33. Setelah Badai

154 27 80
                                    

Haii... lama tak jumpa:) maapkeun kesibukan rl ku yaaahhh:))

 lama tak jumpa:) maapkeun kesibukan rl ku yaaahhh:))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nihh obat biar klen gk kesel ma aku:)
JIDATAN BRUUHH... PAK UDAH PAK, SINI SESEK LIATNYA😭









ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ
Mas Salman
ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍㅍ










Ketiga orang yang berada di tempat yang cukup sepi itu diam. Suasana hanya diisi dengan suara serangga yang tetap beraktivitas di malam hari seperti ini. Pria yang baru saja datang itu menghela nafasnya panjang.

"Kamu jangan nyimpulin semua itu sendiri Cha. Apa yang kamu denger tadi, sama sekali salah." ucapnya.

Di depannya sang istri hanya diam, dia mengalihkan tatapannya dari sang suami. Tetap saja dirinya tak percaya, dia sudah di bentak, dan suaminya juga jelas-jelas membela perempuan lain di depannya. "Mas ngapain sih kesini..." ucapnya lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Jemput kamu. Kita perlu bicara soal yang tadi." jawabnya dengan cepat.

"Apa sih yang perlu di bicarain lagi? Ga ada. Aku dah tau semuanya, Mas ga perlu bicara atau temuin aku lagi."

"Cha, udah berapa lama sih kita nikah? Satu tahun lebih kan? Kalo kamu pikir aku pura-pura jadi suami yang baik, kenapa bisa aku tahan sampe satu tahun lebih?"

Nah, disini Chacha kesulitan menjawab. Kadang dia juga berpikir sih, ada begitu lelaki seperti suaminya? Yang bahkan tidak tergoda dengan perempuan lain sekalipun. Bahkan perasaannya dia pendam selama bertahun-tahun hingga mereka menikah. Namun yang dia dengar tadi membuatnya berpikir dua kali tentang perasaan suaminya.

Hanya diam yang Salman dapatkan. Dia menghela nafasnya hingga suasana hening sejenak. Bahkan Mogu yang ada di antara mereka hanya diam menyaksikan. Tak berani menyela.

Akhirnya sang suami mendekat pada istrinya, menarik tangan istrinya dengan pelan. "Ayo kita pulang, bicarain ini di rumah." ucapnya. Namun tangan suaminya di tepis oleh sang istri dengan agak kasar.

"Gamau. Aku gamau pulang sama Mas, ga ada yang perlu di bicarain lagi Mas. Lupain aku, dan tiga anak anak Mas yang ada di perut aku." jawabnya. Dan tentu lelaki berdarah biru di antara mereka terkejut saat mendengarnya. Dia tentu paham betul apa yang dimaksud gadis itu.

"Cha, tolong. Kita pulang sekarang, bicarain semuanya.  Masalah ga perlu di selesaiin dengan cara kaya gini kan?"

"Ngga mau! Aku gamau pulang! Aku udah denger semua. Aku tau Mas pasti masih ada rasa juga sama dia kan? Aku tau Mas, dari cara Mas ngomong sama dia, cara Mas natap dia. Keliatan banget Mas gabisa move on dari dia!" Chacha agak meninggikan nada suaranya.

Mas Salman •Park Serim•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang