Ekhem!
PTS sudah selesai... Tapi event sekolah ga selesai²:))
So... Kalian dah siapin tissue?
Sip! Kalo udah... Soalnya jaga² kalo ada yg pilek, trs ingusnya meler kan repot:) plus, hp kan banyak banget bakterinya, jd mending megang pake tissue aja biar tangan ga kotor:))
Dah, capcus ke cerita!!
Btw sekalian dengerin lagunya juga ya! Wajib!
Ya biarpun rada² ga nyambung sih sma cerita kali ini:v Cmn nada plus ada beberapa yg menggambarkan cerita ini sihㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ
Mas Salman
ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍ=ㅍMalam ini sungguh malam yang begitu berat bagi keluarga besarnya. Semuanya gelisah menunggu kabar dari dokter yang menangani operasi. Baik dari orang tua pasien, kakaknya maupun sepupunya juga tengah duduk di depan ruangan dengan rapalan doa-doa yang tak henti-hentinya mereka ucapkan.
Berbeda dengan keluarga, justru suami dari pasien masih mengurung diri di mushola. Hatinya terus merasa gelisah dan takut kehilangan istri dan ketiga anaknya. Tentu dia tak siap kehilangan empat orang yang berharga dalam hidupnya.
Kilas balik memori tentang kenangan indsh mereka kembali terputar di kepalanya. Saat mereka tengah bermain permainan yang sering dia lakukan bersama kedelapan temannya, kini dia mainkan juga bersama istrinya.
"Mas udah aku ngalah langsung aja kalo mainannya begini." eluh istrinya.
"Ya jangan gitu, Cha. Gampang kok ini mainnya tinggal kamu nahan dan usaha ngalahin tanganku aja kan gampang." jelasnya. Tangan kanannya sudah bersiap, jemarinya membuka lebar seperti mengisyaratkan istrinya untuk menautkan tangannya.
"IH KAN AKU CEWE! TENAGANYA BEDA!" protes istrinya.
"Engga, nanti aku kurangin tenagaku kok." jawabnya. "Ayo, panco sekarang." ajaknya. Helaan nafas menjadi balasannya, sang istri terpaksa menautkan jemarinya ke tangan sang suami. "Ini kalo kalah ntar hukumannya apa?"
"Adalah nanti, kamu liat aja."
Perempuan itu bersiap, jujur sih dia yakin pasti kalah. Biarpun dia dulu sering membantu bunda mengangkat ember berisi air, tetapi tetap saja dia akan kalah melawan pria sekekar suaminya.
Singkat cerita, mereka memulai permainannya. Si istri menahan tangannya agar tak jatuh dan kalah. Dia juga berusaha menjatuhkan tangan suaminya. Sementara sang suami malah biasa saja saat istrinya berusaha mendorong tangannya. "Tambahin lagi tenaganya, Cha."
"INI UDAH POL!" terdengar seperti membentak tetapi karena dia tengah berusaha mengalahkan suaminya, dia jadi terbawa saat di ajak berbicara.
Suaminya malah menahan senyum, dia akhirnya melemaskan tangannya. Hingga tangannya jatuh dan kalah dalam permainan itu. Sang istri tak percaya dia memenangkan permainan ini. Rasanya aneh, pria sekekar suaminya dapat kalah dengan perempuan sekecil dia?
"Tuh... Bisa kan?"
Perempuan itu menggaruk tengkuknya, "Tapi kok bisa sih? Mas main curang ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Salman •Park Serim•
Fiksi Penggemar[SELESAI] Tentang Chacha, yang menikah muda dengan pria yang tidak diduga. Pria yang bahkan hanya dia kenal dalam H-2 pernikahan mereka. Ini mengajarkan kita supaya besok tidak menjadi istri yang durhaka. Nb: Klo ga vomment, gausah baca sekalian!