Black Rose part 3

181 28 3
                                    

.
.
.
.
.

Sakura menatap bunga mawar hitam yang berada di dalam tong sampah. Karin membuang bunga itu pagi ini dengan ekspresi marah. Namun, Sakura tidak mempertanyakan hal itu karena ia juga merasa tidak nyaman pada bunga-bunga ini. Itu seperti menatap dirinya sendiri.

Sakura pergi bekerja seperti biasa, dan sesampainya di kantor, ia segera disambut oleh Ino dengan tergesa-gesa.

Ino memegangi kedua pundak Sakura, "Sakura, kamu seharusnya istirahat di rumah. Kamu masih terlihat tidak sehat untuk bekerja."

Sakura, "Tidak apa-apa. Kondisiku sudah membaik, Ino."

Ino, "Apa boleh buat, aku akan membawamu ke restoran terenak di sini agar kamu bisa mengisi energimu kembali. Lihatlah lenganmu yang semakin tipis ini, aku tidak tahan!"

Sakura hanya terkekeh pelan.

Ino, "Oh ya, berita besar! Kamu tahu? Tuan Sasuke mencarimu pagi ini. Ia bahkan menyuruhmu untuk pergi ke kantornya! Apa yang terjadi padamu dan Tuan Sasuke? Kamu tidak membuatnya marah, kan?" Ucapnya berbisik pada Sakura.

Sakura mulai merasa gelisah. Ino mengantarnya ke depan pintu ruangan Sasuke dengan tatapan khawatir.

Akhirnya, Sakura memasuki ruangan itu dan melihat sesosok pria yang memunggunginya. Di tangan pria itu terdapat setangkai mawar hitam. Pemandangan ini membuat Sakura tercengang sesaat, namun ia segera kembali tersadar.

Sasuke berbalik dan memandang Sakura. Mereka berdua hanya terdiam beberapa saat sebelum Sakura memecahkan kesunyian aneh tersebut.

Sakura, "M-maaf, Tuan. Ada perihal apa Tuan memanggil saya?" Tanyanya gugup.

Sasuke akhirnya duduk di kursinya tersebut, kemudian dia berkata, "Kemarilah, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."

Dengan pelan Sakura menuruti kemauan Sasuke. Sesampainya di depan meja Sasuke, Sasuke langsung terkekeh pelan.

Sasuke, "Apa yang kamu lakukan di sana? Aku menyuruhmu untuk datang kemari, di sampingku. Bukankah kamu ingin mendengar tentang apa yang terjadi pada bajingan itu kan?"

Sasuke tersenyum, dan senyuman itu membuat Sakura tersadar. Wajar saja ia merasakan ketakutan pada pria ini, senyuman pria itu sangat mirip dengan apa yang ada di dalam mimpinya. Dan senyuman ini adalah senyuman yang sama dengan pria yang memukul kepala Neji.

Aroma mawar hitam, dan simbol dari kematian yang pria ini ucapkan, pria ini...

... berniat untuk membunuh?!

Dengan cepat wajah Sakura menjadi pucat. Batinnya meneriakkan kata lari dari hadapan pria menakutkan ini. Sontak Sakura langsung berlari ingin membuka pintu ruangan itu, tetapi entah bagaimana pintu itu terkunci.

Sakura panik dan menggedor pintu itu. Kemudian, tiba-tiba lengan seseorang terulur dan memeluknya dari belakang membuat Sakura benar-benar tidak bisa bergerak.

Sasuke menyesap aroma tubuh gadis itu dengan kuat, tak ingin melepaskan gadis yang ia inginkan. Ia berbisik di telinga gadis yang gemetar hebat tersebut, "Jangan lari lagi, itu membuatku sangat marah. Aku yakin kamu tidak ingin melihatku marah, bukan?"

Cerita Random SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang