110-12

157 23 0
                                    


Breathin', but I've been dyin' inside
Nothin' new and nothin' feels right
Deja-vu, so I close my eyes
Let the demon sing me a lullaby
Today's a present that I don't want
So I'm wonderin' in this world
Am I really the only one
Who's been wantin' to hide out
From the sun and run?
-Day6, Zombie-

***

Kakinya melangkah dengan riang. Hari ini kelasnya berakhir sangat pagi. Seharusnya ada dua kelas hari ini tetapi dosen keduanya berhalangan masuk dan kelasnya akan dijadwalkan ulang. Tidak ada yang lebih indah dari hari Jumat hanya satu kelas dan keesokan harinya sudah libur. Senyum di wajahnya tidak luntur sejak tadi. Lesung pipinya yang tercipta sangat menarik perhatian mahasiswa lain yang berpapasan dengannya.

Cr : pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr : pinterest

Shita memindahkan tas kanvasnya ke bahu kanannya. Ia sangat bersyukur karena kampusnya tidak banyak mengatur cara berpakaian mahasiswanya. Untuk anak kesehatan seperti dirinya, ia tidak harus mengenakan kemeja dengan rok panjang. Cukup dengan pakaian rapi dan tertutup, yang terpenting bukan berbahan jeans dan wajib bersepatu yang menutupi sampai tumit kaki. Ia sempat memerhatikan pantulan dirinya di kaca salah satu cafe yang dilewatinya. Dress berwana biru telur asin dengan aksen bunga-bunga tampak manis di tubuhnya. Entah mengapa hari ini kebahagiaannya terasa dua kali lipat.

Shita mengerutkan keningnya bingung saat mendapati sebuah kotak berwarna emas berada di depan pintu apartemennya. Badannya sedikit membungkuk untuk mengambilnya.  Kerutan di dahinya semakin dalam saat dengan jelas ia bisa membaca tulisan di atas kotak itu.

Selamat ulang tahun, kesayanganku.

Dengan cepat ia membuka pintu apartemennya, setelah melepas sepatunya ia mendaratkan pantatnya ke sofa di ruang tamunya. Tangannya membuka kotak yang ditemukannya tadi. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering. Kotak itu tidak hanya mengejutkan bagi Shita tetapi berhasil membawa luka lama yang perih.

Shita memejamkan matanya sembari membuag nafasnya pelan. Ia memperhatikan lagi lembaran foto di tangannya. Seorang wanita dengan bayi di gendongannya. Shita sedikit kesal karena foto itu sengaja dipotong sampai leher wanita itu sehingga wajahnya tidak terlihat. Mungkin salah kirim? Karena Shita tidak yakin bayi perempuan di gendongan wanita itu adalah dirinya. Namun, ini bukan kali pertamanya menerima kotak tanpa nama seperti ini. Ia menyimpan foto itu ke dalam kemudian Shita mulai beralih ke sebuah surat yang juga berada di dalam box itu.

"Teruntuk perempuan yang hatinya sekuat baja. Perempuan dengan lesung pipit di pipinya. Selamat ulang tahun. Jangan bertanya dari mana surat ini berasal. Jangan pula bertanya siapa yang menulis surat ini. Saat membaca ini saya yakin, 20 tahun hidupmu benar-benar penuh beban. Namun, saya tidak pernah menyangka kamu akan sekuat ini. Teruslah bertahan, kebahagiaan selalu datang bagi seseorang yang berusaha. Sebenarnya, saya ingin sekali menjadi saksi rambutmu memanjang, menjadi saksi gigi pertamamu tanggal, atau bahkan hal kecil lainnya. Maafkan saya. Kita terlalu rumit untuk hidup bersama. Bertahanlah sebentar lagi. Kehangatan akan memelukmu. Andai, kita tidak terpisah seperti ini tentu saja hari ini saya akan membuat kue ulang tahun untukmu. Lalu kita bisa berbagi kue untuk meniup lilinnya. Selamat ulang tahun, seseorang yang ulang tahunnya sama dengan saya. Bertahanlah dan berbahagialah."

110 : Sweet ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang