengan gumpalan putih yang menghiasi langit.
Pasangan itu berbaring di atas rerumputan, sebelah tangan sang pria dijadikan bantalan untuk si gadis yang berstatus istrinya. Namun gadis itu dengan tiba-tiba terbangun dari posisinya. Menarik suaminya untuk ikut terbangun. "Kenapa Cha?"
Gadis itu diam sejenak, memandangi ke depan sana. Lalu dia menoleh, dan tersenyum pada suaminya. "Kayaknya udah waktunya,"
Kernyitan samar mulai menghiasi dahi si pria. Dia tak mengerti maksud dari ucapan itu. "Maksud kamu?"
"Waktunya aku... Titip anak-anak ke Mas Salman." jawabnya. Pria itu diam sejenak, hatinya menolak semua ucapan yang keluar dari bibir mungil istrinya. "Kamu ngomong apa sih? Kamu ga perlu titipin mereka ke aku, kita yang akan rawat mereka."
Gadis utu tetap mempertahankan senyumannya, lalu dia menggeleng pelan. "Engga Mas. Mas sendiri yang harus rawat mereka dan jagain mereka."
"Cha, kamu tega ninggalin mereka? Mereka belum liat kamu, mereka masih butuh seorang ibu."
"Mas kan bisa..." ucapan gadis itu menggantung. "Cari pengganti aku," entah, rasanya sangat berat saat mengatakan ini. Sedih sekali rasanya.
"Cari bunda buat mereka... Yang lebih baik dari aku. Dan Mas juga bisa, cari perempuan yang bisa jadi istri yang baik buat Mas. Dan lebih baik dari aku," lalu kepala gadis itu menunduk. Bahunya bergetar dan perlahan di selingi suara isakan. Setelah beberapa saat, dia kembali menegakkan kepalanya menatap tepat pada suaminya.
"Maaf aku belum bisa jadi istri yang baik buat Mas. Maaf kalo dari dulu aku selalu nyakitin perasaan Mas." ucapnya dengan sesunggukan. Air mata pria itu turut mengalir sesaat setelah istrinya menangis.
"Ga, Cha. Kamu istri yang baik buat aku." tangannya mengulur dan mengusap bekas air mata istrinya dengan ibu jari. "Apapun yang udah kamu lakuin ke aku dulu, udah aku lupain. Aku anggap semua itu ga pernah terjadi." lanjutnya.
"Tapi satu yang aku minta, tolong jangan tinggalin aku dan anak-anak."
Setelah kalimat terakhir terucap dari bibir suaminya, Chacha mengalirkan air matanya lagi. Jujur dia sulit untuk meninggalkan empat orang yang penting dalam hidupnya. Tetapi apa daya sudah kehendak dari Yang Kuasa. "Maaf, tapi aku gabisa." gadis itu menurunkan tangan suaminya dari wajahnya.
"Aku harus pergi sekarang, Mas jaga anak-anak ya? Maaf aku gabisa dampingi Mas." lalu sebelah tangannya mengusap rahang tegas suaminya. "Baik-baik sama anak-anak. Besok kalo Mas udah nemuin ibu buat mereka, jadi suami yang peka." lanjutnya diselingi tawa meski wajahnya masih berderai air mata.
![](https://img.wattpad.com/cover/229655590-288-k228204.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Salman •Park Serim•
Fanfic[SELESAI] Tentang Chacha, yang menikah muda dengan pria yang tidak diduga. Pria yang bahkan hanya dia kenal dalam H-2 pernikahan mereka. Ini mengajarkan kita supaya besok tidak menjadi istri yang durhaka. Nb: Klo ga vomment, gausah baca sekalian!