Black Rose part 4 END

248 37 2
                                    

.
.
.
.
.

Karin akan memimpin upacara ritual persembahan sekte sialan itu. Hinata keluar dengan membawa pisau berlapis emas dan perak khusus yang digunakan sebagai alat suci persembahan.


Seperti bisa, pemimpin sekte akan mengecek semua kebutuhan ritual, dan hanya satu yang kurang.

Manusia yang akan dijadikan persembahan kepada iblis Koráki.

Tetapi, Karin terlihat sangat tenang. Hinata dengan gugup berkata kepada Karin, "Pimpinan, umm... b-bukankah seharusnya... ada teman pim-pimpinan?" Tanyanya dengan cemas.

Karin tersenyum dan menepuk puncak kepala Hinata membuat sang empunya heran sekaligus malu.

Karin berkata, "Hinata, kamu adalah gadis yang baik. " Ucapnya yang membuat Hinata ingin menangis. Kemudian, Hinata memegang tangan Karin dan berucap pelan, "T-tidak, aku bukan orang baik. Pimpinan, tidak ada orang baik d-di sini..."

Karin, "Tidak semua... ah, tidak perlu cemas tentang pengorbanan kali ini. Itu... akan datang dengan sendirinya. Juga, kunci semua tempat keluar dari tempat ini. Aku hanya tidak ingin upacara suci ini terganggu." Ucapnya yang kemudian dianggukkan oleh Hinata.

Tak lama kemudian, peserta sekte mulai berdatangan. Mereka siap melakukan upacara tersebut. Karin tersenyum lebar. Dengan suara lantang, ia berkata, "Wahai para hamba Koráki yang terhormat, di sini kita berkumpul sebagai bentuk rasa hormat kita kepadanya yang melimpahkan kita harta yang suci ini. Jadi, mari kita mengorbankan... pengorbanan yang pantas untuk sang Koráki!"

Semua anggota sekte tersenyum dengan penuh keserakahan akan nikmat duniawi. Hinata menyalakan semua lilin dan meletakkan pisau emas dan perak tersebut kepada Karin. Semua anggota menunggu dikeluarkannya korban persembahan dan menyaksikan pengorbanan tersebut.

Namun, lama mereka menunggu, pengorbanan tersebut tak kunjung terjadi. Hingga salah seorang anggota sekte mulai gelisah karena upacara tersebut tak kunjung terlaksana. Waktu upacara juga semakin menipis. Orang tersebut bertanya kepada Karin, "Pimpinan? Kemana manusia yang akan dijadikan pengorbanan tahun ini? Tidak terlalu banyak waktu lagi sampai iblis Koráki datang mengambil persembahannya."

Setelahnya, semua orang yang ada di sana juga mulai ikut gelisah. Tak disangka Karin tertawa dengan keras.

Karin, "HAHAHAHA... Kalian benar-benar sangat lucu. Apakah kalian tidak melihat di mana korban pemujaan itu berada?" Tanyanya sarkas. Matanya menatap semua anggota sekte dengan dingin.

Seorang anggota sekte semakin kesal, "Di mana korban tersebut? Tidak ada siapapun di sini selain kita para anggota sekte... Ah?! Jangan bilang maksudmu... Kamu ingin mengorbankan kami semua?!" Dengan terkejut, semua anggota sekte saling memandang satu sama lain.

Hinata menatap Karin ketakutan, "Pi-pimpinan?"

Karin kemudian berucap kembali, "Kamu tidak salah. Aku mengasihi kalian semua, jadi... Bukankah kalianlah yang seharusnya aku korbankan?" Ucapnya dengan ekspresi puas.

Kemudian, Karin mengeluarkan kapak yang ia pinjam dari seorang paman di samping rumahnya. Dengan senyum mengerikan yang terpasang di bibirnya, Karin segera membantai hampir seluruh anggota sekte yang ada di sana. Tidak ada satupun anggota sekte yang bisa keluar dari tempat tersebut, menyebabkan pemandangan kolam darah yang indah.
.
.
.
Sasuke memegangi lengan Sakura yang semakin terlihat tipis, mengelusnya dan mengecupnya dengan penuh kasih sayang.

Tiba-tiba, Sasuke merasakan ada sesuatu yang sedang tidak beres terjadi. Orang-orang bodoh itu, apakah mereka melakukan kesalahan dalam upacaranya? Beraninya mereka mengacaukan ritual yang akan menyatukan Sakura dan dirinya!

Cerita Random SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang