Penyihir Jahat Nekrós part 1

502 44 3
                                    

Nekrós, berarti kematian (Yunani)

.
.
.
.
.

Konon, jika seseorang memasuki Hutan Nekrós, ia akan berjumpa dengan seorang penyihir yang sangat jahat. Penyihir juga biasa disebut sebagai Penyihir Jahat Nekrós.

Penyihir itu akan membunuh orang yang ia temui dengan menyiramkan ramuan yang sangat beracun dengan bau yang sangat busuk, menyebabkan kulit korbannya mengelupas dan bernanah. Tak berselang lama, kulit itu akan mulai ditumbuhi oleh jamur beracun dan busuk yang menyerap seluruh daging dan darah sang korban. Lalu, dengan bahagia, sang penyihir akan mengambil jamur tersebut untuk ia jadikan bahan membuat ramuan beracun lainnya.

Semua orang yang tidak percaya atau suka meremehkan cerita itu satu persatu mulai menghilang dan tak pernah kembali lagi setelah memasuki Hutan Nekrós.

Tak ada yang ingin tahu maupun perduli tentang mereka.

Semua bencana itu disebabkan oleh diri mereka sendiri, bukan orang lain. Mereka adalah orang-orang yang sudah tak tertolong. Juga, tak ada yang berani untuk menjadi korban selanjutnya.

Setidaknya, itulah cerita yang biasa didengarkan oleh anak-anak di desa. Termasuk seorang anak kecil berumur lima tahun seperti Sasuke.

Uchiha Sasuke selalu menjadi anak yang baik dan penurut. Walau agak pendiam, ia memiliki wajah yang luar biasa menawan yang merupakan ciri khas keluarganya. Semua orang menyukainya dan baik kepadanya. Kehidupannya tenang dan damai seperti anak-anak seusianya.

Hingga pada suatu hari, ayahnya menikahi wanita lain. Ibunya menjadi gila dan pada usia Sasuke yang keenam, beliau menghilang. Seorang warga bersaksi bahwa sang Nyonya Uchiha itu berlari dengan tergopoh-gopoh masuk ke dalam Hutan Nekrós.

Ayahnya sangat menyesal hingga beberapa kali memaksa untuk memasuki hutan, namun orang-orang melarangnya. Ayahnya kemudian mengunci diri di dalam kamar dan tak seorangpun tau apa yang pria tua itu lakukan, bahkan Sasuke dilarang memasuki kamar ayahnya. Hanya ibu tiri Sasukelah yang bisa memasuki kamar itu.

Pada umur Sasuke yang ketujuh, karena tak ada orang dewasa yang mengawasi, ia yang dulunya adalah anak kecil penurut dan baik berubah menjadi anak kecil yang nakal dan bandel. Ia bahkan hampir membunuh teman sebayanya di sungai. Ibu temannya mengutuknya dengan kata-kata yang sangat kasar seakan-akan ia lupa bahwa Sasuke hanyalah anak kecil berusia tujuh tahun dengan hati rapuh tanpa kasih sayang.

Anak itu hanya menundukkan kepalanya sembari menggenggam tangannya. Tak ada yang memperhatikan bahwa tangan kecil yang seputih salju telah dinodai oleh darah merah.

Sasuke yang kesepian akan datang ke depan pintu kamar ayahnya. Ia selalu bercerita tentang kehidupannya yang menyedihkan, berharap ayahnya akan keluar dan memeluknya sembari mengatakan kata-kata menenangkan.

Tetapi, semua itu hanyalah angan seorang anak berusia tujuh tahun.

Sasuke menyandarkan punggung kecil rapuhnya pada pintu dingin itu. Tubuhnya basah kuyup.

"Ayah, Sasu rindu ayah dan ibu. Kapan kita berkumpul lagi?"

"..."

"Ayah, hari ini Sasu bermain bersama teman. Teman ini sangat baik, ia juga sangat naif. Hanya dia yang mau berteman dengan Sasu."

Cerita Random SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang