Penyihir Jahat Nekrós part 2

301 46 2
                                    

.
.
.
.
.

Penyiksaan demi penyiksaan Sasuke rasakan setiap harinya. Tubuh kecilnya benar-benar hancur. Bekas luka lama dan baru bercampur. Kulit itu bahkan lebih kasar dari pekerja berat.

Wajah tampan itu kuyu dan kurus. Tampak seperti boneka kayu yang tidak bisa merasakan apapun.

Ia bahkan tidak tahu sudah berapa hari ia berada di dalam ruang bawah tanah.

Sasuke bahkan tak bisa mengenali dirinya sendiri. Ia merasa bahwa tubuh yang penuh luka itu hanyalah tubuh orang lain. Ia seperti penonton yang tidak bisa merasakan rasa sakit orang lain. Hanya bisa melihat.

"Membosankan. Kamu tidak menjerit? Kamu anak yang membosankan." Sang ibu tiri membawa tubuh Sasuke yang hanya mengenakan kain tipis ke dalam kandang.

Tak lama kemudian, beberapa penjaga masuk dan mengangkat kandang Sasuke. Ia tidak tahu dan tidak perduli apa yang ingin mereka lakukan. Sasuke hanya fokus pada rasa sakit di luka sayatan barunya yang memanjang sepanjang punggungnya. Kandang yang bergerak membuat luka itu bergeser akibat tubuh yang juga ikut bergerak.

Kandang di masukkan ke dalam gerobak setelah sebelumnya di tutupi menggunakan kain hitam.

Sasuke kehabisan cukup banyak darah. Pendengaran dan pandangannya mulai menjadi kacau. 
Dari luar terdengar suara mengerikan dari wanita yang paling Sasuke benci hingga ke inti tulang di sekujur tubuhnya. Suara itu terdengar sayup dan kurang jelas.

Namun, di sana ada satu kata yang dapat Sasuke dengar dengan jelas sebelum akhirnya ia kehilangan kesadaran.

Hutan Nekrós.
*****
Sasuke terbangun akibat rasa dingin yang merayap di sekujur tubuh.

Dia masih berada di dalam kandang yang ditutupi oleh kain hitam.

Mengabaikan luka yang begitu pedih, ia bangkit dan berjalan ke sekeliling kandang. Menemukan bahwa kandang tidak terkunci ia membuka kandang dan menyibak kain hitam.

Setelah kegelapan, muncul kegelapan lainnya. Bau kayu lapuk dan basah menyadarkan Sasuke bahwa ia berada di dalam hutan.

Ia perlahan berjalan dan duduk di bawah pohon yang begitu besar. Ia merasa bahwa memang mustahil untuk bertahan hidup. Tamatlah riwayat hidupnya. Ia menutup mata memasrahkan dirinya.

"Ho? Anak kecil?"

Sasuke terkejut dan langsung membuka matanya.

Di depannya terlihatlah sosok berjubah. Jubahnya entah berwarna apa karena terlalu gelap untuk dilihat. Jubah menutupi kepala hingga tak jelas apakah itu wanita atau pria.

Suara serak itu terdengar kembali.

"Ini hutan yang berbahaya dan ditakuti semua orang. Kamu sangat berani? Entah ada berapa nyawa yang kamu miliki?" Sosok itu terus berbicara. Ia lalu berjongkok di depan Sasuke.

"Kamu anak yang terlihat cukup baik. Orang tua ini sedikit tertarik. Mau ikut?" Sosok itu bertanya namun Sasuke hanya menatap kosong kepadanya.

Heran, orang tua itu mengangkut Sasuke layaknya karung beras.

"Arggh." Sasuke mengerang. Luka di punggungnya tersentuh oleh sang sosok aneh.

Sosok itu seakan tak peduli dengan rintihan Sasuke dan terus berjalan melewati jalan-jalan sempit di dalam hutan. Terkadang ia melewati semak belukar. Sasuke heran, apakah sosok itu berjalan secara membabi buta?

Cerita Random SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang