boncabe lvl 15

297 27 9
                                    

7 tahun kemudian

"Arghhh...."Kamu menahan berat tubuhmu saat merasakan sakit luar biasa di daerah perutmu.

"Sayang.... Boleh tolong bangunkan papi? perut mima sakit...."seorang gadis berusaha hampir enam belas tahun itu menoleh ke arahmu dan bergegas berlari menuju sebuah kamar.

"Papiiii bangun!! Papiiii!!!! Perut mima sakitttt!!! Kayanya mima mau melahirkan"

Sayup kamu mendengar suara anak gadis tadi. Kamu mencoba duduk di kursi meja makan yang berada di dekatmu. Kamu menoleh kala mendengar langkah kaki mendekatimu, tapi kamu harus menelan kecewa karena yang menghampirimu adalah anak lelaki berusia dua belas tahun dan bukan suamimu.

"Papiiiii cepat!!!"Kamu terkejut kala anak tersebut berteriak di dekatmu.

"Jangan berteriak sayang...."ucapmu terlampau lemah.

"Mima mau apa? Mau Arion ambilin air putih? Atau apa?"tanya anak lelaki tersebut lagi dan kamu menggeleng.

"Coba panggil kakak sama papimu, suruh cepat ya?"ucapmu lagi dan anak lelaki tadi segera menghilang menyusul sang kaka membangunkan papinya.

●●●

"Karena pembukaannya terlampau lambat, kami berikan cairan induksi ya pak untuk istri bapak"

Setidaknya sudah tujuh jam kamu berada disebuah ruang rawat. Tetapi sejauh itu kamu baru melalu tiga pembukaan awal. Beberapa kali kamu menarik nafas panjang, mencoba menetralkan nafasmu dan mencoba mengabaikan rasa sakitnya.

"Gyu...."

Kamu memanggil Mingyu, suamimu. Mingyu duduk disebelahmu, tangannya mengusap puncak kepalamu menenangkan.

"Sakit, hm?"tanya Mingyu dan kamu mengangguk dengan air mata yang siap kapanpun akan tumpah.

"Kamu kuat kok! Kamu wanita paling kuat yang pernah aku tau. Bahkan Aleesha bilang, kalo udah dewasa nanti dia mau jadi kayak kamu"ucapan Mingyu membuatmu menangis.

"Kok nangis? Sakit banget? Mau aku panggilin dokter lagi?"tanya Mingyu dan kamu menggeleng.

"Maaf...."ucapmu lirih.

"Engga perlu minta maaf, kamu engga salah. Seharusnya aku yang makasih sama kamu, buat semuanya...."ucap Mingyu yang kemudian mengecup keningmu.

4 tahun yang lalu

Kamu masih betah di posisimu saat ini. Berjongkok di depan sebuah pusara yang selama tiga tahuh ini selalu kamu datangi. Kamu sesekali menyeka air matamu, tiga tahun bukan waktu yang singkat untukmu dalam menata hati dan kehidupanmu.

"Nu... Aku kangen kamu...."

Kamu kembali menyeka air matamu ketika menyadari ada langkah kaki mendekatimu. Orang yang sama yang selalu ada disampingmu selama tiga tahun ini. Orang yang bahkan lebih mementingkan kehidupanmu dibanding kehidupannya sendiri.

"Apa kabar?"

Kamu tau, orang tersebut sedang tidak berbicara padamu. Kamu menarik nafas panjang sebelum kembali berdiri disebelah orang tersebut. Air matamu masih sesekali keluar, terlebih ketika kamu mendengar ucapan seseorang disebelahmu.

"Maaf ya belum bisa buat dia bahagia.... Dia masih suka nangis, belum bisa ketawa lebar kayak dulu. Sesekali ketawa sih, kalo lagi ketemu Aleesha dan Arion..."

"Maaf ya belum bisa nepatin janji buat bikin dia bahagia... Mungkin saya harus berusaha ekstra keras buat bikin senyum itu muncul lagi...."

"Jangan khawatir... Saya pasti bakal buat senyum itu hadir lagi, walaupun harus menunggu dua bahkan tiga tahun lagi..."

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang