Part 6

2K 95 4
                                    

Pukulan terlontar,disusul tendangan,semua apapun jenis bela diri diperbolehkan disini

Hitungan adalah kesempatan
Jika bisa berdiri sebelum atau tepat waktu, kalian akan tetap mengahadapi Galang

Paksakan saja, berdiri sekuat tenaga, jika kalian bosan hidup😏

Tapi

"Brughhh" satu orang berhasil menjatuhkan Galang

Galang melontarkan kepalan tangan kewajah lawan, namun sayang tertangkis. Galang tetap melontarkan satu tangan lainnya, dan berhasil mengenai perut lawan

Pertarungan sangat sengit, bahkan Galang hampir kewalahan dengan tenaga dan energi yang dimiliki orang di depannya sekarang

Mungkin...
Orang baru, baru masuk sini

Biasanya tidak ada yang bisa membuat Galang sampai terjatuh. Galang mulai hati hati dan berkonsentrasi. Namun Galang tetap menikmati pertarungan ini. Sudah lama dia menunggu lawan yang sepadan dengannya. Hanya senyuman seringai yang terlukis di keduanya.

Cepat dan tepat, keduanya memiliki hal tersebut. Galang menatap wajah seseorang didepannya, berusaha mengingat seseorang di masa lalu. Ia yakin kalau dia pernah bertemu atau berjumpa dengan pria tersebut. Ketika dia  berhasil mengingatnya. Emosinya langsung meluap. Ia mulai meluncurkan berbagai serangan

Mulai tendangan, pukulan bertubi-tubi. Darah mulai terlihat di pelipis. Lebam dimana mana,dan mulut musuhnya itu hampir saja robek. Menandakan bahwa musuh
lebih dari KO.

Galang menyerat tubuh pria tersebut dari bawah ke tiang ring, sambil menyentuh leher pria tersebut dengan satu tangan besarnya. Menekan ibu jari tepat di nadi yang berada di leher. Membuat pria didepan nya nyaris kekurangan oksigen.

"Ngapain lu muncul nj**g? " Sarkas Galang

Sementara pria itu hanya menyeringai.

"Mungkin Gua kalah hari ini,dan sebelumnya. Tapi lu ga tau apa yang gua rencanain. Sekarang puas puasin diri lo. Karena gua bakal ngambil orang yang paling lu sayang dan lu bakal menderita selamanya"

"Apa maksud lo ? yang jelas!" Galang menguatkan ibu jarinya

"Bukan gue yang lemah tapi gue yang ngalah."

"Gua tau semuanya"

"Ban*s*t" Galang

Pria itu tertawa dengan keras, kemudian tidak sadarkan diri.
atau
pura pura tidak sadarkan diri

Galang langsung pergi dari arena ring, mengambil hadiah dan kembali kerumah seperti biasa

~**~

"Iraaa" Galang

"bang galang?!" Ira terkejut melihat  Galang dengan luka lebam yang sangat banyak, sementara Galang langsung memeluknya dengan erat. Ira membalas pelukan Galang

"abang kenapa?" ucap Ira dengan lirih

"udah makan ra?" Galang mengalihkan pembicaraan

"udah, abang kenapa?" kini Ira mengintrogasi abang nya tersebut

"ga papa adik galang" Galang sambil mencubit pipi Ira

"boong" Ira

"kotak P3K mana ra?" Tanya Galang

"Ga tau, Ira marah sama abang" Ira  membalikkan badan berusaha tidak peduli dengan abangnya, berharap abangnya itu akan minta maaf atau berjanji kepadanya.

"itu dia" Galang mengambil obat dikotak tersebut dan mulai mengobati lukanya.

Ira berusaha tidak peduli tapi tetap saja hatinya mengatakan bahwa dia harus membantu kakak nya tersebut.

"ih abang, lukanya dibersihin dulu" Ira

"ohhh" Galang melihat adiknya yang marah karenanya. Dia sangat suka melihat adiknya marah, sangat imut. Rasanya ingin sekali mengantongi adiknya membawa dan menjaganya kemanapun dia pergi.

"ga mau, abang ga ngerti" Galang berusaha mencari perhatian adiknya.

~**~

GALARA ✓✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang