110-17

120 18 1
                                    

Pulling old memories
Making their circles around your bed
Late A.M. is always when they always try and start their run
So come to me when no demons come

Give me your loneliness and I'll give you mine
Leave all your tears by your bеd side, and let's live a night
I know you feel a mеss and your pillow won't dry
You could come lay on me instead for a night
So the pillows dry themselves off

-Jae Day6 (Eaj) ft Keshi, Pillows-


***
Ia merasa tubuhnya lemas luar biasa. Jantungnya berdegub tidak beraturan, ia tahu dirinya sedang mengalami panic attack. Setelah sekian lama, hal itu datang lagi padanya. Ia menutup kedua telinganya sekuat mungkin. Shita merasa berada pada titik paling lemah. Potongan adegan remang-remang hinggap di tengah pusaran kepalanya. Nafasnya terengah-engah, ia tahu dirinya tidak boleh seperti ini. Dengan perlahan ia mengangkat kepalanya lalu membuka matanya perlahan. Seseorang di depannya masih setia menodongkan pistol ke arahnya. Ia menatap tangan orang tersebut sebelum semuanya benar-benar menghitam. Satu hal yang ia ingat, ia tidak merasa asing dengan tato di tangan orang itu.

"Ta, you're not okay."

Shita menggeleng pelan, ia tersenyum tipis ke arah Audrey. Sejujurnya, kepalanya amat berat. "Sekarang jam berapa?"

"Jam 7 pagi, stop! Nggak usah ngomong lagi. Gue tau lo mau bilang h-2 ujian blok kan?!" Audrey tampak menghela nafas panjang. Ia membiarkan Shita menatap sekelilingnya. Tidak hanya Shita yang heran, ia juga heran mengapa dirinya harus berakhir di sini. "Ini di apartemen Pandawa Lima. Jangan tanya gue kenapa. Gue nggak tahu. Serius Ta, gue emang beruntung banget ketemu mereka tapi lo nggak tahu kan gimana ribetnya Partha pas jemput gue tadi pagi?! Mana maksa banget tuh orang! Kenapa sih nggak Mahesa aja yang jemput gue?! Satu lagi, gue udah kaya orang gila maksa ke mari dari jam 2 malem tapi Brian enggak ngasih izin. Kalau lo mau tanya kenapa gue enggak nekat aja ke mari jawabannya ya udah pasti ini apartemen artis, gurl! Mana bisa gue sembarangan masuk!"

"Gue bahkan enggak ada keinginan nanya selengkap itu. Lo jatuh cinta sama Partha?"

"Ogah!"

"Siapa yang jatuh cinta sama gue?" Partha berdiri di pintu kamar dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana selututnya. Ia mengenakan hoodie berwarna abu-abu dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. "Ah, si ondel-ondel?"

"Ogah! Mana ada gue suka sama jamet bule kaya lo!"

"Gue juga enggak ngerasa ada gunanya sih kalau lo suka sama gue."

"Pergi nggak lo!"

"Gue baru punya fans kaya ondel-ondel, jadi kayanya gue tandain lo jadi fans kesayangan gue bakal seru sih, Dre."

"Pergi enggak lo!"

Audrey naik pitam. Ia bahkan sudah siap untuk melayangkan cakarannya kalau Partha masih mengganggu. Setelah kepergian Partha, Audrey kembali menatap Shita. "Gue baru tahu Pandawa Lima punya member yang gila kaya dia!"

"Siapa yang gila?"

"PARTHA GUE KAN UDAH NYURUH LO PERGI!"

Audrey menatap Shita dengan raut bingung ketika sahabatnya itu malah tertawa. Ia memutar kembali tubuhnya menatap pintu kamar. Matanya membulat. Serius rasanya seperti jantungnya langsung berpindah tempat ke telapak kakinya. Ia malu luar biasa!

110 : Sweet ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang